Jumat, 17 Juni 2016

Pekerjaan yang Dianggap Orang Paling Mudah dan Realitanya: Guru

Pekerjaan yang Dianggap Orang Paling Mudah dan Realitanya: Guru

Readers..
Kali ini kita bahas tentang pekerjaan yang dianggap orang paling mudah dijalani dengan realitanya yuk!
Pasti pada penasaran khan?
Yuk kita simak...

Pekerjaan apa di dunia ini  yang paling mudah dikerjain dan diminati?

GURU?

Kalau yang paling diminati sih, iya kali ya?
Karena banyak orang yang berbondong-bondong ingin menjadi guru apalagi ketika jaman doeloe, banyak banget yang kuliah keguruan dadakan, alias yang tadinya jurusan apa, tinggal kuliah akta empat terus jadi guru deh.
Alesannya sih klasik, karena jadi guru tuh kerjaan yang paling gampang dilakuin.

Oh ya?

That is bullshit!

Kok gitu?

Ya iya lah, di dunia ini ga ada yang gampang gitu aja tanpa ada yang namanya usaha.

Pengen dapet uang banyak, tapi usahanya sedikit?

Cuma di mimpi kali ya?

Mau PNS, mau honorer, ketika menjadi guru, ya berarti beban kerjanya sama-sama menjadi guru.
Ketika ada yang harus diselesaikan sampai begadang, ya begadang. Bahkan guru itu paling kompleks pekerjaannya.

Bayangkan saja, pagi sampai sore mengajar di sekolah, berarti pulang sampai rumah itu sore ya?

Apa di pikir pulang itu bisa santai gitu aja?

Masih banyak kerjaan koreksian tugas siswa, PR, sampe ulangan, belum dikalikan dengan siswanya. Misalkan satu kelas ada 40 siswa, ceritanya kelas gemuk yaa.. guru mengajar 5 kelas, 40x5=? ayo berapa? 200! Berarti kalau setiap hari ada tugas, setiap hari guru mengoreksi 200 tugas, belum lagi kalau ada PR, belum lagi dengan ulangan. Belum lagi kalau sudah masuk semester akhir, input nilai raport segala macam. Apalagi dengan kurikulum 2013 yang mampu mengembangkan penilaian terhadap siswa itu bukan hanya aspek kognitifnya saja, tapi juga aspek spiritual dan keterampilannya, dan penilaiannya pun dilakukan secara berkala setiap pertemuan bahkan bisa setiap hari, setiap saat, karena dengan adanya aspek spiritual dan keterampilan itu. Bingung ya maksudnya apa? Sama saya juga bingung, tapi waktu doeloe sebelum mengikuti pelatihan. So, bagian ini pelajari sendiri saja ya bagaimana seluk beluk kurikulum 2013. hehe..

Kalau sore masih mengurusi nilai, terus lanjut sampai malamnya, guru mempersiapkan perangkat mengajar untuk pembelajaran esok harinya. Kebayang khan dari sini? waktu pagi, siang sampai malam terpakai semua untuk urusan sekolah?

Lah terus kapan ngurusin rumahnya? gimana masak, nyuci, ngurusin anak&suaminya?
itu yang perempuan ya..hehe..
kapan waktu istirahatnya?
anak orang diurus dan di didik, anak sendiri gimana?

Iya ya gimana? Pusing juga ya?
Ya itulah resikonya. Ketika sudah memutuskan menjadi apa, harus sudah siap segala konsekuensinya.
Insya Allah waktu di dunianya berkah, ga ada waktu yang kebuang sia-sia.

Lah wong saya mau jadi guru karena paling gampang kerjanya! Ha..hah..situ protes? sama siapa ya? pada rumput yang bergoyang?
Makannya jangan jadi guru kalau ga siap dengan tanggungan pekerjaan menjadi guru. Toh lagian, pekerjaan apapun itu sama saja, sama-sama butuh usaha dan kerja keras, ga ada yang santai.

Kalau ada yang bilang:
"Ga ah aku mah santai jadi guru teh."
Ah paling situ kerjanya saking semangatnya, ditekuni dan dinikmati jadi ga berasa beban, karena udah jadi kewajiban profesi. "Ah engga, aku emang santai kok."
Oh mungkin karena sudah terbiasa menjalani menjadi guru, jadi sudah mahir membagi waktu.
"Eh dibilangin beneran santai, malah ga percaya aja?"
Loh kok bisa ya? Kalau gitu situ guru macam apaan ya? Ngajarnya cuma satu siswa ya? Hayo ngaku?
-Hening-

Ini bukan postingan mengeluh ya, tapi saya greget aja sama paradigma di sekitar yang berkembang, yang terkadang juga mempengaruhi pemikiran.

Kerjaan guru dibilang orang awam yang ga menjalaninya "gampang" terus dapat uang banyak jadi PNS lagi.
Tapi sekarang realitanya sudah tau sendiri khan dengan sepenggal beban kerja yang diceritakan di atas?
Proses menjadi PNS itu ga gampang, penuh dengan usaha kerja keras. Bisa jadi itu bonus dari Allah atas kerja keras dan rasa ikhlas menjadi seorang guru yang membimbing dan mendidik muridnya.
Tapi ada aja ya oknum yang mungkin iri dikiranya melihat beban kerjanya kurang, sehingga jaman sekarang makin nambah tuntutan ini itu, mengumpulkan ini itu. Ya wajarlah ya, yang membuat peraturan mungkin belum pernah menjalani aturan tersebut, secara teoritis mudah, tapi realitanya kadang diabaikan.

Bagi yang menjalaninya,  terutama yang honorer, termasuk saya, hehe..
Iya sih, ada aja ngeluh, beban kerja sama tapi penghasilan beda sama senior.
Yoi, baiknya ngaca dulu ya?hehe..
Sekali lagi perjuangan, kita yang ga menjalani kehidupan para senior tinggal enak menikmati melihat kenyamanan hidupnya sekarang tanpa tau tanpa bisa melihat bagaiman perjuangan susah payah mereka di masa lalu.
Iri dengki, biasalah sifat manusia ya, kadang khilaf.hehe..
Lihat orang lain enak, aku kok ga gitu?
Coba kalau menengok bagaimana awal masa perjuangannya, bagaimana susah payahnya, mungkin kita lebih dimudahkan kehidupannya dan harusnya banyak-banyak bersyukur kepada Allah.
Iya sih, sekarang lagi insyaf, masih bulan Ramadhan, besok-besok bergaul dengan pengeluh, kumat lagi ikut-ikutanengeluh dan iri?
Jangan lah ya?hehe..
Semoga Allah selalu membimbing kita.. Aamiin..

Satu lagi, saya juga paling greget kalau ketemu dengan yang bukan seprofesi, senasib, sepenanggungan, dibilang sok sibuk padahal cuma honorer.
Iya sih, sok sibuk apa ya? Ga sibuk kok, lihat aja beban kerja sebagai guru itu gimana. Sama ga sama kerjaan mu?
"Iya ya, Aku kira guru tuh cuma ngajar doang, ya udah kelar."
So, kita semua ga perlu men-judge siapapun dengan pekerjaannya, dengan bagaimanapun derajat jabatannya, dengan berapapun penghasilannya.
Ngapain kita malu dengan pengasilan, derajat yang serendah apapun, yang penting barokah dan berkecukupan. Cukupkanlah kewajiban kita dalam bekerja, maka Allah akan cukupkan kebutuhan kita, entah dari pintu-pintu rizqi manapun itu yang Allah sukai dan ternyata tak kita sangka-sangka.

Begitupun kalau sudah berada di atas, nih biasanya kalau yang ini ujiannya lebih berat karena bersifat laten, alias tersembunyi.
Kita kebablasan dengan kenikmatan kehidupan yang diperolah, ga berasa tau-tau udah jadi orang sombong, tau-tau tega merendahkan orang lain. Semoga kita ga begitu ya,  kalaupun udah terlanjur, semoga kita segera sadar dan diampuni Allah.. Aamiin..

Kesimpulannya, ga ada pekerjaan yang mudah dijalani gitu aja seperti orang membalikkan telapak tangan, tapi pekerjaan apapun itu penuh perjuangan. Semoga setiap pekerjaan kita bisa berkah, Aamiin...
Sampai jumpa lagi readers...
Sekian untuk hari ini...
#ForReaders

Tidak ada komentar:

Posting Komentar