Kamis, 04 Juni 2015

Fenomenologi Sebagai Dasar Pemikiran Penelitian Kualitatif



Fenomenologi Sebagai Dasar Pemikiran Penelitian Kualitatif

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang tidak asing lagi di dengar, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir. Hal ini dikarenakan penelitian masih menjadi syarat kelulusan mahasiswa. Beberapa referensi menyebutkan, terdapat tiga jenis penelitian, yaitu 1) penelitian kuantitatif; 2) penelitian kualitatif; dan 3) penelitian kuantitatif-kualitatif (gabungan antara keduanya). Namun untuk penelitian jenis yang ke-3 masih menjadi banyak perdebatan di dalamnya, ada yang mengemukakan bahwa antara kuantitatif dan kualitatif merupakan suatu penelitian yang sangat berbeda dan berseberangan, sehingga di antara keduanya tidak bisa digabungkan. Namun ada pula yang beranggapan bahwa antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif merupakan penelitian yang saling melengkapi, saling mengisi kekurangan dengan masing-masing kelebihan, sehingga kedua penelitian tersebut dapat dikolaborasikan menjadi satu.

Terlepas dari perdebatan jenis peneletian yang ke-3, ternyata di mata masyarakat umum, penelitian jenis ke-2 yaitu penelitian kualitatif masih dianggap asing. Masyarakat umumnya memahami bahwa melakukan penelitian harus melakukan eksperimen atau percobaan-percobaan tertentu, harus adanya kelas perlakuan dan kelas kontrol. Sedangkan pandangan yang seperti itu merupakan pandangan prinsip dari penelitian kuantitatif. Maka, pandangan masyarakat umum dapat dikatakan bahwa masih asing dengan penelitian berjenis kualitatif. Tidak hanya masyarakat umum, bahkan yang masih menjadi mahasiswa pun masih ada yang terlihat asing dengan penelitian kalitatif, padahal tentunya mahasiswa mempelajari jenis-jenis penelitian dalam perkuliahannya. Hal ini terlihat dengan banyaknya anggapan bahwa penelitian kualitatif dipandang mudah sehingga dikatakan “enak ya kamu sih gampang, ga kayak aku” atau ada yang mengatakan “wah gampang banget, kalo aku jadi kamu sih aku cepet lulus” ada juga yang merespon “kok penelitiannya gitu?”.

Terlepas dari anggapan orang yang masih asing terhadap penelitian kualitatif bahwa penelitian kualitatif itu mudah, sebenarnya alasan bagi orang-orang yang memilih jenis penelitian kualitatif, bukanlah alasan soal kemudahan yang di cari sehingga “asal cepat lulus” namun, lebih kepada idealisme dan passion masing-masing. Cepat lulus tentunya menjadi dambaan bagi seluruh mahasiswa, namun “asal cepat lulus” rata-rata bukan menjadi prinsip utama bagi mahasiswa yang memilih penelitian kualitatif. Justru prinsip idealisme merupakan prinsip yang harus dimiliki mahasiswa yang memilih penelitian kualitatif. Mengapa bisa dikatakan idealisme itu sangat penting pada penelitian kualitatif? Karena peneletian kualitatif tidak bisa dilakukan dengan adanya “rekayasa” data, sehingga semua data yang diperoleh harus disampaikan seadanya, sebenar-benarnya, sejujur-jujurnya. Dalam penelitian kualitatif, jika suatu objek yang diteliti jelek, maka dikatakan jelek; dan jika bagus, maka dikatakan bagus, tidak bisa direkayasa yang jelek menjadi bagus atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan salah satu dasar pemikiran penelitian kualitatif ialah mengacu pada teori filsafat fenomenologi.

Filsafat fenomenologi mengajarkan bahwa segala fenomena atau kejadian yang “tampak” dapat dipelajari lebih mendalam. Dalam fenomenologi, tidak bisa langsung menyimpulkan suatu hal sesuai dengan yang “tampak” saja, namun perlu adanya “kajian” yang lebih mendalam dari suatu hal yang “tampak” tersebut sehingga barulah dapat dibuat suatu kesimpulan. Analoginya seperti ini, jika melihat kilat saat hujan, tentunya seseorang akan merasa takut. Pada fenomenologi, tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa kilat adalah sesuatu yang menakutkan. Namun, perlu adanya suatu kajian yang lebih mendalam pada sesuatu yang tampak, dalam hal ini yaitu kilat tersebut. Kemudian setelah diteliti lebih mendalam oleh para ilmuwan, ternyata kilat tidak hanya menakutkan seperti yang terlintas sekilas setelah melihat kenampakan kilat, namun kilat ternyata memiliki manfaat.

Di alam bebas, unsur oksigen selalu berikatan dengan sesamanya menjadi senyawa O2. Untuk mencari unsur O saja tidak ada yang bertebaran bebas sendiri di alam. Sedangkan ozon berbentuk O3, lalu bagaimanakah agar ozon terbentuk? Sedangkan lapisan ozon diketahui sangat bermanfaat untuk melindungi bumi. Lapisan ozon memang tidak bisa dibuat oleh manusia, dan lapisan ozon semakin lama semakin menipis bahkan bisa berlubang akibat ulah manusia yang melakukan aktivitas kehidupan menghasilkan gas emisi. Namun Allah telah mengatur keseimbangan alam di bumi, sebagian ozon dapat terbentuk dengan adanya kilat.

Kilat dapat membentuk ozon? Kok bisa? Ya, berdasarkan kajian penelitian yang lebih mendalam oleh para ilmuwan, kilat ternyata memiliki manfaat dapat membantu pembentukan ozon. Seperti dikatakan tadi bahwa ozon berupa O3 sedangkan di alam bebas yang bertebaran ialah O2 dan tidak ada unsur O yang berdiri sendiri, lalu bagaimanakah caranya O2 + O menjadi O3? Karena di alam bebas yang terdapat ialah O2 maka O2 yang lain harus diputus ikatannya sehingga menjadi unsur O yang berdiri sendiri kemudian akan berikatan dengan O2 sehingga menjadi O3. Pemutusan ikatan tersebut dapat terjadi ketika adanya hantaran listrik yang sangat tinggi, yaitu kilat. Dengan demikian, ozon dapat terbentuk ketika adanya kilat menyambar. Maka, kilat bukan sekedar sesuatu yang menakutkan, bukan? Namun kilat memiliki manfaat tersendiri. Oleh karena itu, sesuatu yang tampak tidak bisa disimpulkan begitu saja, namun perlu adanya kajian yang lebih mendalam lagi sehingga barulah didapatkan kesimpulan.

Prinsip filsafat fenomenologi inilah yang menjadi dasar pemikiran penelitian kualitatif, bahwa suatu objek yang diteliti dengan kenampakannya harus dikaji dan diteliti lebih mendalam lagi kemudian barulah di dapatkan suatu kesimpulan penelitian. Data dari objek penelitian tersebut tidak dapat direkayasa ataupun yang tiada di ada-adakan, namun harus sesuai dengan seadanya, sesuai dengan kenyataan. Jadi dari sini apakah masih asing dengan penelitian kualitatif? Semoga mulai terbuka ya...

Cirebon, 4 Juni 2015
Vivi Sophie Elfada
‪#‎NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar