Minggu, 12 Juni 2022

Melahirkan Normal VS Melahirkan Caesar - Part 2

 


Melahirkan Normal VS Melahirkan Caesar - Part 2


Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimusshalihaat. Segala puji bagi Allah Ta'ala, Tuhan alam semesta yang memberikan segala kemudahan. Maasyaa Allah akhirnya sesuai dengan janjiku di part 1 yaitu akan bercerita kembali tantang melahirkan caesar VS normal, akhirnya terealisasikan juga di part 2 ini.


Pada part 1 lalu secara garis besar tentang bahasan mom shamming, yaitu tentang kalimat-kalimat yang dapat menyinggung perasaan ataupun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mempermalukan pihak yang ditanya dalam konteks ini menjadi seorang ibu. 


Kali ini di part 2, aku akan bercerita tentang Kuasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahawa segala sesuatu di alam semesta ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Ta'ala, dan kita sebagai makhluk-Nya hanya bisa menjalankan kehendak-Nya dan wajib untuk mencari jalan mencapai Ridhla Allah Azza Wa Jalla.


Sebagai seorang ibu, tentunya ingin mempersiapkan segala kebutuhan bayi yang akan dilahirkan dengan maksimal. Mulai dari pakaian, alat mandi, hingga semua yang dibutuhkan bayi dipersiapkan dengan detil dan sempurna. Apalagi jika persalinan yang merupakan pengalaman kedua kalinya, sudah tergambar jelas apa saja yang dibutuhkan bayi dan juga sang ibu. Namun ternyata di sinilah letak hikmahnya. Sebenarnya ini terlalu personal dan jarang sekali untuk bercerita tentang hal yang personal. Namun karena di dalamnya terkandung hikmah dan diniatkan sebagai suatu jalan untuk berdakwah, Bismillahirrahmaanirrahiim semoga bisa menjadi cerminan untuk berbenah diri menjadi lebih baik lagi dan menjadi reminder pula untuk diri sendiri.


Alhamdulillah Allah Ta'ala memberikan kesempatan kepadaku untuk merasakan dua metode persalinan, yaitu secara normal dan caesar. Maasyaa Allah keduanya memang berbeda jauh metodenya, namun perjuangan keduanya benar-benar dirasakan sama-sama dahsyatnya. Jadi, tidak dibenarkan bahwa jika ada statement yang menjatuhkan harga diri seorang ibu yang melahirkan menggunakan metode salah satunya, tidak dibenarkan melahirkan secara normal lebih baik daripada caesar ataupun sebaliknya. Yang benar yaitu metode apapun itu adalah metode yang terbaik untuk menyelamatkan dua nyawa manusia, yaitu nyawa ibu dan nyawa bayi yang ada di dalam kandungan ibu. 


Pengalaman pertama bersalin membuatku lebih percaya diri untuk menghadapi fase tersebut. Semua sudah dipersiapkan dengan matang. Perlengkapan bayi, perlengkapan ibu setelah persalinan, dan tentunya segala treatment latihan baik fisik hingga psikis telah dipraktikkan agar mampu memberdayakan diri ketika bersalin. Mungkin karena pengalaman pertama sudah dilalui sehingga pengalaman kedua menjadi lebih percaya diri inilah akhirnya mendapat sebuah teguran langsung dari Allah Ta'ala. Khilaf dan jumawa, mungkin diri ini terlalu percaya diri dan sombong, maka persalinan berjalan tidak sesuai dengan yang dipersiapkan. Allah Ta'ala menyadarkan aku, bahwa hanya Dialah Yang Maha Membuat Rencana, Allah Ta'ala Yang Maha Berkehendak, alam semesta ini seraya bergerak tunduk atas perintah Allah Ta'ala. Tersadar dengan hal tersebut, berserah diri kepada-Nyalah merupakan sebuah kenikmatan tersendiri.


Allah Ta'ala pilihkan metode persalinan yang terbaik untuk menyelamatkan bayiku, yang sebelumnya aku sendiri sama sekali tidak membayangkannya melalui proses tersebut. Inilah yang menjadi titik balikku, bahwa manusia boleh berencana namun tidak boleh terselip sedikitpun rasa sombong, karena semua alam semesta ini sudah ada yang mengaturnya dengan lebih detil dan lebih sempurna yaitu Allah Azza Wa Jalla. Manusia hendaknya berserah diri menjalankan segala ketetapan Allah Ta'ala. Ketika tersadar hal tersebut, aku memohon ampun kepada Allah Ta'ala dan sekaligus bersyukur atas keselamatan nyawa anakku saat bersalin. Tiada yang lebih penting dari sebuah keselamatan. Metode apapun itu ketika bersalin, semuanya bertujuan baik untuk menyelamatkan nyawa. Maasayaa Allah sungguh besar karunia yang diberika Allah Ta'ala. Semoga sedikit cerita ini dapat menjadi suatu jalan bertambahnya keimanan kepada Allah Ta'ala. Aamiin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar