Si
Pengkoneksi Media yang Netral
Internet merupakan pengkoneksi
media online yang tentunya tidak
asing lagi dan sudah dikenal oleh masyarakat umum. Kehidupan yang terus
berkembang semakin modern membuat keberadaan internet semakin dibutuhkan oleh
banyak orang. Contohnya yaitu seperti mendaftar melanjutkan jenjang pendidikan
universitas harus melalui jejaring koneksi internet, melamar pekerjaan sebagian
perusahaan mengharuskan mengirimkan data lamaran melalui koneksi internet juga dan
masih banyak lagi alasan yang membuat keberadaan internet dibutuhkan.
Apabila melihat sisi
alasan pentingnya internet, tentu saja akan banyak sekali jawaban yang menunjukan
kebermanfaatan dari internet. Namun di tengah banyaknya manfaat internet,
beberapa orang justru memandang internet merupakan suatu media yang negatif. Memang
benar juga, internet memiliki sisi negatif juga. Namun perlu diingat bahwa sifat dasar internet ialah bersifat netral. Mengapa bersifat
netral? Ya, tentu saja netral, jika alat elektronik yang dimiliki seseorang
telah terkoneksi dengan internet, maka akan banyak sekali media yang berisi
konten positif dan negatif di dalamnya, kemungkinan proporsi antara keduanya
hampir seimbang, maka dikatakan netral.
Yang menjadikan internet dianggap bernilai positif
atau negatif ialah karena penggunanya.
Pengguna
internet merupakan faktor utama menjadikan internet bernilai
positif ataupun negatif. Apabila pengguna internet sering mengoperasikan media
dengan konten yang negatif, tentu saja internet akan bernilai negatif. Namun apabila
sebaliknya, seseorang menggunakan media dengan konten yang positif, maka
internetpun bernilai positif. Analoginya seperti ini, apabila seseorang melamar
suatu pekerjaan yang mengharuskan mengirimkan surat permohonan lamaran
pekerjaan dan CV melalui email, maka harus terkoneksi internet terlebih dahulu.
Apakah orang tersebut memandang internet bernilai negatif? Tentu saja tidak,
justru internet sangat dibutuhkan orang tersebut sebagai pengkoneksi diri
terhadap suatu perusahaan tempat ia ingin bekerja melalui internet. Jadi sampai
di sini, apakah masih memandang sifat internet itu negatif? Semoga tercerahkan
ya, bahwa sifat dasar internet ialah netral.
Lantas, bagaimanakah
membuat internet selalu bernilai positif? Ya, tentu saja banyak sekali cara
menjadikan internet bernilai positif. Internet yang benilai positif ataupun
negatif, bergantung pada penggunanya.
Oleh karena itu, kepada para pengguna, seharusnya telah memliki proteksi diri
yang kuat sebelum menggunakan internet. Seperti anak-anak yang tadinya tidak
mengenal internet, dengan kebutuhan kehidupan yang semakin modern pasti
membutuhkan internet juga, entah mencari bahan ajar untuk mengerjakan tugas dari
guru, ataupun mengirimkan tugas kepada guru melalui email. Bagi anak-anak yang
belum mengenal internet, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah menanamkan
nilai-nilai agama kepada anak.
Nilai-nilai agama yang
diajarkan kepada anak akan membuat anak tersebut dapat lebih bijak lagi dalam
melangkah karena adanya pertimbangan “jika
saya melakukan hal ini, maka saya akan mendapatkan pahala atau dosa ya?”. Penanaman
nilai-nilai agama ini dapat menjadi pondasi dasar anak untuk memproteksi diri
dalam berbagai hal, tidak hanya untuk tujuan penggunaan internet. Apabila pondasi
dasar nilai-nilai agama telah melekat pada anak, maka anak tersebut selalu akan mengingat bahwa Sang
Pencipta akan selalu mengawasinya, andai kata ada CCTV yang dipantau orang tua saja
anak takut melakukan hal-hal negatif, apalagi CCTV pantauan Sang Pencipta,
bukan?
Setelah memberikan
pandanan nilai-nilai agama, sebelum diberikan fasilitas internet, anak harus
diberikan pengetahuan manfaat dan kerugian dari penggunaan internet. Kemudian diberikan
juga perjanjian terhadap anak, perlu di ingat bahwa perjanjian tersebut bukan
dalam bentuk larangan. Perjanjian yang dimaksud ialah, orang tua memiliki
beberapa aturan yang harus ditaati oleh anak, dan anak akan mematuhinya, namun
apabila melanggar akan diberikan sanksi tertentu sesuai kesepakatan orang tua
dan anak. Hal ini bukan merupakan suatu bentuk pelarangan sehingga akan membuat
anak menjadi takut melangkah atau terkekang, namun bentuk perjanjian seperti ini
merupakan cara untuk mengajarkan kepada anak tentang berkomitmen, “selalu setia pada kebenaran”. Perjanjian ini akan
melatih anak untuk menjadi seorang yang selalu menepati janji. Bukan hanya itu,
perjanjian seperti ini juga melatih anak untuk menggunakan logikanya dalam
menyelesaikan segala persoalan, tidak dengan emosi, sehingga anak akan menjadi
pribadi yang bijak. Masih banyak lagi cara untuk menjadikan internet bernilai
positif, bagaimana dengan caramu?
Cirebon, 7 Juni
2015
Vivi Sophie
Elfada
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar