Minggu, 14 September 2014

Pendidikan Sebagai Ilmu

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata kuliah : Landasan Pendidikan Islam
Dosen : Endang Abdurrahman, M.Pd





Disusun Oleh :
Vivi Sophie Elfada           14111610113
Qulud                                14111620087

TARBIYAH
Tadris IPA-Biologi 1 B

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( I A I N )
SYEKH NURJATI CIREBON
2011



KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pendidikan Sebagai Ilmu” telah terselesaikan. Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Bapak Endang Abdurrahman, M.Pd selaku Dosen pembimbing mata kuliah Landasan Pendidikan Islam.
2.      Teman-teman yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada kami.
Dalam penulisan makalah ini kami memohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan di hati pembaca dengan makalah yang kami buat ini. Kami pun sangat mengharapkan saran dari pembaca untuk perbaikan dan kemajuan kami.



Cirebon, Oktober 2011




Penyusun






DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................        i
Kata Pengantar ...............................................................................        ii
Daftar isi ........................................................................................        iii
A.  Pendidikan Sebagai Ilmu .............................................................        1
1.      Definisi Pendid.......................................................................        2
2.      Definisi Ilmu ...........................................................................        4
B.  Studi dan Praktek Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan.....................        5
C.  Kesimpulan ...................................................................................        9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................        10




A.   Pendidikan Sebagai Ilmu
Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental dan mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Oleh karena itu kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan yaitu mendidik dan dididik. Dalam konteks ini kita tidak bisa mencampur adukan antara pengertian pendidikan sebagai tindakan manusia dalam usahanya membimbing manusia yang lain dengan pengertian ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.
Secara historis pendidikan jauh lebih tua dari pendidikan karena pendidikan telah ada sejak adanya manusia. Sedangkan ilmu pendidikan baru lahir kira-kira abad ke-19. Sebelum adanya ilmu pendidikan, manusia melakukan tindakan mendidik berdasarkan pengalaman, intuisi, dan kebijaksanaan[1]
Pendidikan menghasilkan perubahan yang mendasar pada diri seseorang. Dengan adanya pendidikan, kita akan kembali merobohkan tumpukan pasir jahiliyyah dengan menggantinya menggunakan nilai-nilai baru yang lebih baik yaitu menerapkan ilmu dalam pendidikan. Sebagaiman dalam Firman Allah SWT (Ar-Ra’d : 11) sebagai berikut:


Artinya:      “…..sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya kita dituntut dalam pencapaian ilmu dan pengamalannya, disini kita harus mencapainya dengan usaha-usaha yang ada dalam lingkungan kita seperti lambaga pendidikan. Karena jika bukan kita yang berusaha, maka ilmu itu tidak akan datang dengan sendirinya menghampiri kita.

1.    Definisi  Pendidikan
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningktkan nilai prilaku seseorang atau masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap manusia, terutama bagi anak-anak yang belum dewasa. Kewajiban ini harus dipenuhi setiap manusia, karena sejak ia dilahirkan memiliki berbagai ketidak berdayaan dan tidak serta-merta menjadi orang dewasa. Karena hal itulah manusia membutuhkan pertolongan, pembimbingan, dan pengarahan agar dapat mencapai kedewasaan. Bentuk-bentuk pertolongan tersebutlah termasuk kedalam kategori kegiatan pendidikan.
Setiap manusia dilahirkan di lingkungan keluarga, maka kegiatan kependidikan dimulai dari lingkungan keluarga. Ayah dan ibu bertindak sebagai pendidik yang kegiatan kependidikannya berlangsung secara alamiah dalam arti tidak direncanakan secara sistematik .
Perubahan dan perkembangan zaman dalam peradaban manusia telah membawa berbagai kemajuan yang berpengaruh terhadap cara dan usaha manusia dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu perubahan mendasar adalah terjadinya diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi antara lain berbentuk terwujudnya berbagai status dan strata dalam struktur masyarakat seiring berkembangnya diferensiasi status sosial dalam berbagai fungsi yang memerlukan keterampilan dan keahlian.
Keadaan seperti di atas mengakibatkan persoalan-persoalan masyarakat menjadi semakin kompleks dan keluarga semakin tidak mampu membantu anak-anaknya dalam mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan masyarakat. Kenyataan ini hampir terjadi pada setiap keluarga di seluruh pelosok daerah terutama di daerah perkotaan. Dari sinilah kemudian muncul kebutuhan baru untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya secara khusus dalam rangka menyiapkan mereka hidup layak bersama-sama orang lain. Respon yang timbul dalam memenuhi kebutuhan itu berupa usaha penyelenggaraan lembaga pendidikan dengan suatu organisasi yang teratur di luar lingkungan keluarga masing-masing. Kegiatan kependidikan diatur bersama-sama sehingga berupa kegiatan yang disengaja, berencana dan sistematik secara terarah.
Walaupun manusia dibekali dengan akal yang sehat dan fisik yang kuat, akan tetapi sebagai makhluk Allah ia memiliki kemampuan dan daya jangkau yang serba terbatas dalam usahanya untuk memenuhi tuntutan kemajuan dan harapan hidupnya. Manusia yang menyadari keterbatasannya, akan selalu berusaha dengan tanpa henti-hentinya melalui proses berpikir, bertindak, belajar, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hasil dari usahanya itu kemudian tumbuh perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat berupa nilai-nilai sosial, pola prilaku, organisasi, susunan lembaga masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial. 
Bangsa Indonesia yang tengah berupaya mengejar ketertinggalannya dari budaya dan perubahan sosial yang  mengglobal, aspek manusia merupakan bagian yang sangat menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berharap memperoleh kemajuan dan perubahan. Aspek yang diperlukan dalam upaya pencapaian tersebut adalah kualitas pendidikannya.
Pendidikan merupakan modal dasar dalam membentuk pola pikir dan pengembangan intelektual, pendidikan merupakan sarana penerus nilai-nilai, gagasan, dan penyempurnaan cara berpikir. Melalui pendidikan, manusia akan lebih mudah dalam membedakan sesuatu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang serasi dan mana yang perlu diperbaiki, mana yang mungkin dan mana yang tidak mungkin. Kegiatan pendidikan semacam ini dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, teratur, dan terencana guna membentuk sikap dan tingkah laku manusia kearah yang lebih baik. Begitu pentingnya keberadaan pendidikan, sehingga pemerintah secara serius memperhatikan segala bentuk aktivitas yang dilakukan masyarakat.

2.    Definisai Ilmu
Ilmu menurut Islam dapat didefinisikan sebagai wahyu yang diberikan oleh Allah kepada nabinya melalui Malaikat Jibril yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia ini.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan sebagai ilmu ialah perpaduan teori-teori ilmu yang diaplikasikan lewat pendidikan sehingga terbentuk keselarasan dalam pengamalan ilmu dan pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.



B.     Studi dan Praktek Pendikan dalam Ilmu Pendidikan
Studi pendidikan ialah kegiatan seseorang atau kelompok dalam upaya memahami pendidikan, ruang lingkupnya hanya sebatas pemahaman sehingga dalam kajiannya masih perlu bimbingan penerapan. Praktek pendidikan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik yang dipandang sebagai serangkaian kegiatan atau proses yang mencangkup bagaimana cara mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai sumber untuk mencapai tujuan pendidikan,
Pada studi dan praktek pendidikan dalam ilmu pendidikan diperlukan faktor yang dapat berpengaruh, diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.
1.    Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idenya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran yang menerapkan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Begitupun dengan guru, keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan bergantung dengan kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru memegang peran yang sangat penting. Pada proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tapi juga sebagai manager of learning (pengelola pembelajaran). Dengan demikian, efektifitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Begitupun dengan kemampuan dan kualitas guru adalah penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran.


2.    Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik perkembangan setiap anak.
3.    Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan perlngkapan sekolah. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain-lain. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Selain faktor-faktor di atas, dalam upaya pencapaian pendidikan diperlukan pula strategi pembelajaran yaitu siasat atau teknik dalam proses pembelajaran menurut Romiszowski sebagai suatu pendekatan menyeluruh dibedakan menjadi dua strategi dasar:
·      Ekspositori (Penjelasan)
Yang didasarkan pada teori pemrosesan informasi dan diskoveri (penemuan) didasarkan pada teori pemrosesan pengalaman belajar (eksperiental learning). Dengan demikian suatu pendekatan dalam pengorganisasian komponen-komponen pembelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
·      Metode Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif perlu adanya metode agar anak didik merasa nyaman dan tidak bosan serta dapat memahami apa yang disampaikan pendidik, diantaranya metode yang dapat diterapkan adalah:
1.    Metode Ceramah
Merupakan metode yang biasa diterapkan dalam proses pendidikan yaitu antara pendidik dan peserta didik terjadi hubungan komunikasi satu atau dua arah, biasanya metode ceramah ini digunakan untuk proses penjelasan terhadap peserta didik.

2.    Metode Demonstrasi
Metode ini biasanya diterapkan pada momen-momen tertentu misalnya acara pengenalan suatu organisasi atau pengenalan suatu praktikum, sehingga dalam rosesnya di atur dengan sedemikian rupa agar anak didik terpacu dengan apa yang kita demonstrasikan.

3.    Metode Discovery (Perjalanan)
Dalam proses pendidikan diperlukan kegiatan yang menunjang pemahaman terhadap materi, diantaranya menerapkan metode ini. Peserta didik ditunut memahami pengetahuan sekitar lingkungan dengan melakukan perjalanan. Biasanya metode ini sering diterapkan dalam berbagai lembaga pendidikan yang biasa disebut study tour. Selain peserta didik belajar, mereka juga dapat menikmati keadaan sekitarnya.

4.    Metode Do, Look, Learn
Metode ini serupa dengan metode praktikum, yaitu kita dituntut mempelajari sesuatu dengan apa yang kita lakukan (melakuakn percobaan) dan diamati dengan seksama sehingga apa yang kita harapkan dalam memahami suatu materi dapat dikemukakan dengan baik berdasarkan teori yang sudah ada ataupun dengan metode demikian kita mampu memperkaya diri dengan hasil yang kita lakukan dari percobaan tersebut.

5.    Metode Diskusi
Metode ini biasa diterapkan di jenjang yang tinggi seperti SMP/MTs, SMA/MA, dan perguruan tinggi (perkuliahan). Metode ini diterapkan untuk merangsang keingintahuan peserta didik dalam suatu materi dan melatih mereka dalam memecahkan suatu masalah serta melatih peserta didik agar aktif.

6.    Metode Studi Kasus
Metode ini biasanya diterapkan di bangku kuliah, yaitu bagaimana mahasiswa mampu menyelesaikan masalah dalam suatu wilayah dengan melakukan pendekatan dan kajian-kajian masalah kemudian melakukan tinjauan dan merumuskan solusi masalah sehingga tercapailah suatu masalah tersebut.




C.     Kesimpulan

Dari uraian dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pendidikan sebagai ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, seperti pendidikan berperan sebagai subjeknya dan ilmu sebagai ojeknya yang mampu menciptakan keselarasan dan memberikan  perubahan dalam diri setiap individu maupun kelompok.
2.      Pada studi dan praktek pendidikan dalam ilmu pendidikan harus terdapat dua komponen utema yaitu pendidik dan peserta didik. Praktek pendidikan ini memerlukan berbagai strategi yang meliputi berbagai metode di antaranya adalah metode ceramah,  metode demonstrasi, metode discovery, metode do,look,learn, metode diskusi, dan metode studi kasus.

















DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Jakarta: PT Rosdakarya, 1996.
Harefa, Andreas, Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2000.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008.
Taqiyuddin, Pendidikan Untuk Semua, Cirebon: STAIN Cirebon press, 2005.
Ulwan, Abdullah Nashih, Mengembangkan Kepribadian Anak, Bandung: PT RemajaRosdakaya, 1996.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Zuriah, Nurul, Pendidkan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Jakarta: PT Bumi aksara,2008.

  

1.   Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada, 2003)h:6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar