Jumat, 29 Maret 2013

Mashodir Tarbawi



Mashodir Tarbawi

A.  Pengertian
Kata “Mashodir” berasal dari kata Bahasa Arab yaitu “Masda” yang artinya sumber-sumber. Sedangkan kata “Tarbawi” yaitu berasal dari kata “Tarbiyah” yang artinya pendidikan. Jika kedua kata tersebut disatukan, yaitu “Mashodir Tarbawi” akan memiliki arti “Sumber-Sumber Pendidikan”.
Pendidikan  menurut Ki Hajar Dewantara adalah “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budipekerti (karakter, kekuatan, batin), pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam, dan masyarakatnya. [1] Banyak sekali yang berkenaan dengan sumber-sumber pendidikan, diantaranya ilmu, pengalaman, dan lingkungan yang kemudian akan dijelaskan pada point selanjutnya.

B.  Makna Tarbawi
Kata Tarbawi dalam konteks “Mashodir Tarbawi” diartikan sebagai “pendidikan”. Namun lebih dari itu, Tarbawi dapat juga diartikan dalam empat macam pengertian, yaitu sebagai berikut:
1.    Tazkia
Tazkia berasal dari kata zakat, sehingga dapat diartikan membersihkan diri atau mengeluarkan sesuatu yang tidak baik. Sehingga dapat disimpulkan Tazkia adalah usaha untuk membersihkan diri.
2.    Ta’lim
Ta’lim berasal dari bahasa Arab dan biasa digunakan dalam istilah “Majelis Ta’lim”. Perkumpulan majelis ta’lim biasanya terdapat proses seseorang yang tadinya belum tahu mengenai suatu hal menjadi tahu. Sehingga ta’lim adalah usaha untuk menjadikan seseorang tidak tahu menjadi tahu.
3.    Tarbiyah
Kata “Tarbiyah” berasal dari kata “Rabba” yang artinya menumbuhkan, atau sesuatu dari kecil menjadi tumbuh besar. Seperti  tumbuhan, yang tumbuh dari biji menjadi pohon besar juga bisa disenut tarbiyah. Berbeda pada manusia, yaitu tidak sekedar tumbuh, namun tumbuh dewasa sesuai dengan tujuan mendidik. Sehingga Tarbiyah adalah usaha orang yang tidak dewasa menjadi tumbuh dewasa.
4.    Ta’dib
Istilah Ta’dib diperkenalkan oleh “Najib AlAtas”, beliau berpandangan bahwa istilah “tumbuh” yang digunakan untuk tumbuhan dan hewan berbeda dengan manusia. Oleh karena itu dipakailah istilah ta’dib yang maksudnya untuk memberadabkan manusia. Sehingga ta’dib adalah usaha untuk menempatkan manusia pada posisinya.

C.  Sumber-Sumber Pendidikan
1.    Al-Qur’an
Sumber pendidikan yang paling utama adalah Al-Qur’an, di dalamnya terkandung pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Kemudian di dalamnyapun terdapat berbagai hikmah untuk dipelajari dan menjadi sumber pendidikan, salah satunya adalah yang tercantum dalam Q.S. Al-Luqman ayat 13:

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar".

2.    Ilmu
Ilmu adalah salah satu sumber pendidikan. Ilmu dapat dikatakan juga sebagai objek yang dikaji dalam pendidikan, dan subjeknya adalah pengajar serta peserta didik. Ketika seseorang semakin banyak menimba ilmu, tentunya ia akan memiliki wawasan yang luas. Hal tersebut dapat membentuk karakter manusia yang dewasa. Sehingga dapat dikatakan juga, semakin seseorang berilmu, maka ia semakin berpikir dewasa sehingga dalam melakukan sesuatu sesuai dengan posisinya berada.
3.    Pengalaman
Selain ilmu, pengalaman yang pernah dilakukan oleh seseorang dapat menjadi sebuah pelajaran. Apabila pengalaman yang pernah dialaminya kurang baik atau mengalami kegagalan, maka seseorang akan mencari faktor kegagalan tersebut agar tidak terjadi kegagalan lagi di kemudian hari. Sebaliknya, apabila pengalaman yang ia lakukan dapat membuahkan hasil yang baik, maka ia akan mengingat kembali faktor pendukung keberhasilannya agar dikemudian hari mendapatkan hasil yang serupa, bahkan lebih baik lagi. Berdasarkan kejadian atau pengalaman yang telah dilakukan tersebut, maka seseorang dapat menjadi lebih dewasa dalam bertindak. Berdasarkan uraian tersebut, maka sudah jelas bahwa pengalaman termasuk ke dalam sumber-sumber pendidikan.
4.    Lingkungan
Sumber-sumber pendidikan juga bisa didapatkan pada lingkungan, conthnya pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang paling mendominasi memberikan pengaruh terhadap seseorang adalah lingkungan keluarga. Seseorang sejak kecil akan diajarkan oleh orang tuanya tentang ibadah, sopan-santun, dan masih banyak lagi. Dari sinilah ia sudah mendapatkan sebuah sumber pendidikan.
Lingkungan sekolah tentunya sudah jelas di dalamnya merupakan sumber pendidikan. Dari sinilah peserta didik diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan nyata dalam bermasyarakat. Sehingga seseorang dapat menempatkan diri pada posisinya.
Begitupun dengan lingkungan masyarakat, banyak sekali kejadian-kejadian, atau pengalaman yang ada di masyarakat yang dapat mendewasakan diri seseorang dalam bersikap. Sehingga lingkungan masyarakat juga termasuk ke dalam sumber pendidikan.

D.  Teori Pendukung Pendidikan
Teori yang mendukung pendidikan banyak sekali macamnya, serta banyak sekali pendangan yang bersebelahan mengenai hal tersebut, salah satunya adalah keterkaitan pendidikan dengan faktor pembawaan, keturunan, dan lingkungan. Terdapat tiga teori yang berkenaan dengan hal tersebut,  dikutip dari buku yang berjudul Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. yaitu sebagai berikut:
a.    Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan perkembangannnya. Menurut Nativisme, pendidikan tidak mengubah sifat-sifat-sifat pembawaan. Dalam pendidikan, hal ini disebut pesimis paedagogis.
b.   Aliran Aliran Empirisme
Aliran ini mempunyai pendapat yang berlawanan dengan Nativisme, Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi menjadi manusai dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dalam pendidikan hal tersebut disebut optimism paedagogis.
c.    Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikolog bangsa Jerman William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia.


[1] Wawan. 2010. Pengertian Pendidikan. http://wawan-satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-pendidikan.html. 9-8-2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar