Dalam
Lindungan Sang Pencipta
Ingin menjadi orang
yang baik sebenarnya tidaklah sulit, syarat yang harus dilakukan ialah menjalankan
segala perintah Sang Pencipta dan menjauhi segala larangan Sang Pencipta. Semuanya
telah di atur Sang Pencipta sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya, maka tidak
satupun perintah-Nya yang merugikan, dan tidak satupun yang dilarangan-Nya menguntungkan.
Contohnya saja, Allah mewajibkan hamba-Nya berpuasa, maka tidak satupun
terdapat hal yang merugikan dari berpuasa, justru setelah mendapatkan data penelitian
dari ahli medis, puasa memang memiliki manfaat bagi kesehatan. Allah melarang
hamba-Nya memakan bangkai dan darah, maka tidak satupun terdapat kebermanfaatan
jika seseorang memakan bangkai dan darah, begitupun penelitian ahli medis juga menghasilkan
jawaban yang sama bahwa akan berdampak buruk bagi kesehatan apabila seseorang
memakan bangkai dan darah.
Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas, menjadi orang baik memang tidak sulit, namun menjadi orang
baik akan menjadi sulit ketika
kebaikan orang tersebut menjadi terkenal
dan banyak yang mengagumi orang tersebut atas kebaikannya. Semakin terkenalnya
seseorang atas kebaikannya, semakin bermunculan pula orang-orang yang iri dengan nama baik yang melekat pada
orang tersebut. Orang – orang yang iri tersebut
akan selalu mencari celah kesalahan yang dilakukan oleh orang yang telah
terkenal kebaikannya. Jika tidak ada celah keburukan yang bisa dilaporkan
kepada yang berwajib di masa kini, maka celah keburukan itu
terus saja digali hingga ditemukan meski terjadi di masa lalu. Setelah ditemukannya
celah keburukan barulah orang-orang yang iri tersebut menyusun strategi
menggunakan segala macam pasal untuk merusak nama baik yang susah payang telah
di bangun.
Inilah cerita potret
kehidupan para pemimpin saat ini. Sebaik apapun kinerja yang dilakukannya,
pasti saja ada orang-orang yang bermaksud menjatuhkannya karena iri dengan nama baik yang telah
melekat. Biasanya celah keburukan yang pernah dilakukan seorang pemimpin
dilaporkan setelah masa jabatan pemimpin tersebut telah berakhir atau menjelang
berakhir. Dari sini, terdapat dua sudut pandang yang berbeda dan masing – masing
memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya, yaitu: 1) sudut pandang jika pemimpin memang benar dan tidak bersalah; dan 2)
sudut pandang jika pemimpin memang bersalah.
Hikmah yang pertama
dari sudut pandang jika pemimpin memang benar dan tidak bersalah yaitu bersabarlah dan berlindunglah hanya kepada
Allah, Sang Maha Pencipta. Ketika seorang pemimpin memang amanah dalam
menjalankan kewajibannya, sedangkan ia dituduh melakukan kejahatan, maka semoga
pemimpin tersebut diberikan kesabaran dan hal ini bisa menjadi pelajaran semua
orang, mungkin ia sedang di uji oleh Sang Maha Pencipta. Ketika seseorang telah
lulus dalam ujiannya, maka derajatnya pun akan lebih meningkat, sehingga tiada
yang sia – sia atas kesabaran yang telah diamalkannya. Kemudian apabila orang
yang telah memfitnah dengan bukti-bukti palsu tersebut bukanlah orang luar,
justru orang yang terdekat, maka mungkin sesungguhnya Sang Maha Pencipta sedang
menunjukkan bahwa berlindunglah dan
percayalah hanya kepada-Nya. Hanya kepada Allah tempat manusia
menggantungkan segala harapan, hanya kepada Allah tempat berlindung dari segala
macam fitnah dan keburukan.
Hikmah dari sudut
pandang jika pemimpin memang bersalah ialah manjadi pelajaran bagi banyak orang
bahwa keburukan sekecil apapun pasti akan dimintai pertanggung jawabannya. Masih
di dunia saja sudah dimintai pertanggung jawaban, apalagi di akhirat nanti? Masih
di dunia saja dihukum berat, bagaimana di akhirat nanti? Inilah yang menjadi
sebuah pelajaran bagi banyak orang, bahwa apabila selalu setia pada kebaikan,
pasti Allah akan melindungi. Apabila tidak setia lagi, Allah akan memberikan peringatan agar kembali ke jalan yang
benar. Mungkin peringatan tersebut
harus melalui perantara hukuman yang
diberikan oleh pihak yang berwajib bahwa segeralah kembali ke jalan kebenaran
selagi nyawa masih melekat di raga.
Tidak hanya seorang pemimpin yang pernah
melakukan kesalahan, kita juga mungkin pernah melakukan kesalahan, oleh karena
itu mari kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan selalu mohonkan ampunan
kepada Allah. Bisa saja esok atau lusa Allah membuka tabir keburukan yang
pernah kita lakukan apabila kita tidak lagi setia pada kebaikan. Oleh karena
itu, dengan berusaha memperbaiki diri dan selalu meminta perlindungan dari
Allah, maka Allah akan senantiasa melindungi kita.
Cirebon, 8 Juni
2015
Vivi Sophie
Elfada
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar