Kamis, 27 September 2018

Ibu Rumah Tangga VS Ibu Pekerja, Manakah yang Lebih Baik?

Situasi 1: "Sarjanah kok nganggur di rumah aja? Bayinya kok ga langsung dipakein diapers aja? Kok bayinya dibedong? Anaknya kok kurus? Kok ga pake dot aja? Kok makannya ribet dikukus, disaring lagi, kok ga yang langsung seduh biar praktis? Kok anak banyak dilarangnya ga boleh main semaunya aja? Kok ngedidiknya ga kayak anaknya fulan? dan seterusnya, dan seterusnya."

__

Situasi 2: "Anak masih bayi kok tega ditinggal kerja? Bayinya sama siapa? Kok diapersnya sering diganti, ya boros dong, kalau anaknya si fulan nunggu sampe penuh dulu? Kok ga pumping aja? Kok udah langsung dikasih sufor aja, anak sapi dong? Kok makanannya sering yang instant? Kok anak mainan apa aja dibiarin aja sih? Kok anaknya ga kayak anak si fulan sih? Kok ngedidiknya gitu, kalau si fulan begini? dan seterusnya, dan seterusnya"

__

Inti dari situasi 1&2 di atas yaitu: apapun yang dilakukan seorang perempuan yang baru belajar menjadi seorang ibu tidak pernah lepas dari komentar yang mungkin seperti sederhana bagi yang mengucapkannya, tapi bisa menyakiti orang yang dibicarakannya. Bukan tentang terlalu baper, namun tentang peribahasa mulut lebih tajam daripada pedang itu memang benar ada, seseorang ternyata bisa terdzolimi hanya karena lisan yang tak terjaga. Maka, menjaga lisan adalah lebih baik daripada mengumbarnya. Diam menjadi lebih baik daripada berbicara kemudian menyakiti.

__

Hal yang lebih menyedihkan lagi ketika setelah didzolimi oleh lisan orang lain, kemudian mencari segala pembenaran bahwa pilihan yang telah diambil adalah yang paling baik dan kemudian menyudutkan pilihan yang diambil orang lain itu salah. Kemudian mulai mencari kawan yang senasib dan yang pro dengan pilihan yang sesuai, jika tidak sesuai dengan pilihan maka disudutkan salah. Akhirnya lama-lama saling menuding siapa yang paling benar dan paling salah. Lalu tanpa disadari hati yang dulunya sakit karena terdzolimi menjadi berbalik ikut mendzolimi. Astaghfirullah.

__

Iqra'! Bacalah! Perbanyak baca Al-Qur'an dan mentadaburinya adalah lebih baik daripada perbanyak merumpi yang berujung terdzolimi dan menzdolimi akibat lisan yang tak terjaga. Betapapun pedihnya didzolimi lisan yang merendahkan, biarlah hal tersebut hanya sebatas lisan di dunia bagi orang yang tak berpengetahuan. Jangan sampai balik menyerang dan kemudian apa bedanya orang berilmu dengan yang tidak. Karena Rasulullah tidak mengajarkan dendam. Justru seharusnya mari saling mendukung untuk membentuk generasi penerus yang sholih & sholihah meski dengan metode dan cara mendidik yang berbeda-beda. Mari merapatkan barisan untuk saling menguatkan membentuk generasi yang dapat meneruskan perjuangan Rasulullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar