Senin, 08 Juni 2015

Dalam Lindungan Sang Pencipta



Dalam Lindungan Sang Pencipta

Ingin menjadi orang yang baik sebenarnya tidaklah sulit, syarat yang harus dilakukan ialah menjalankan segala perintah Sang Pencipta dan menjauhi segala larangan Sang Pencipta. Semuanya telah di atur Sang Pencipta sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya, maka tidak satupun perintah-Nya yang merugikan, dan tidak satupun yang dilarangan-Nya menguntungkan. Contohnya saja, Allah mewajibkan hamba-Nya berpuasa, maka tidak satupun terdapat hal yang merugikan dari berpuasa, justru setelah mendapatkan data penelitian dari ahli medis, puasa memang memiliki manfaat bagi kesehatan. Allah melarang hamba-Nya memakan bangkai dan darah, maka tidak satupun terdapat kebermanfaatan jika seseorang memakan bangkai dan darah, begitupun penelitian ahli medis juga menghasilkan jawaban yang sama bahwa akan berdampak buruk bagi kesehatan apabila seseorang memakan bangkai dan darah.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, menjadi orang baik memang tidak sulit, namun menjadi orang baik akan menjadi sulit ketika kebaikan orang tersebut menjadi terkenal dan banyak yang mengagumi orang tersebut atas kebaikannya. Semakin terkenalnya seseorang atas kebaikannya, semakin bermunculan pula orang-orang yang iri dengan nama baik yang melekat pada orang tersebut. Orang – orang yang iri tersebut akan selalu mencari celah kesalahan yang dilakukan oleh orang yang telah terkenal kebaikannya. Jika tidak ada celah keburukan yang bisa dilaporkan kepada yang berwajib di masa kini, maka celah keburukan itu terus saja digali hingga ditemukan meski terjadi di masa lalu. Setelah ditemukannya celah keburukan barulah orang-orang yang iri tersebut menyusun strategi menggunakan segala macam pasal untuk merusak nama baik yang susah payang telah di bangun.

Inilah cerita potret kehidupan para pemimpin saat ini. Sebaik apapun kinerja yang dilakukannya, pasti saja ada orang-orang yang bermaksud menjatuhkannya karena iri dengan nama baik yang telah melekat. Biasanya celah keburukan yang pernah dilakukan seorang pemimpin dilaporkan setelah masa jabatan pemimpin tersebut telah berakhir atau menjelang berakhir. Dari sini, terdapat dua sudut pandang yang berbeda dan masing – masing memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya, yaitu: 1) sudut pandang jika pemimpin memang benar dan tidak bersalah; dan 2) sudut pandang jika pemimpin memang bersalah.

Hikmah yang pertama dari sudut pandang jika pemimpin memang benar dan tidak bersalah yaitu bersabarlah dan berlindunglah hanya kepada Allah, Sang Maha Pencipta. Ketika seorang pemimpin memang amanah dalam menjalankan kewajibannya, sedangkan ia dituduh melakukan kejahatan, maka semoga pemimpin tersebut diberikan kesabaran dan hal ini bisa menjadi pelajaran semua orang, mungkin ia sedang di uji oleh Sang Maha Pencipta. Ketika seseorang telah lulus dalam ujiannya, maka derajatnya pun akan lebih meningkat, sehingga tiada yang sia – sia atas kesabaran yang telah diamalkannya. Kemudian apabila orang yang telah memfitnah dengan bukti-bukti palsu tersebut bukanlah orang luar, justru orang yang terdekat, maka mungkin sesungguhnya Sang Maha Pencipta sedang menunjukkan bahwa berlindunglah dan percayalah hanya kepada-Nya. Hanya kepada Allah tempat manusia menggantungkan segala harapan, hanya kepada Allah tempat berlindung dari segala macam fitnah dan keburukan.

Hikmah dari sudut pandang jika pemimpin memang bersalah ialah manjadi pelajaran bagi banyak orang bahwa keburukan sekecil apapun pasti akan dimintai pertanggung jawabannya. Masih di dunia saja sudah dimintai pertanggung jawaban, apalagi di akhirat nanti? Masih di dunia saja dihukum berat, bagaimana di akhirat nanti? Inilah yang menjadi sebuah pelajaran bagi banyak orang, bahwa apabila selalu setia pada kebaikan, pasti Allah akan melindungi. Apabila tidak setia lagi, Allah akan memberikan peringatan agar kembali ke jalan yang benar. Mungkin peringatan tersebut harus melalui perantara hukuman yang diberikan oleh pihak yang berwajib bahwa segeralah kembali ke jalan kebenaran selagi nyawa masih melekat di raga.

 Tidak hanya seorang pemimpin yang pernah melakukan kesalahan, kita juga mungkin pernah melakukan kesalahan, oleh karena itu mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan selalu mohonkan ampunan kepada Allah. Bisa saja esok atau lusa Allah membuka tabir keburukan yang pernah kita lakukan apabila kita tidak lagi setia pada kebaikan. Oleh karena itu, dengan berusaha memperbaiki diri dan selalu meminta perlindungan dari Allah, maka Allah akan senantiasa melindungi kita.

Cirebon, 8 Juni 2015
Vivi Sophie Elfada
‪#‎NulisRandom2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar