Minggu, 31 Mei 2015

Terimakasih Untuk yang Terdekat

Terimakasih Untuk yang Terdekat

Hidup ini merupakan sebuah pilihan, termasuk memilih teman dekat yang baik. Sejatinya teman dekat yang baik adalah mereka yang selalu mengingatkan diri pada Sang Pencipta, yaitu Allah. Jika berada di lingkungan baru dan sulit untuk beradaptasi, maka bersabarlah. Semua orang boleh berteman, tapi yang menjadi teman baik hanya mereka yang berani mengingatkan diri pada Allah, betapapun diri sedang lalai, teman dekatlah yang tak segan untuk menegur tanpa rasa "ga enakan", karena memang sudah terbiasa dekat.

Apabila kita tidak selektif memilih teman dekat, saat diri sedang berada dalam fase labil atau "galau", maka masukan apapun akan berpengaruh meskipun hal tersebut merupakan hal yang buruk. Mengapa demikian? Karena untuk membuat seseorang menuruti "perintah" orang lain, atau semacam mendoktrin, cukup dengan dua cara, yaitu:
1. Membuatnya bahagia sebahagia mungkin
2. Membuatnya sedih sesedih mungkin
Masa labil termasuk kategori yang ke dua, yaitu masa "sedih", pada masa inilah ucapan atau doktrin apapun akan berpengaruh. Sedangkan siapa lagi yang akan memberi masukan entah sekedar menghibur atau ingin memberikan solusi selain orang yang terdekat, atau teman dekat? Ya, teman dekat sangat berpengaruh pada bentukan karakter seseorang. Oleh katena itu, lebih baik selektif dari awal untuk memilih hanya yang terbaik yang mengingatkan diri pada Allah yang boleh dekat.

Mengingat untuk mendoktrin seseorang cukup dengan dua hal yang di atas, itulah jawaban mengapa saat kegiatan "pelantikan" menjadi anggota suatu organisasi biasanya sengaja di setting dalam keadaan yang tidak biasa, entah dalam keadaan yang membahagiakan atau membuat sedih. Mengapa settingan itu dilakukan? Agar para anggota baru memiliki visi dan misi yang sama dengan organisasi tersebut sehingga perlu di doktrin terlebih dahulu. Namun biasanya, yang dilakukan ialah dengan cara membuat "sedih" para calon anggota seperti dilakukannya push-up, dibentak-bentak, dan banyak lagi yang serupa dengan hal itu. Setelah membuat calon anggota kelelahan dan sedih, biasanya barulah yang senior memasukkan doktrin-doktrin yang sesuai dengan visi-misi organisasi tersebut. Hal ini biasa dilakukan hanya pada beberapa organisasi saja, dan tidak menutup kemungkinan organisasi lain banyak yang menyampaikan visi-misi dengan cara yang lebih elegan.

Loh kok sekarang pembahasan mulai tidak fokus? Dari teman dekat mengapa hingga berbicara tentang organisasi? Mengapa organisasi ikut di bahas?

Ya, organisasi  merupakan sebuah wadah untuk mendapatkan teman yang lebih luas lagi, tentunya dengan visi dan misi yang sama. Meskipun sejatinya pemikiran manusia sangat beragam, namun apabila bisa dipertemukan dalam satu visi dan misi, maka siapa yang tidak senang denga hal tersebut? Sama halnya ketika seseorang menyukai club sepak bola tertentu yang bertemu dengan sesama pencinta club tersebut, tentunya sangat menyenangkan dan tidak segan lagi untuk bertukar cerita. Dari sinilah, dari organisasi dapat mempertemukan teman menjadi teman dekat, sehingga jika berniat untuk bergabung dalam sebuah organisasi, bergabunglah dengan mereka yang selalu mengingatkan kepada Allah. Meski suatu organisasi itu tidak mengutamakan pada agama tertentu, namun jika di dalamnya banyak orang yang baik, mereka akan selalu menghormati dan menghargai serta selalu menegur jika diri lalai terhadap kebaikan.

Mungkin pengalaman saya dalam berorganisasi sangatlah sedikit daripada orang lain. Namun setidaknya pengalaman yang sedikit ini dapat menjadi bekal dalam melangkah. Sempat saya mengikuti "beberapa" organisasi, namun kemudian saya keluar dari organisasi tersebut. Sebenarnya bukan karena tidak bisa membagi waktu, bukan juga karena mengikuti "beberapa" organisasi. Namun inti permasalahannya ialah karena berbeda visi dan misi. Visi dan misi tersebut dapat tercerminkan pada sikap dan ucapan secara global para senior yang sudah lebih lama bergabung di dalam organisasi tersebut. Mengacu pada kata "beberapa" organisasi, bukan berarti dalam satu waktu saya mengikuti banyak organisasi, namun kata "beberapa" yang saya maksud ialah, mengikuti suatu organisasi setelah beberapa lama kemudian tidak pernah temukan visi dan misi yang sama, lalu keluar dan mengikuti organisasi yang lain dengan harapan menemukan yang sama dalam visi dan misi.

Memutuskan untuk masuk dan keluar dalam sebuah organisasi bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan mungkin akan berpengaruh pada rating kualitas kredibilitas diri di mata para aktivis. Namun ketika tidak adanya kesamaan visi dan misi, mengapa harus dipertahankan dan dilanjutkan? Apalah artinya juga melakukan suatu hal yang tidak didasari dengan kesesuaian hati dan pikiran? Dari sinilah kita harus sudah memiliki fondasi dasar "setia pada kebenaran". Salah satu cerminan setia pada kebenaran ialah "selalu mengingat Allah". Apalah artinya tergabung dalam suatu organisasi, saat adanya rapat, rapat tersebut tidak kunjung juga menemukan titik temu hingga waktu beribadah datang. Tidak ada kata break terlebih dahulu, dan yang mengingatkan justru ditegur "tanggung" katanya, padahal jam menunjukkan sudah penghujung waktu batas akhir dalam beribadah. Jadi, tinggal pilih saja, perintah ketua rapat atau perintah "Pencipta" ketua rapat?

Apalah artinya juga jika berlatih pada suatu event, kemudian tiba waktunya beribadah lalu izin untuk menunaikannya justru di tegur "tanggung" padahal sudah waktu batas akhir melakukan ibadah tersebut, namun ketika izin untuk pergi ke toilet langsung dipersilahkan. Jadi, mana yang lebih penting, aturan pelatih atau aturan "Pencipta" pelatih? Pergi ke toilet penting, beribadah juga lebih penting. Untuk apa terus bertahan dalam ketidak nyamanan dan tidak adanya keleluasaan dalam beribadah, sedangkan hidup ini adalah pilihan, seolah harus memilih lepaskan organisasimu atau lepaskan kepercayaanmu dalam beribadah (sama saja untuk melepaskan agamamu).

Mungkin banyak juga yang mengalami hal serupa ini. Tapi banyak juga yang bisa bertahan dan justru membuat sebuah perubahan di dalamnya. Bukan berarti menyerah di lingkungan tersebut, namun saya sangat memahami tentang kapasitas diri pada waktu itu, perlu adanya energi yang sangat besar untuk bergerak, namun energi pada waktu itu kapasitasnya memang belum cukup memadai. Tak perduli predikat apa yang akan disematkan oleh para aktivis, akhirnya memilih untuk keluar memang merupakan jalan yang terbaik, karena hidup memang benar-benar sebuah pilihan.

Setelah berjalannya waktu dengan naik-turunnya perjalanan, akhirnya temukan juga “tempat” yang benar-benar satu visi dan misi dengan diri. Banyak sekali cerita hikmah yang entah dapat diceritakan mulai dari mana, karena memang begitu banyaknya. Di tempat ini pula sedikit-demi sedikit merubah paradigma diri dalam memandang kehidupan. Di tengah hiruk-pikuk perjalanan yang berkelok, di tempat ini selalu mengajarkan untuk tetap berjalan “lurus” agar tetap setia kepada kebenaran. Rasanya seperti sedang dituntun oleh Allah melalui mereka yang berada di tempat ini dan semoga mereka selalu diberkahi oleh Allah dengan segala kebaikan yang mereka sampaikan.

Bersyukur sekali rasanya ketika diri ini menyadari telah temukan tempat yang di dalamnya banyak teman dekat dan tentunya satu visi dan misi. Diberikannya kesempatan untuk memilik teman dekat seperti mereka rasanya seperti mendapatkan hadiah yang berlipat-lipat dari Sang Pencipta. Namun memang hidup ini harus terus berjalan dan melanjutkan kehidupan baru ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Sulit sekali untuk meninggalkan tempat ini, namun untuk berhenti melangkah dengan segala kenyamanan pun bukan langkah yang terbaik. Suka atau tidak suka, diri ini harus berkembang dan pastinya akan menghadapi tantangan yang lebih besar lagi. Tahun ini seharusnya semakin melangkah menuju tantangan yang lebih besar lagi. Harapan tentunya akan selalu terpancar, bahwa semoga dalam episode kehidupan baru akan temui lagi kenyamanan seperti ini, memperbanyak teman dekat dan yang sudah dekat pastinya akan selalu menjadi tempat berlabuh untuk meluruskan kembali jalan ketika langkah mulai menggoyah.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar