PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata kuliah : Landasan Pendidikan Islam
Dosen : Endang Abdurrahman, M.Pd
Disusun Oleh :
Vivi Sophie Elfada 14111610113
Qulud 14111620087
TARBIYAH
Tadris
IPA-Biologi 1 B
KEMENTERIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( I A I N )
SYEKH NURJATI CIREBON
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Pendidikan Sebagai Ilmu” telah terselesaikan. Dalam
penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak
Endang Abdurrahman, M.Pd selaku Dosen pembimbing mata kuliah Landasan Pendidikan
Islam.
2. Teman-teman
yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada kami.
Dalam penulisan makalah ini
kami memohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan di hati pembaca dengan
makalah yang kami buat ini. Kami pun sangat mengharapkan saran dari pembaca
untuk perbaikan dan kemajuan kami.
Cirebon,
Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................ i
Kata
Pengantar ............................................................................... ii
Daftar
isi ........................................................................................ iii
A. Pendidikan
Sebagai Ilmu ............................................................. 1
1. Definisi
Pendid....................................................................... 2
2. Definisi
Ilmu ........................................................................... 4
B. Studi dan
Praktek Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan..................... 5
C. Kesimpulan
................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................... 10
A.
Pendidikan
Sebagai Ilmu
Pendidikan merupakan fenomena
manusia yang fundamental dan mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia.
Oleh karena itu kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang
pendidikan tersebut sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan
yaitu mendidik dan dididik. Dalam konteks ini kita tidak bisa mencampur adukan
antara pengertian pendidikan sebagai tindakan manusia dalam usahanya membimbing
manusia yang lain dengan pengertian ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan.
Secara historis pendidikan jauh
lebih tua dari pendidikan karena pendidikan telah ada sejak adanya manusia.
Sedangkan ilmu pendidikan baru lahir kira-kira abad ke-19. Sebelum adanya ilmu
pendidikan, manusia melakukan tindakan mendidik berdasarkan pengalaman, intuisi,
dan kebijaksanaan[1]
Artinya: “…..sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan
bahwa sesungguhnya kita dituntut dalam pencapaian ilmu dan pengamalannya,
disini kita harus mencapainya dengan usaha-usaha yang ada dalam lingkungan kita
seperti lambaga pendidikan. Karena jika bukan kita yang berusaha, maka ilmu itu
tidak akan datang dengan sendirinya menghampiri kita.
1.
Definisi Pendidikan
Pendidikan
dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau upaya yang dilakukan secara sadar
dan sengaja untuk meningktkan nilai prilaku seseorang atau masyarakat dari
keadaan tertentu ke keadaan yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan
merupakan kewajiban bagi setiap manusia, terutama bagi anak-anak yang belum
dewasa. Kewajiban ini harus dipenuhi setiap manusia, karena sejak ia dilahirkan
memiliki berbagai ketidak berdayaan dan tidak serta-merta menjadi orang dewasa.
Karena hal itulah manusia membutuhkan pertolongan, pembimbingan, dan pengarahan
agar dapat mencapai kedewasaan. Bentuk-bentuk pertolongan tersebutlah termasuk
kedalam kategori kegiatan pendidikan.
Setiap manusia dilahirkan di lingkungan
keluarga, maka kegiatan kependidikan dimulai dari lingkungan keluarga. Ayah dan
ibu bertindak sebagai pendidik yang kegiatan kependidikannya berlangsung secara
alamiah dalam arti tidak direncanakan secara sistematik .
Perubahan dan perkembangan zaman dalam
peradaban manusia telah membawa berbagai kemajuan yang berpengaruh terhadap
cara dan usaha manusia dalam menjalankan kehidupannya. Salah satu perubahan
mendasar adalah terjadinya diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi antara
lain berbentuk terwujudnya berbagai status dan strata dalam struktur masyarakat
seiring berkembangnya diferensiasi status sosial dalam berbagai fungsi yang
memerlukan keterampilan dan keahlian.
Keadaan seperti di atas mengakibatkan
persoalan-persoalan masyarakat menjadi semakin kompleks dan keluarga semakin
tidak mampu membantu anak-anaknya dalam mempersiapkan diri untuk memasuki
kehidupan masyarakat. Kenyataan ini hampir terjadi pada setiap keluarga di
seluruh pelosok daerah terutama di daerah perkotaan. Dari sinilah kemudian
muncul kebutuhan baru untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya secara
khusus dalam rangka menyiapkan mereka hidup layak bersama-sama orang lain. Respon
yang timbul dalam memenuhi kebutuhan itu berupa usaha penyelenggaraan lembaga
pendidikan dengan suatu organisasi yang teratur di luar lingkungan keluarga
masing-masing. Kegiatan kependidikan diatur bersama-sama sehingga berupa
kegiatan yang disengaja, berencana dan sistematik secara terarah.
Walaupun manusia dibekali dengan akal
yang sehat dan fisik yang kuat, akan tetapi sebagai makhluk Allah ia memiliki
kemampuan dan daya jangkau yang serba terbatas dalam usahanya untuk memenuhi
tuntutan kemajuan dan harapan hidupnya. Manusia yang menyadari keterbatasannya,
akan selalu berusaha dengan tanpa henti-hentinya melalui proses berpikir,
bertindak, belajar, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hasil dari
usahanya itu kemudian tumbuh perubahan dalam berbagai bidang kehidupan.
Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat berupa nilai-nilai sosial,
pola prilaku, organisasi, susunan lembaga masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial.
Bangsa Indonesia yang tengah berupaya
mengejar ketertinggalannya dari budaya dan perubahan sosial yang mengglobal, aspek manusia merupakan bagian
yang sangat menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berharap
memperoleh kemajuan dan perubahan. Aspek yang diperlukan dalam upaya pencapaian
tersebut adalah kualitas pendidikannya.
Pendidikan merupakan modal dasar dalam
membentuk pola pikir dan pengembangan intelektual, pendidikan merupakan sarana
penerus nilai-nilai, gagasan, dan penyempurnaan cara berpikir. Melalui
pendidikan, manusia akan lebih mudah dalam membedakan sesuatu mana yang baik
dan mana yang buruk, mana yang serasi dan mana yang perlu diperbaiki, mana yang
mungkin dan mana yang tidak mungkin. Kegiatan pendidikan semacam ini dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, teratur,
dan terencana guna membentuk sikap dan tingkah laku manusia kearah yang lebih
baik. Begitu pentingnya keberadaan pendidikan, sehingga pemerintah secara
serius memperhatikan segala bentuk aktivitas yang dilakukan masyarakat.
2.
Definisai
Ilmu
Ilmu menurut Islam dapat didefinisikan
sebagai wahyu yang diberikan oleh Allah kepada nabinya melalui Malaikat Jibril
yang dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia ini.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dikatakan bahwa pendidikan sebagai ilmu ialah perpaduan teori-teori ilmu yang
diaplikasikan lewat pendidikan sehingga terbentuk keselarasan dalam pengamalan
ilmu dan pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
B.
Studi
dan Praktek Pendikan dalam Ilmu Pendidikan
Studi pendidikan ialah kegiatan
seseorang atau kelompok dalam upaya memahami pendidikan, ruang lingkupnya hanya
sebatas pemahaman sehingga dalam kajiannya masih perlu bimbingan penerapan.
Praktek pendidikan ialah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik yang dipandang
sebagai serangkaian kegiatan atau proses yang mencangkup bagaimana cara
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai sumber untuk mencapai tujuan
pendidikan,
Pada studi dan praktek pendidikan
dalam ilmu pendidikan diperlukan faktor yang dapat berpengaruh, diantaranya
adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, alat dan media yang tersedia,
serta faktor lingkungan.
1.
Faktor
guru
Guru
adalah komponen yang sangat yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idenya suatu
strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang
prajurit di medan pertempuran yang menerapkan strategi berperang untuk
menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu
sendiri. Begitupun dengan guru, keberhasilan implementasi suatu strategi
pembelajaran akan bergantung dengan kepiawaian guru dalam menggunakan metode,
teknik, dan taktik pembelajaran.
Dalam
proses pembelajaran, guru memegang peran yang sangat penting. Pada proses
pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa
yang diajarnya, tapi juga sebagai manager
of learning (pengelola pembelajaran). Dengan demikian, efektifitas proses
pembelajaran terletak di pundak guru. Begitupun dengan kemampuan dan kualitas
guru adalah penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran.
2.
Faktor
Siswa
Siswa adalah organisme yang unik
yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama
perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik perkembangan setiap
anak.
3.
Faktor
Sarana dan Prasarana
Sarana
adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap proses
pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan
perlngkapan sekolah. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara
tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan
menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain-lain. Kelengkapan
sarana dan prasarana akan membantu guru dalam proses pembelajaran, dengan
demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran.
Selain
faktor-faktor di atas, dalam upaya pencapaian pendidikan diperlukan pula
strategi pembelajaran yaitu siasat atau teknik dalam proses pembelajaran
menurut Romiszowski sebagai suatu pendekatan menyeluruh dibedakan menjadi dua
strategi dasar:
·
Ekspositori
(Penjelasan)
Yang
didasarkan pada teori pemrosesan informasi dan diskoveri (penemuan) didasarkan
pada teori pemrosesan pengalaman belajar (eksperiental learning). Dengan
demikian suatu pendekatan dalam pengorganisasian komponen-komponen pembelajaran
yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
·
Metode
Pembelajaran
Untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif perlu adanya metode agar anak
didik merasa nyaman dan tidak bosan serta dapat memahami apa yang disampaikan
pendidik, diantaranya metode yang dapat diterapkan adalah:
1.
Metode
Ceramah
Merupakan metode
yang biasa diterapkan dalam proses pendidikan yaitu antara pendidik dan peserta
didik terjadi hubungan komunikasi satu atau dua arah, biasanya metode ceramah
ini digunakan untuk proses penjelasan terhadap peserta didik.
2.
Metode
Demonstrasi
Metode ini
biasanya diterapkan pada momen-momen tertentu misalnya acara pengenalan suatu
organisasi atau pengenalan suatu praktikum, sehingga dalam rosesnya di atur
dengan sedemikian rupa agar anak didik terpacu dengan apa yang kita
demonstrasikan.
3.
Metode
Discovery (Perjalanan)
Dalam proses
pendidikan diperlukan kegiatan yang menunjang pemahaman terhadap materi,
diantaranya menerapkan metode ini. Peserta didik ditunut memahami pengetahuan
sekitar lingkungan dengan melakukan perjalanan. Biasanya metode ini sering
diterapkan dalam berbagai lembaga pendidikan yang biasa disebut study tour. Selain peserta didik
belajar, mereka juga dapat menikmati keadaan sekitarnya.
4.
Metode
Do, Look, Learn
Metode ini
serupa dengan metode praktikum, yaitu kita dituntut mempelajari sesuatu dengan
apa yang kita lakukan (melakuakn percobaan) dan diamati dengan seksama sehingga
apa yang kita harapkan dalam memahami suatu materi dapat dikemukakan dengan
baik berdasarkan teori yang sudah ada ataupun dengan metode demikian kita mampu
memperkaya diri dengan hasil yang kita lakukan dari percobaan tersebut.
5.
Metode
Diskusi
Metode ini biasa
diterapkan di jenjang yang tinggi seperti SMP/MTs, SMA/MA, dan perguruan tinggi
(perkuliahan). Metode ini diterapkan untuk merangsang keingintahuan peserta
didik dalam suatu materi dan melatih mereka dalam memecahkan suatu masalah
serta melatih peserta didik agar aktif.
6.
Metode
Studi Kasus
Metode ini
biasanya diterapkan di bangku kuliah, yaitu bagaimana mahasiswa mampu
menyelesaikan masalah dalam suatu wilayah dengan melakukan pendekatan dan
kajian-kajian masalah kemudian melakukan tinjauan dan merumuskan solusi masalah
sehingga tercapailah suatu masalah tersebut.
C.
Kesimpulan
Dari
uraian dalam pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendidikan
sebagai ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, seperti
pendidikan berperan sebagai subjeknya dan ilmu sebagai ojeknya yang mampu
menciptakan keselarasan dan memberikan perubahan dalam diri setiap individu maupun
kelompok.
2. Pada
studi dan praktek pendidikan dalam ilmu pendidikan harus terdapat dua komponen
utema yaitu pendidik dan peserta didik. Praktek pendidikan ini memerlukan
berbagai strategi yang meliputi berbagai metode di antaranya adalah metode
ceramah, metode demonstrasi, metode
discovery, metode do,look,learn, metode diskusi, dan metode studi kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Jakarta:
PT Rosdakarya, 1996.
Harefa, Andreas, Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2000.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2008.
Taqiyuddin, Pendidikan Untuk Semua, Cirebon: STAIN
Cirebon press, 2005.
Ulwan, Abdullah Nashih, Mengembangkan Kepribadian Anak, Bandung:
PT RemajaRosdakaya, 1996.
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan
Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Zuriah, Nurul, Pendidkan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan, Jakarta: PT Bumi aksara,2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar