Rabu, 03 Juni 2015

Ibu Sang Pembangun Peradaban Dunia



Ibu Sang Pembangun Peradaban Dunia

Kedudukan seorang ibu sangatlah tinggi bagi anaknya. Ibu juga merupakan “sekolah pertama” yang diikuti oleh seorang anak sebelum ia mengikuti sekolah formal. Mengapa ibu dapat disebut dengan kalimat kiasan “sekolah pertama”? Karena seorang ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anaknya sehingga anak dapat belajar berbagai hal dari ibunya entah mulai dari hanya memperhatikan ataupun hingga mengikuti “gaya” ciri khas ibunya. Bahkan, seorang anak dapat belajar kepada ibunya tidak hanya di alam dunia saja, ternyata berdasarkan berbagai penelitian, seorang ibu dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anaknya sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, banyak literatur bacaan yang menyarankan bahwa bayi yang di dalam kandungan sebaiknya diperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk meningkatkan perkembangan otaknya sehingga meningkatkan kecerdasan bayi ketika terlahir nanti. Selain itu, emosi seseorang yang sedang mengandung akan sangat berpengaruh terhadap bayi yang di kandungnya, maka jika sedang mengandung, biasanya disarankan untuk tidak banyak mengeluh.
Setelah bayi lahir, dalam beberapa tahapan, alat indera yang dimiliki bayi tersebut mulai aktif dan berkembang. Maka, siapa yang selalu dilihat oleh sang bayi? Suara siapa yang selalu di dengar oleh sang bayi? Sentuhan siapa yang selalu dirasakan oleh sang bayi? Tentu saja jawabannya ialah “Ibu”. Oleh karena itu, seorang ibu memang merupakan orang yang paling dekat dengan anaknya. Ketika seluruh alat indera bertahap mulai berkembang, alat indera tersebut aktif merespon stimulus dari orang yang paling dekat yaitu ibu, maka segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang ibu merupakan materi belajar bagi anak. Oleh karena itu, biasanya seorang ibu yang memiliki anak meskipun masih berusia di bawah tiga tahun, sudah mengajarkan nilai-nilai kebaikan seperti ucapan-ucapan yang baik kepada anaknya. Apabila mendapatkan suatu kebaikan dari orang lain diajarkan mengucapkan “terimakasih”. Apabila melakukan kesalahan diajarkan mengucapkan meminta “maaf”. Apabila ingin berjalan namun terhalang orang lain mengatakan “permisi”. Jika anak tersebut ialah seorang perempuan maka diajarkan mengenakan kerudung agar terbiasa, dan masih banyak lagi hal sederhana yang dapat diajarkan pada anak namun sangat bermakna.
Hal-hal sederhana yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya sejak dini merupakan bekal anak dan menjadi pondasi dasar ketika dewasa nanti. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa peranan seorang ibu sangat penting dan kedudukannya sangat tinggi bagi anaknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakter seorang anak merupakan bentukkan didikan dari ibunya. Dapat dibayangkan bahwa ketika seseorang berusia dewasa selalu bersikap sopan, santun, ramah, bertutur kata baik, tentu hal tersebut merupakan buah dari hasil didikan ibunya. Sedangkan sebaliknya, apabila seseorang berusia dewasa namun perkataan dan tindakannya selalu kasar, hal tersebut merupakan buah hasil pembelajaran yang diajarkan oleh ibunya pula. Beberapa kasus ini sebenarnya terjadi karena terkadang terdapat kelalaian. Seorang ibu tentunya selalu mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anaknya, namun terkadang anak tersebut justru berkata dan bertindak kasar tidak sesuai dengan yang di ajarkan ibunya, mengapa? Hal tersebut bisa saja terjadi karena pembelajaran nilai-nilai kebaikan yang diajarkan ibu kepada anak belum membentuk pondasi dasar karakter yang sangat kuat, sedangkan faktor lingkungan begitu dini dan cepat memberikan kontribusi berbagai nilai kepada anak sehingga anak tersebut tidak mampu untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian terlanjur menjadi kebiasaan.
Karakter merupakan bentukan dari suatu kebiasaan. Apabila jutaan ibu berhasil mengajarkan anak membuat pondasi dasar nilai-nilai kebaikan, maka kebaikan tersebut akan terus biasa dilakukan kemudian menjadi karakter anaknya. Dapat dibayangkan jika jumlah ibu sukses tersebut berjumlah jutaan, dan jumlah masing-masing anaknya lebih dari satu, maka berapa milyar kebaikan yang lahir dari pelajaran yang diberikan oleh seorang ibu? Jika ada puluhan orang yang belum menjalankan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan ibunya karena terlanjur telah terbiasa terpengaruh oleh lingkungan, namun bermilyar orang telah menerapkan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh ibunya. Bermilyar orang inilah mampu memberikan pengaruh terhadap peradaban dunia. Karena bermilyar orang ini di didik oleh seorang ibu, maka ibu adalah sang pembangun peradaban dunia. Oleh karena itu hanya dengan ucapan terimakasih saja tidak cukup untuk membalas jasa seorang ibu, dengan berbakti padanya dan membahagiakannyalah mungkin setidaknya dapat membalas sebutir kebaikan seorang ibu dari segunung kebaikan yang telah diajarkannya. Hari ini sudah memberikan kebahagiaan berupa apakah kepada ibu? Ada yang ingin menjadi ibu? Sampai dimanakah kesiapan ilmu yang dimiliki untuk menjadi seorang ibu?

Cirebon, 3 Juni 2015
Vivi Sophie Elfada
‪#‎NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar