Filosofi
Sepenuh Hati
Segala
kegiatan yang dilakukan dengan sepenuh hati pastilah akan membuahkan hasil yang
maksimal pula. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan dengan setengah hati
saja terkadang membuahkan hasil yang
luar biasa, apalagi seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan dengan sepenuh
hati, pasti lebih luar biasa
lagi. Meski si pekerja sepenuh hati
terkadang mengalami suatu kegagalan, namun kegagalan yang dialaminya merupakan
sebuah batu loncatan yang harus dilalui terlebih dahulu agar dapat melampaui
kesuksesan. Hal ini dapat dianalogikan seperti sebuah bola bekel yang dimainkan
oleh seorang anak.
Ketika
seorang anak memainkan sebuah bola bekel, bola tersebut akan memantul ke atas
apabila dijatuhkan terlebih dahulu. Ketika seorang anak menjatuhkan bola bekel
tersebut dengan gaya yang sangat besar, maka bola tersebut akan memantul ke
atas semakin tinggi pula setara dengan gaya yang diberikan oleh anak tersebut
saat menjatuhkan bola ke bawah. Peristiwa ini sesuai dengan teori Hukum III Newton mengenai aksi-reaksi. Rumus dari hukum ini ialah
Faksi = Freaksi rumus yang dilambangkan dengan Faksi berarti gaya aksi
sedangkan Freaksi merupakan gaya reaksi. Asal singkatan F tersebut yaitu berasal dari bahasa
inggris yaitu Force yang memiliki arti Gaya. Faksi
yang dilakukan yaitu ketika seorang anak menjatuhkan bola bekel ke
bawah, sedangkan Freaksi ketika
bola bekel memantul ke atas.
Analogi
bola bekel dengan si pekerja sepenuh hati ialah, besar tidaknya tekad seseorang
atau sepenuh hati atau tidaknya seseorang dalam
pekerjaannya bisa diibaratkan sebagai gaya.
Ketika seseorang benar-benar bekerja sepenuh
hati, sekalipun ia jatuh mengalami kegagalan seperti bola bekel yang jatuh
ke bawah, namun setelahnya pasti akan membuahkan hasil kesuksesan yang setara
sesuai dengan tekad yang sepenuh hati seperti bola bekel yang memantul ke atas
sesuai dengan gaya yang diberikan ketika dijatuhkan. Hal ini juga telah
dijelaskan di dalam Al-Qur’an dengan sangat jelas dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5 – 7 yaitu sebagai berikut:
Ketika
seseorang mengalami suatu kegagalan atau kesulitan
dalam pekerjaan atau urusannya,
pasti terdapat jalan menuju kesuksesan dan terdapat kemudahan pula di dalamnya. Kemudian setelah pekerjaan tersebut
telah selesai, maka pekerjaan lain yang ada di depan harus dikerjakan pula
dengan sepenuh hati atau dengan sungguh-sungguh pula. Artinya, setiap
pekerjaan yang dilakukan memang sudah seharusnya dilakukan dengan sepenuh hati agar dapat mencapai
kesuksesan sesuai dengan kesungguhan hati. Itulah sepenggal kalimat mengenai
filosofi sepenuh hati. Sampai dengan hari ini, segala yang kau kerjakan apakah
sudah sepenuh hati ataukah belum?
Indramayu, 11 Juni 2015
Vivi Sophie
Elfada
#NulisRandom2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar