Minggu, 22 September 2013

Teringat Suatu Ketika...

Teringat suatu ketika, seorang anak yang begitu pendiam dan rapuh. Sebelumnya ia tak pernah pergi begitu jauh dari rumah di mana orang tuanya berada. Ia begitu rapuh dengan berbagai keterbatasan yang ia miliki. Sampai ia tak mampu lagi untuk berharap memiliki impian yang begitu tinggi. Ia begitu pasrah dalam segala usaha dan upaya yang telah ia lakukan karena belum mendapatkan hasil yang begitu signifikan. Keterbatasan fisik yang ia miliki membuatnya merasa rendah diri. Ia merasa berbeda dari teman-temannya, terlebih lagi dengan kondisi finansial yang ia rasa tidak mumpuni. Namun ketegaran dan kekuatan cinta serta do’a dari sekelilingnyalah yang mampu menguatkannya untuk tetap dapat hidup menghirup segarnya udara kemenangan.
Sudah cukup ia berada dalam titik nadir, ketika itu ia bangkit. Dalam sebuah tanya dan penuh kebimbangan, ia berharap dalam ikhlas. Ia sudah melakukan yang terbaik. Dan ketika seorang hamba mengikhlaskan suatu hal dengan penuh kepasrahan kepada Rabbnya, maka dijawablah segala penantian yang ia cari selama ini. Tantangan yang begitu besar harus ia hadapi sepenuhnya. Dengan rasa tanggung jawab dan semangat membara, ia langkahkan kakinya. Mencari ilmu di negeri orang. Ia tak kenal siapapun. Ia hanya sendiri. Namun Allah menunjukkan berbagai kemudahan untuk hambanya yang ikhlas menginginkan keridoan-Nya dalam mencari ilmu.
Orang tuanya begitu mengkhawatirkan keadaan fisiknya yang begitu lemah. Namun dalam do’a penuh harap, Allah menjawabnya dengan dikuatkannya fisik hingga mental yang begitu mumpuni. Dan suatu ketika ia kesulitan dalam finansial, Allah menurunkan rizqi-Nya melalui keberkahan pekerjaan yang telah di usahakan oleh orang tuanya.
Pada masa itu, saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, banyak hal yang baru ia alami. Salah satu hal yang paling berkesan ialah ketika ia pertama kalinya masuk ke dalam ruang laboratorium bahasa, ia baru pertama kalinya menggunakan headset dan seperangkat alat percakapan untuk menunjang pelajaran berbahasa Inggris. Di dalam laboratorium tersebut terpasang karpet yang begitu empuk. Dalam sebuah test, ia dibuat nyaman dengan udara yang sejuk dari pendingin ruangan yang ada di dalam laboratorium tersebut. Setelah itu, ia bermain olah kata dengan permainan scramble. Suasana pembelajaran yang begitu menyenangkanlah yang ia rasakan. Di tengah nyamannya proses pembelajaran dalam sebuah permainan tersebut, di dengarkanlah alunan lagu yang begitu menggugah: “You raise me up” yang dilantunkan oleh penyanyi Josh Groban. Ia begitu terkesan dengan lagu tersebut. Sampai ia meminta untuk dibelikan kaset oleh ayahnya.
Ketika itu, ayahnya mengajaknya pergi ke pasar untuk membeli kaset yang ia inginkan. Saat itu, teringatlah pula ketika ia pernah ke tempat itu untuk membeli kaset “A, Ba, Ta, Tsa” oleh penyanyi Neno Warisman. Dalam indahnya teringat masa lalu, kemudian ia tersenyum karena ia dapat kembali berada di tempat tersebut bersama ayahnya.
Suatu ketika, berbicara tempat jual-beli, yaitu pasar, iapun teringat ketika ia pertama kalinya dibelikan sepatu bergambar Power Ranger serta tas kecil bergambar Micky Mouse bersama ibunya. Sebuah kisah yang begitu mengahrukanpun selalu ia ingat. Dulu, ketika ia masih duduk di taman kanak-kanak, ia dan ibunya pergi ke sebuah warung di depan rumahnya. Ketika itu ibunya membelikan roti isi cokelat kacang. Meskipun tergolong murah dan tidak bermerk, namun ia begitu menyukai roti tersebut yang dibelikan oleh ibunya dengan penuh kasih sayang. Ia berpikir, roti yang ia makan nanti untuk bekal di sekolah bulanlah roti isi cokelat kacang biasa, namun roti isi cinta kasih sayang. Ia pun dibawakan minuman air putih dalam tempat minum yang lucu. Dalam sebuah kresek hitam, ibunya memasukkan tempat minum yang berisi air tersebut serta roti isi cokelat kacang.
Setelah ibunya mengantarkannya ke sekolah, ibunya kembali pergi bekerja berjualan. Ketika di sekolah, saat jam istirahat, semua anak dibimbing bu guru untuk membaca do’a sebelum makan. Namun sayang sekali, ketika teman-teman yang lain sedang asyik memakan bekalnya yang dikeluarkan dalam sebuah tas yang bagus dan di tempatkan pada tempat makan yang cantik, ia justru berdiam diri dan duduk diam begitu saja. Ternyata bu guru begitu peka melihatnya berdiam diri. Lalu didekatilah ia oleh bu guru dan di tanyai mengapa diam saja. Kemudian bu guru membuka bekalnya yang ada di dalam sebuah kantong keresek hitam itu, ternyata roti isi cokelat kacang yang ia bawa, sebagian basah terkena air dari tempat minum yang tidak tertutup rapat. Namun ternyata bu guru merespon positif, bu guru menenangkannya sampai menyuapinya meskipun mukanya sedih dan menangis. Kemudian setelah kejadian itu, ibunya mengetahui hal tersebut, lalu dibawakannya ia ke pasar untuk memilih tas mana yang ia sukai. Lalu ia memilih tas mungil bergambar Micky Mouse.
Dalam bayang masa lalu yang ia ingat, ia tiba-tiba kembali tersadar dalam nyata. Hari itu ia begitu bahagia karena ia dibelikan kaset album Josh Groban untuk mendengarkan lagu you raise me up. Sebelumnya, ia begitu tidak mengerti tentang bahasa Inggris. Namun melalui lagu itulah, ia mulai belajar dan terpacu ingin mengetahui makna dari lagu yang membuatnya terpukau. Dan pada akhirnya, sedikit-demi sedikit ia mulai memahami setiap kata dari bahasa Inggris.
 Maka, ketika ia kembali mendengarkan lagu dengan suara penyanyi Josh Groban, semua kenangan yang terekam pada saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama, semuanya terlihat jelas dalam memori ingatannya. Dan…. Ketika ia mengeluhkan hari ini, ia mengingat hari di mana ia berada di titik nadir yang pernah ia alami. Maka, tak ada alasan lagi untuk bersedih hati hari ini, karena perjuangan hari ini belum seberapa dengan bangkitnya semangat yang ia bangun setelah berada pada titik nadir itu…

Semangtlah… semangatlah… semangat….! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar