Senin, 27 Mei 2013

Syndrom pada Anak

Ketika saya melihat-lihat berkas sertifikat milik sepupu saya, terselip sebuah catatan milik ibunya yang membuat saya penasaran ingin membacanya. Catatan itu memuat rangkuman sebuah seminar bertema macam-macam syndrom pada anak. Yang dijelaskan pada catatan tersebut ada empat jenis syndrom. Namun karena saya sudah lama sekali membacanya dan baru sekarang saya tulis, hanya tiga syndrom saja yang dapat saya ingat, yaitu syndrom imajinatif, syndrom kejenuhan, dan syndrom kelebihan energi. Syndrom-syndrom tersebut terjadi ketika anak sudah ada di ambang batas normal. Bagaimanakah ciri-ciri dari syndrom tersebut? Simaklah beberapa uraian di bawah ini:
  •  Syndrom imajinatif
Anak yang terkena syndrom imajinatif biasanya bercirikan suka bermain sendirian, berbicara sendirian, dan pendiam. Hal ini terjadi karena daya imajinasi anak pengidap syndrom ini sudah berada di ambang batas normal. Daya imajinasi anak ini berkembang pesat dibandingkan daya imajinasi teman sebayanya. Syndrom ini jika terus terjadi, akan sangat merugikan anak. Mengapa demikian? Karena anak lebih senang bermain sendiri dengan imajinasinya, dikhawatirkan ia tidak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya maupun masyarakat sekitar. Apalagi ketika anak masuk pada usia bersekolah, bersosialisasi dengan guru dan teman sebayanya akan berpengaruh pada prestasinya. Disamping itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial, yakni tidak akan bisa terlepas dari ketergantungan membutuhkan keberadaan orang lain. Lantas, bagaimanakah cara untuk mengatasi anak pengidap syndrom ini? Sebenarnya mudah saja, dengan mengajaknya berbicara dan bermain dapat menekan daya imajenasi anak yang berkembang pesat. Jika dalam pembicaraan anak masih berimajinasi terlalu luas, arahkan pembicaraan ke hal-hal yang lebih positiv dan realistis.

  •  Syndrom Kejenuhan
Lain halnya dengan anak yang mengidap syndrom kejenuhan, biasanya anak mudah jenuh dan cepat bosan ketika melakukan suatu pekerjaan. Hal ini mengakibatkan dampak buruk, seperti ketika ia melakukan suatu pekerjaan ia tidak menyelesaikannya, dan setiap apa yang dikerjakannya itu hasilnya akan setengah-setengah. Tentu jelas syndrom ini akan berdampak buruk bagi karir anak kelak dewasa. Mengapa syndrom ini terjadi? Biasanya syndrom ini terjadi ketika sesuatu yang belum dibutuhkan oleh anak sudah tersedia, dan ketika sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh anak tidak juga dipenuhi. Contohnya saja ketika anak belum meminta mainan mobil-mobilan, ternyata sudah di sediakan, maka jika ia diberikan mainan lain ia sudah bosan. Ataupun ketika anak sangat menginginkan dibelikan boneka, dan dalam waktu yang sangat lama keinginannya itu baru dapat terpenuhi, maka pada saat dibelikan, ia sudah bosan terlebih dahulu. Lalu, bagaimanakah solusinya? Pastikan orang tua mengetahui apa saja yang sudah dibutuhkan oleh anak. Jika ada hal yang belum di anggap penting untuk dipenuhi, maka janganlah memenuhinya. Contohnya saja jika anak tidak membutuhkan mobil-mobilan, maka jangan membelikannya sebelum anak ingin memainkan mainan tersebut, begitupun dengan sebaliknya.

  •   Syndrom Kelebihan Energi
Sesuai dengan namanya, syndrom kelebihan energi ini akibat dari anak yang mempunyai energi yang lebih dibandingkan teman sebayanya. Ciri-ciri anak mengalami syndrom ini adalah anak tidak mau diam dan ia suka aktif bergerak. Contohnya saja ketika di dalam kelas, ada seorang anak yang tidak bisa diam, berjalan kesana-kemari, terkadang menjahili temannya yang sedang diam dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami kelebihan energi. Hal ini sangat merugikan dirinya sendiri jika tidak diarahkan ke hal yang positiv, karena anak akan di nilai pengganggu, bandel, susah di atur, dan pada akhirnya akan di musuhi oleh temannya. Cara yang tepat untuk menekan kelebihan energinya itu adalah dengan mengarahkan hal-hal yang lebih positiv, seperti mengembangkan bakatnya dalam olah raga ataupun seni. Anak bisa di arahkan untuk mengembangkan kemampuannya dalam berolah raga seperti bersepak bola, basket, bulu tangkis, ataupun renang. Bukan hanya itu, banyak lagi hal yang dapat orang tua arahkan untuk anaknya.

Demikianlah beberapa syndrom yang saya ketahui. Tujuan saya menulis tulisan ini selain untuk mengasah saya dalam menulis, semoga bacaan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Terimakasih atas perhatian pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar