Sabtu, 06 Juni 2015

Teruntuk yang Telah Sadar



Teruntuk yang Telah Sadar

Umur seseorang akan selalu bertambah setiap waktu sesuai pertambahan waktu. Seseorang yang tadinya masih dikatakan “imut-imut” dengan bertambahnya umur akan berubah semakin menua. Seseorang yang tadinya terlihat cantik atau ganteng, akan menua dan timbul kerutan-kerutan di wajahnya. Namun bertambahnya umur seseorang tidak serta-merta bertambah pula sifat dewasa yang dimilkinya. Bertambahnya usia dengan bertambahnya sifat dewasa tentu merupakan dua hal yang berbeda. Perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk mendewasakan diri. Perlu adanya niat yang sangat besar untuk berubah menjadi lebih dewasa. Berubah itu memang sulit, namun lebih sulit lagi hidup di kehidupan kelak karena tanpa adanya perubahan.

Segala sesuatu dimulai dari “kesadaran”, sadari bahwa diri bukanlah anak kecil seperti hari kemarin yang biasa ditimang-timang dan digendong, tentu harus memiliki sikap yang lebih mumpuni dibanding hari kemarin itu. Setelah adanya kesadaran usia, maka selanjutnya adalah “niat”. Semakin bertambahnya umur, semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul. Mungkin ketika hari kemarin bagi yang masih suka merengek minta ini itu, karena telah memiliki kesadaran bahwa diri bukanlah manusia yang seperti kemarin lagi, maka akan timbul perasaan malu untuk selalu meminta. Tentu setelah diri merasa sadar, maka akan timbul perasaan ingin selalu memberi. Sehingga niatkan  pada diri untuk dapat selalu memberi kepada siapapun. Selalu memberi bukan berarti memberi hal dalam bentuk materi saja, memberi suatu pemikiran jalan keluar juga termasuk memberi. Sadari bahwa semakin bertambahnya usia, semakin kompleks pula permasalahan yang dihadapi, dari sini seseorang dapat memberikan saran atau solusi terhadap sesama yang membutuhkan.

Kesadaran telah tumbuh, niat sudah kuat, kemudian sudah saatnya bertindak dengan hal nyata. Membuat perubahan dari seorang yang sangat kekanak-kanakan menjadi dewasa memang sangat sulit. Jika sudah merasa sadar dan telah memiliki niat untuk memiliki sifat lebih dewasa, maka hal tersebut tidak perlu diumumkan kepada banyak orang bahwa “saya sudah bertambah dewasa”, namun cukuplah diri yang merasa apakah telah bertambah dewasa ataukah belum. Oleh karena itu, perbedaan yang sangat jelas antara yang benar-benar berubah lebih dewasa dengan yang tidak, ialah tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang. Tindakan nyata bisa mulai dari menambah referensi pengetahuan tentang orang dewasa dalam kehidupan nyata. Menambah referensi pengetahuan tidak hanya dengan cara membaca buku atau artikel, namun mampu membaca kehidupan juga termasuk dapat menambah referensi pengetahuan, atau sering bercakap tentang perjalanan kehidupan orang-orang sekitar, pasti ada sisi luar biasa di dalamnya yang bisa diambil pelajaran dan merupakan referensi pengetahuan juga.

Setelah menambah referensi pengetahuan tentang bagaimana kehidupan orang-orang yang terlebih dahulu dewasa daripada diri,  tindakan nyata selanjutnya ialah bertindak sesuai dengan niatan awal. Jika niatan awal tujuan berubah karena malu selalu meminta, kini ingin menjadi seseorang yang selalu memberi, maka buktikanlah dengan tindakan nyata. Setelah mampu bertindak dengan hal yang nyata, yang terakhir ialah biasakan. Berubah itu memang sulit, namun hal yang lebih sulit lagi ialah “membiasakan” diri dalam perubahan, ini adalah tantangan. Jika diri telah merasa banyak berubah menjadi lebih dewasa, maka teruslah membiasakan diri dalam perubahan itu. Seseorang tentunya tidak ingin mengalami kemunduran. Meskipun semangat terkadang terasa naik-turun, namun ketika seseorang telah terbiasa dalam perubahan kehidupan yang lebih baik, ia tetap akan menjadi bentukan dirinya yang sekarang. Jadi, jawablah pada diri, sudah sampai manakah tingkat kedewasaan diri yang dicapai hingga saat ini?  

Cirebon, 6 Juni 2015
Vivi Sophie Elfada
‪#‎NulisRandom2015

2 komentar: