MAKALAH
PERIODE PERKEMBANGAN
MASA DEWASA
Mata
Kuliah : Pengembangan Peserta Didik
Dosen
Pengampu : Hj. Nurul Azmi M.Pd
Disusun
Oleh:
Vivi Sophie Elfada 14111610113
Amirah Fatinah R. 14111610161
Dwi Wulan Sari 14111620069
Helmy Apriliyatmi H. 14111610109
Khulaelatur Roikhah 14111610027
Susi Susanti 14111620068
T.
IPA-Biologi-B / Semester II
KEMENTRIAN AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI ( IAIN ) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah mengenai periode perkembangan masa dewasa untuk
memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Perkembanga Peserta Didik.
Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai periode perkembangan masa dewasa yakni dengan topik bahasan mengenai
periode perkembangan masa dewasa awal, periode perkembangan masa dewasa madya,
periode perkembangan masa dewasa akhir, yang semuanya mewakili tahap-tahap pada
usia tertentu.
Adapun aspek-aspek yang perlu
diperhatikan pada masa dewasa ini yakni meliputi aspek fisik dan psikis. Aspek
psikis terdiri dari perubahan kognitif, moral, emosional, sosial, bahasa,
kepribadian, dan rasa keagamaan.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang positif. Terlepas dari
kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Mei,
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………. i
DAFTAR ISI
………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
…......……………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………...……………...…...
1
C. Tujuan ………………………….………………….
2
BAB II PEMBAHASAN
A.Periode Perkembangan Masa Dewasa
Awal ………... 3
B. Periode Perkembangan Masa Dewasa
Madya ……… 12
C. Periode Perkembangan Masa Dewasa
Akhir ………. 18
BAB III KESIMPULAN
…………………………………..... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
individu merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus
(progresif) dan berkesinambungan sejak lahir sampai meninggal dunia.
Perkembangan itu sendiri terdiri dari berbagai periode, mulai dari periode
perkembangan masa kanak-kanak, periode perkembangan masa remaja, kemudian
sampai periode perkembangan masa dewasa.
Periode
perkembangan masa dewasa sangatlah penting bagi setiap individu. Setiap
individu harus bisa menuntaskan tugas setiap periode perkembangan, termasuk
pada periode perkembangan masa dewasa. Tugas setiap periode perkembangan harus
dituntaskan pada masanya agar individu tersebut menimbulkan rasa bahagia dan
tidak ada rasa penyesalan serta tidak menimbulkan hambatan pada periode perkembangan
berikutnya. Makalah ini akan menjelaskan tentang periode perkembangan masa
dewasa.
B.
Rumusan
Masalah
Makalah
ini membahas tentang berbagai tahapan-tahapan pada periode perkembangan masa
dewasa. Tahapan-tahapan masa dewasa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu periode
perkembangan masa dewasa awal, perkembangan masa dewasa madya, dan perkembangan
masa dewasa akhir. Berdasarkan tiga tahapan tersebut, didapatkan rumusan
masalah sebgai berikut:
1. Apa
yang dimaksud periode perkembangan masa dewasa awal dan bagaimana
karakteristiknya?
2. Apa
yang dimaksud dengan periode perkembangan masa dewasa madya dan bagaimana
karakteristiknya?
3. Apa
yang dimaksud dengan periode perkembangan masa dewasa akhir dan bagaimana
karakteristiknya?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah disebutkan, didapatkan tujuan dalam pembahasan
periode perkembangan masa dewasa, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui
definisi dan karakteristik pada periode perkembangan masa dewasa awal.
2. Mengetahui
definisi dan karakteristik pada periode perkembangan masa dewasa madya.
3. Mengetahui
definisi dan karakteristik pada periode perkembangan masa dewasa akhir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Periode
Perkembangan Masa Dewasa Awal
Individu
yang menginjak usia 21 tahun sampai usia 40 tahun termasuk kedalam periode
dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap
pola-pola kehidupan baru mulai dari segi fisik hingga segi psikis. Adapun
periode penyesuaian dari segi fisik dan psikis tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Periode
Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Fisik
Puncak
efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan, namun
kemudian terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan. Dengan
demikian dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi dan
mengatasi masalah-masalah yang sukar dan paling banyak jumlahnya dalam periode
ini.
Ketika
orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan seseorang
secara fisik tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut dapat
berusaha untuk menjadikan dirinya menarik dan bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran fisiknya. Contohnya saja dengan melakukan olah raga agar fisik tetap
bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya pada orang yang menderita
kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga dilakukan pada orang yang
ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita penyakit diabetes
melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang tinggi yang
bertujuan untuk menjaga kesehatannya.
2.
Periode
Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Psikis
Periode
dewasa awal mengalami perubahan-perubahan secara psikis, diantaranya dapat
dipaparkan dalam berbagai segi yaitu sebagai berikut ini:
a. Intelegensi
/ Kognitif
Intelegensi merupakan Kemampuan berfikir
lebih realistis dan berfikir jauh kedepan, strategis dan selalu bersemangat
untuk berwawasan luas. Usia dewasa
awal adala masa pengoptimalan intelegensi setiap individu. Terlebih lagi
jika seseorang berkecimpung dalam dunia perkuliahan, akan banyak sekali
perubahan signifikan yang terjadi dari segi intelegensi dan pemikiran. Dewasa
awal adalah masa dimana seseorang dapat berpikir luas dan dapat mengembangkan
segala hal yang terdapat dalam pemikirannya. Biasanya seseorang akan langsung
dapat menuangkan segala pemikirannya dalam sebuah perbuatan.
b. Moral
Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan remaja
mengiringi kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral seringkali
menjadi lebih kompleks. Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa untuk
mengevaluasi kembali criteria mereka tentang bener dan salah. Sebagian orang
secara spontan menyebut pengalaman personal sebagai alasan jawaban mereka
terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang yang mengidap kanker atau saudara
yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria
yang mencuri obat mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan
menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia,
1975). Pengalaman seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang
dengan cara yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis,
dan pengalaman ini lebih mungkin membuat orang melihat sudut pandang orang lain.
c. Emosional
Sekitar
awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah mampu
memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan
tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang merupakan cirri tahun-tahun
awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan
tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana
secara memuaskan.
Apabila
ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal itu umumnya
tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu
tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu
dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.
Kekhawatiran-kekhawatiran utama mungkin terpusat pada pekerjaan mereka, karena
mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat mereka harapkan
atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah perkawinan atau
peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi
masala-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu
secara emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.
d. Sosial
Dengan
berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan
orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga hubungan dengan
teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan dengan
itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang.
Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang
populer pun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson
sebagai “ krisis keterasingan”.
Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam
karier – dengan demikian keramah tamahan masa remaja diganti dengan persaingan
dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar
tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat menyisihkan waktu
sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang
akrab. Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian
mereka.
e. Bahasa
Usia
dewasa awal adalah masa seseorang dapat lebih berfikir matang dibandingkan masa
remaja dan anak-anak. Segala sesuatu yang akan dilakukan pasti sudah dipikirkan
secara matang. Dengan demikian, dalam segi berbahasapun, orang yang menginjak
masa dewasa awal akan lebih anggun dalam bertutur kata. Orang yang menginjak
masa dewasa awal dapat lebih pandai menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan
lawan bicaranya. Rata-rata kosa kata bahasa yang digunakan pada usia dewasa
awal lebih banyak dibandingkan masa sebelumnya, apalagi bagi orang yang sedang
atau pernah berkecimpung dalam dunia perkuliahan.
f. Kepribadian
Ketika
seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula memanfaatkannya.
Meskipun penampilannya tidak sebagaimana yang diharapakn, namun orang sudah
menyadari kekurangan-kekurangan dirinya dan menyadari bahwa ia tidak dapat
menghapus kekurangan sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya.
Kesadaran tersebut menimbulkan minat mereka akan hal-hal yang menyangkut
kecantikan ,diet, dan olahraga.
Minat
untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur tiga puluhan,
ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat namun minat akan
penampilan muncul lagi jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.
g. Rasa
Keinginan
Akhir masa remaja, keinginan untuk
keluar dari lingkungan rumah menjadi semakin besar lagi. Mereka semakin
terdorong dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi di
tempat lain, atau bekerja di tempat yang baru. Dalam bersosialisasi
mereka umumnya sudah cukup nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah
mulai menemukan identitas dirinya. Dalam
berinteraksi dengan orang lain bahkan mereka sudah berani untuk
lebih serius, misalnya dengan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya dalam
bentuk berpacaran.
h. Keagamaan
Biasanya,
sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu-raguan di bidang
kepercayaan atau agamanya, yang menggangunya pada waktu ia masa remaja. Setelah
menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang
didasarkan pada agama, yang member kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa
orang yang meninggalkan agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak
memberi kepuasan baginya. Bagaimana pun juga, orang dewasa muda tampaknya
kurang memperhatikan masalah agama dibandingkan dengan sewaktu mereka masih
lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa Peacock menamakan periode usia dua
puluhan ini sebagai “periode dalam kehidupan yang paling tidak religious”.
Sikap kurang meminat agama ini tampak pada jarangnya orang pergi ke tempat ibadah
atau sikap acuh terhadap ibadah.
Apabila
seseorang sudah berkeluarga, umunya ia kembali kepada agama, atau
setidak-tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Orang tua dengan anak-anak
kecil, sring merasa bahwa ,mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada
anak-anak merupakan tanggung jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk
memberi teladan bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, orang berupaya membiasakan
diri lagi untuk beribadah serta melakukan praktek-praktek agama dan ikut serta
dalam kegiatan-kagiatan organisasi agama.
Adapun optimalisasi perkembangan dewasa awal
mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst
(1953), telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa
awal sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa
muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap
melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.
Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup
yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan
hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
b. Belajar hidup bersama dengan suami istri
Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan
memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu
membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak
bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan
oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang
dihadapi bersama.
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar
20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari
panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia
di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat
SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu,
sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah
memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka
mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis,
artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini
merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai
persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh
anak-anak.
d. Mengelolah rumah tangga
Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha
mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan
pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan,
mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin
hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat
SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang
baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa
puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn
cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.
Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak
cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan
yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan
penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi
rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai
puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka
bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua)
untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik,
mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
f. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi
setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah
masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada
tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara,
seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta
kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2)
mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan
bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat
dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan,
dan sebagainya).
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang
berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama
(rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan
bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga.
Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas
perkembangan tersebut dengan baik.
g. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai
pahamnya
Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk
kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu
contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
B.
Periode
Perkembangan Masa Dewasa Madya
Individu
yang berusia 40 tahun sampai 60 tahun disebut sebagai masa dewasa madya. Usia
ini secara keseluruhan kondisi kejiwaannya (psikis) semakin stabil, namun pada
kondisi fisiknya semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kondisi fisik maupun
psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1.
Penyesuaian
Terhadap Perubahan Kondisi Fisik
Perubahan kondisi secara fisik ini
meliputi penerimaan dan penyusuaian dengan berbagai perubahan fisik.
Penyusuaian yang sulit pada pria dan wanita berusia madya karena adanya
kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan
lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan norma
yang muncul bersama pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia ini dapat teridentifikasi
berbagai kemunduran-kemunduran yang terjadi, seperti pada laki-laki mulai
timbul kerutan-kerutan pada wajah, rambut yang semakin memutih, stamina yang
semakin menurun dengan ditandai sering pegal-pegal, kesemutan, capek, ataupun
terkena rematik. Sedangkan pada perempuan terjadi hal yang serupa juga pada
laki-laki dan ditambah dengan terhentinya menstruasi dan terjadinya manopouse
(tidak menghasilkan sel telur lagi) pada perempuan. Dengan adanya kemunduran
fisik tersebut, dapat berakibat pada penyesuaian psikis seseorang dan akan
berpengaruh terhadap mentalnya.
2.
Penyesuaian Terhadap
Perubahan Kondisi Psikis
Usia
dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi
usia, terjadi perubahan-perubahan fisik.
Selain itu adapula perubahan-perubahan psikologis yang dialami, diantaranya
sebagai berikut:
a. Intelegensi
/ Kognitif
Perkembangan
pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang
sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang
berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini. Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku
secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa
dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu
mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung
dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang
dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya maupun
yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam
menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia
menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin
ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi
penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu
yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi
antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Menurut
Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi. Mencakup
rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi
muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas
/ bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada
anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian,
mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas
kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan
stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari
pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize"
(menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan
intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik
dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan.
Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk
menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.
b. Moral
Pada masa ini aspek-aspek
perkembangan moral
dan keagamaan tumbuh dengan pesat. Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran
terhadap dirinya untuk menjadi serang individu yang utuh dan terintegrasi. Masa
dewasa ini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti niliai-nilai adat
istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat
tersendiri di hati orang dewasa, namun sering kali dewasa muda belum bisa
mengikuti nilai-nilai tersebut secara sempurna.
Menurut fowler, pada masa ini
individu mampu mengambil dan melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap
yang diyakininnya. Sering kali konsekuensi yang paling buruk akibat dari
keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa
post-conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan
yang terlepas dari pengaruh rang lain atau kelompok masyarakat.
c. Emosional
Menurut Erikson, pada masa ini
individu dihadapkan atas dua hal generativity vs stagnasi Mencakup
rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna membantu generasi
muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna melalui generativitas
/ bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada
anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian,
mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas
kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan
stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari
pada intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize"
(menyamaratakan) ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan
intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal
balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan
balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak
keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau perkecualian
pasti ada.
d. Sosial
Ciri-ciri
yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa madya ( Middle
Adulthood) ini antara lain:
1) Masa
dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
2) Masa
dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3) Masa
dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4) Pada
masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
e. Bahasa
Menguasai
bahasa adalah salah satu cara terjalinnya komunikasi yang lebih dekat. Antara
satu individu dengan individu lain dapat terjalin keakraban ketika satu dengan
yang lain menjalin komunikasi yang intensif. Pada usia dewasa madya,
terdapatnya suatu kesulitan dalam berkomunikasi. Usia madya ini mulai mengalami
kemunduran dalam segi bahasa setelah mengalami pucaknya. Kosa kata tinggi yang
dulu pernah dimengerti, kini sedikit-sedikit mulai terlupakan akibat faktor
kemunduran ingatan. Sehingga dalam berkomunikasipun sedikit terganggu apalagi
terhadap generasi yang lebih muda yang sering menggunakan bahasa gaul masa
kini. Usia dewasa madya lebih sering menuturkan bahasa yang sedikit agak kaku
dan baku, dibandingkan generasi yang lebih muda darinya.
f. Kepribadian
Usia
madya cenderung mulai terlihat sifat yang sedikit seperti kekanak-kanakan. Orang
yang menginjak usia madya ini lebih suka untuk lebih diperhatikan oleh
orang-orang sekitar. Hal ini dikarenakan dengan menyadarinya adanya
kemunduran-kemunduran fisik yang dialami sehingga timbul perasaan membutuhkan
keberadaan orang lain untuk membantu beberapa aktivitas tertentu.
g. Rasa
Keinginan
Rasa
keinginan pada usia dewasa madya sedikit lebih berkurang daripada masa
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan sudah terpenuhinya segala
kebutuhan, ambisi, dan cita-cita yang sudah dicapai. Adanya kepuasan ini
menimbulkan berkurangnya motivasi untuk mengejar karier terus-menerus seperti
masa sebelumnya. Bagi individu yang telah bekerja keras di masa mudanya, pada
masa inilah ia dapat merasakan hasil kerja keras yang pernah ia lakukan dan
menikmati hasil usahanya.
h. Keagamaan
Masa
dewasa madya menunjukkan tanda positiv pada aspek keagamaan. Seseorang yang
menginjak masa ini lebih meningkatkan diri dalam melakukan ibadah dengan khusuk
kepada Allah swt. Orang pada masa dewasa madya ini menyadari bahwa ketenangan
dan kedamaian hanya didapat dengan kedekatannya dengan Allah. Sekaya apapun
seseorang, seterkenal apapun seseorang, hal yang paling membahagiakan adalah
ketika jiwa merasa damai dan dekat dengan Allah swt.
C.
Periode
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Masa
dewasa akhir disebut juga usia lanjut.
Masa dewasa akhir adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C.
Chalhoun (1995) masa dewasa akhir adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.
Usia dewasa akhir ini ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian
pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut; perubahan yang menyangkut
kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis,
perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.
1.
Perubahan
fisik
Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia
lanjut terjadi dengan ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan
keadaan fisik. Perubahan ini pasti terjadi pada usia lanjut hanya saja berbeda
untuk setiap individu. Perubahan
penampilan pada usia lanjut sangat terlihat dari wajah individu, wajah akan
mulai mengendor dan memunculkan ciri penuaan lainnya. Selain pada wajah
perubahan secara fisik juga dapat dilihat dari individu yang kulit nampak
keriput dan otot terlihat. Perubahan
fisik yang terjadi pada masa dewasa akhir, pada umumnya terjadi pada penurunan
beberapa fungsi organ tubuh seperti menurunnya kemampuan otak dan sistem
syaraf, yang meliputi; hilangnya sejumlah neuron yang merupakan unit-unit sel
dasar dari sistem syaraf, serta kemampuan otak yang semakin menurun, dan
melemahnya daya ingat, seperti:
1)
Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan
penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan
dalam pusat memori (speed of information retrieval from memory). Dalam hal ini
adalah sangat penting untuk menjaga agar memori itu tetap eksis dan karenanya
perlu digunakan secara terus-menerus dan jangan dibuat menganggur atau
diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar berbagai berita, atau cerita
melalui berbagai media sangat penting bagi lansia. Namun bagi lansia yang
“mengistirahatkan diri,” atau dipaksa untuk istirahat tanpa kegiatan apapun,
tidak mau membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki, enak-enak, apalagi sambil
merenungi nasibnya diyakini akan semakin mempercepat kemunduran fungsi ingatan
dan fungsi mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya bagi lansia, karena hal-hal lain pun mengalami
kemunduran secara cepat.
2)
Indera penglihatan, ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat
objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap
warna. Orang berusia lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat
melihat jarak jauh dengan jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata
berkurang.
3)
Indera
pendengaran, orang
berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada yang sangat tinggi,
sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya pertumbuhan
organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga (cochlea),
walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara yang lebih rendah
daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru Hurlock pria cenderung
lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan wanita.
4)
Terjadi
perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai
akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di
permukaan bagian dalam pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah
banyak sejalan dengan bertambahnya usia.
5)
Indera penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan
bertambahnya usia, sebagian karena oleh pertumbuhan sel dalam hidung berhenti
dan sebagian lagi karena semakin lebatnya buku rambut di lubang hidung.
6)
Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka
indera peraba di kulit semakin kurang peka.
7)
Daerah kepala terjadi perubahan, seperti:
a) Hidung
menjulur lemas
b) Bentuk
mulut berubah akibat hilangnya gigi atau harus memakai gigi palsu
c) Mata
kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan
d) Dagu
berlipat 2 atau 3
e) Pipi
berkerut, longgar dan bergelombang
f) Kulit
berkerut dan kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di tumbuhi kutil
g) Rambut
mernipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
h) Tumbuh
rambut halus pada hidung, telinga dan alis.
8)
Daerah tubuh terjadi perubahan seperti:
a) Bahu
membungkuk dan nampak kecil
b) Perut
membesar dan membuncit
c) Pinggul
tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan waktu sebelumnya
d) Garis
pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
e) Payudara
pada wanita menjadi kendur dan melorot
9)
Daerah persendian terjadi perubahan, seperti:
a) Panggal
tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung tangan tampak mengkerut
b) Kaki
menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam yang ada disekitar
pergelangan kaki
c) Tangan
menjad kurus kering dan pembuluh vena disepanjang bagian belakang tangan
menonjol
d) Kaki
membesar karena otot-otot mengendor, timbul benjolan-benjolan, ibu jari kaki
membengkak dan bisa meradang serta sering timbul kelosis
e) Kuku
tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
10) Sistem
Pernafasan, kapasitas
paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, sekalipun tanpa penyakit
(Fozard, 1992). Paru-paru kehilangan
elastisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu, berita
baiknya adalah bahwa orang-orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi
paru-paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
Perubahan
fisik ini diteliti oleh para peneliti sehingga menghasilkan “Teori-teori
Biologi Mengenai Penuaan”
yaitu sebagai berikut:
1)
Kerangka tubuh (skelton) mengalami perubahan, disebabkan karena mengerasnya
tulang-tulang, menumpuknya garam mineral dan modifikasi pada susunan organ
tulang bagian dalam. Berakibat tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau
patah dan sembuhnya lambat.
2)
Sistem
syaraf (nervous sistem)
terutama pada otak, berat otak menyempit, bilik-bilik jantung melebar pita
jaringan portikal
menyempit. Menyebabkan menurunnya kecepatan belajar dan kemampuan intelektual.
3)
Viscera atau isi perut, mengalami perubahan bentuk.
Terjadi athropia atau berhentinya pertumbuhan pada limpa, hati, alat
reproduksi, jantung, paru-paru, pankreas, dan ginjal.
4)
Jantung, berubahnya posisi jantung. Berkurangnya ratio
berat jantung dan berat tubuh. Perubahan kualitas elastisitas jaringan pada
jantung, katup jantung secara bertahap menjadi kurang halus dan kurang lentur.
Merupakan akibat dari meningkatnya jumlah timbunan jaringan lemak dan kalsium.
5)
Seluruh saluran usus , saluran kencing, dan organ otot
yang lembut paling sedikit berpengaruh dan paling akhir terpengaruhi.
2.
Perubahan Psikis
Akibat perubahan fisik yang semakin
menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan
dirinya dengan lingkungannya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena
berbagai keterbatasan yang dimilikinya ini mengakibatkan interaksi sosial para
lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu :
kehilangan peran di tengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya
komitmen. Adapun perubahan-perubahan psikis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi/Kognitif
Usia
dewasa akhir dilihat dari segi kognitif menglami kemunduran dengan ditandai
munculnya penyakit lupa atau pikun. Dengan timbulnya penyakit lupa ini, membuat
individu dalam kehidupannya mengalami ketidak teraturan. Pada usia inilah
diperlukan perhatian yang lebih dari orang-orang terdekat untuk mengarahkan dan
menuntun orang dewasa akhir dalam melakukan suatu hal, seperti mengarahkan
dalam menaruh benda sesuai dengan tempatnya dan mengingatkannya menaruh benda
itu dimana ketika dibutuhkan. Ataupun mengingatkan sudah sholat atau belum,
atau bahkan menuntunnya pada saat membaca bacaan sholat.
b. Moral
Secara
segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak perduli lagi dengan norma-norma
atau aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya
terjadi kemunduran dalam fisiknya yang berakibat berdampak pada moralnya.
Contohnya saja usia dewasa akhir tidak lagi memikirkan perasaan malu ketika
mandi bahkan buang air besar atau buang air kecil dibantu oleh orang lain. Usia
dewasa akhir ini hanya bisa pasrah dengan keadaan kemunduran fisik yang terjadi
pada dirinya dan justru ia menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain
dalam berbagai hal.
c. Emosional
Usia
dewasa akhir lebih tempramen dalam segi emosional. Hal ini dikarenakan berawal
dari faktor fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga berpengaruh pada
segi psikis termasuk emosionalnya. Beberapa orang yang mencapai usia dewasa
akhir mengalami ketidaksiapan dalam menghadapi segala kemunduran fisik yang
terjadi baik dilihat dari luar maupun fungsi organ-organ tubuh yang dimiliki.
Sebelum menginjak usia dewasa akhir, seseorang pernah mengalami kemajuan yang
sangat pesat dan pernah melakukan berbagai prestasi. Sedangkan ketika orang
tersebut menginjak usia dewasa akhir, ia hampir tidak percaya bahwa dirinya
tidak lagi dapat berkarya secara maksimal seperti dulu sehingga timbul perasaan
kesal pada dirinya sendiri karena segala sesuatu harus dibantu oleh orang lain.
Ditambahlagi terkadang orang yang membantu tidaklah sesuai dengan yang diharapkannya.
Oleh karena itulah usia dewasa akhir lebih cepat temperamental.
d. Sosial
Akibat
adanya kemunduran dari segi aspek fisik, moral, intelegensi, dan lebih cepat
temperamental, maka usia dewasa akhir semakin jauh dari lingkungan masyarakat
dan mulai terkucilkan. Usia dewasa akhir lebih sedikit berinteraksi dengan
lingkungan masyarakat. Pada usia ini justru lebih membutuhkan perhatian yang
lebih dari keluarga terdekat untuk menguatkan diri dan membantu memunculkan
kepercayadirian agar tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan meskipun mulai
terjauh dari lingkungan masyarakat.
e. Bahasa
Usia
dewasa akhir dari segi bahasa juga mengalami kemunduran dengan ditandai
pelafalan kosa kata yang kurang jelas. Hal ini dikarenakan telah menanggalnya
beberapa gigi yang membuat artikulasi kurang jelas. Selain itu, terkadang pada beberapa orang yang telah menginjak usia
dewasa akhir kurang dapat berkomunikasi dengan baik terhadap lawan bicaranya.
f. Kepribadian
Segi
kepibadian usia dewasa akhir lebih cenderung seperti kekanak-kanakan. Orang
yang menginjak usia ini lebih manja seperti anak-anak dikarenakan ia sendiri
menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat dan berharap
orang-orang terdekat tersebut dapat mengindahkan keinginannya tersebut. Oleh
karena itulah peran orang-orang sekitar sangatlah dibutuhkan untuk membangun
semangat hidup orang yang berada pada masa dewasa akhir ini. Kunci dari
menangani hal seperti ini adalah antara orang yang berusia dewasa akhir dan
orang yang lebih muda darinya harus bisa mengambil peranannya masing-masing dan
saling mengerti dengan keadaan.
g. Rasa
Keinginan
Usia
dewasa akhir cenderung lebih mengalami kemunduran dalam rasa keinginan dan
motivasi. Pada usia ini bahkan ada yang begitu saja pasrah dengan ketidak
berdayaan melakukan berbagai hal. Tidak ada lagi rasa ingin mengejar karier
seperti saat ia muda an tidak ada lagi keinginan untuk mencapai sesuatu.
Disinilah peran kelurga dan orang terdekat sangat penting untuk membangkitkan
gairah hidupnya. Orang-orang sekitar dapat memotivasi untuk melakukan suatu hal
yang bermakna di sisa hidup orang dewasa akhir.
h. Keagamaan
Berbeda
halnya dari segi aspek psikologis lainnya yang mengalami banyak kemunduran,
justru dari segi agama semakin adanya kemajuan yang pesat. Usia dewasa akhir
lebih memfokuskan dirinya dengan kedekatan terhadap Sang Pencipta. Orang yang
menginjak usia dewasa akhir lebih giat dalam beribadah dikarenakan munculnya
pemikiran semua dari Allah dan akan kembali kagi kepada Allah.
Ada pula Menurut Erikson,
perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting,
yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan
keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai
suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.
Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi.
Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang
dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan
generatif
Generativitas adalah tahap
perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan
kedewasaan. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka
menganai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang
kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kahidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa
untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan
mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan
dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan
integritas
Integritas merupakan tahap
perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling cepat
dilukiskan sehingga suatub keadaan yang dicapai seseorang setelah memlihara
benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil
melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan dalam
makalah ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Penyesuaian keluarga
dan pekerjaan khususnya pada masa dewasa ini sangat sulit karena kebanyakan
orang dewasa muda membatasi dasar-dasar yang dengannya ia membangun penyesuaian
karena pembaruan (newness) peran-peran yang dituntut penyesuian diri. Masalah
utama dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa muda meliputi pemilihan
pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan, dan penyesuaian terhadap situasi
kerja. Sejauh mana keberhasilan pria dan wanita melakukan penyesuaian diri
dapat dinilai dari prestasi, perubahan pekerjaan secara sukarela, dan kepuasan
yang diperoleh dari pekerjaan.
2.
Masa sebagai orang tua
dapat dipandang sebagai “masa krisis” dalam kehidupan seseorang karena masa
tersebut menuntut perubahan dalam sikap, nilai, dan peran. Keadaan ini sangat
terasa terutama bagi wanita yang menghentikan keriernya yang telah lama
mendapatkan pelatihan dan yang dengannya ia telah mencapai sukses.
3.
Keberhasilan
penyesuaian diri dengan masa dewasa dapat dinilai dengan tiga kriteria :
prestasi dalam pola pekerjaan dan pola hidup yang dipilih seseorang, tingkat
kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan dan pola hidup yang dipilih, dan
keberhasilan dari penyesuaian personal.
4.
Penyesuaian diri dengan
berbagai perubahan fisik pada masa usia madya biasanya sulit, terutama dalam
penampilan, fungsi fisiologis dan seksual. Terdapat bukti bahwa kemunduran
mental umumnya terjadi mulai usia madya, terutama bagi mereka yang mempunyai
kemampuan intelektual rendah. Perhatian terhadap agama bagi orang berusia madya
biasanya lebih besar dibandingkan masa dewasa dan kadang-kadang dilandasi
kebutuhan pribadi dan sosial.
5.
Orang usia lanjut, yang
kira-kira mulai terjadi pada usia enam puluh tahun ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang cenderung mengarah ke
penyesuaian diri yang buruk dan hidupnya tidak bahagia. Ketertarikan terhadap
agama sering dipusatkan pada masalah tentang kematian pada usia tersebut,
menjadi sesuatu yang bersifat pribadi sebagai pengganti sesuatu yang abstrak,
teoritis yang sering dijumpai pada kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. “Tahap Perkembangan Pada Usia
Dewasa”. http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html.
2 Mei 2012.
Anonim.
2011. “Psikologi Anon Dewasa Awal”. http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/. 5
Mei 2012.
Hurlock,
Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan.
Jakarta: Erlangga.
Ugik.
2009. “Dewasa Madya”. http://allabout-psikologi.blogspot.com/2009/11/dewasa-madya.html.
5 Mei 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar