Ikatan Batin antara Ibu dan Anak
_
Ketika kita menjadi ibu, salah satu hal yang istimewa ialah ketika kita merasa sangat dibutuhkan oleh anak. Rasa sangat dibutuhkan itu begitu mengharukan, kemana-mana pokoknya harus dengan ibu, mau apa aja harus dengan ibu, pokoknya dimana ada ibu, disitu ada anaknya. Menjadi sosok yang sangat dibutuhkan seperti itu sangat membahagiakan.
_
Tapi, konflik mulai terjadi ketika sekitar mulai berkomentar yang tidak-tidak dengan kelekatan anak dan ibu. Seperti:
1. "Kok anaknya kalo tidur harus sambil nyusu ASI langsung? Ya ga bisa kerja dong ibunya? Terus ibunya ikut ketiduran, dasar ibu pemalas."
2. "Kok anaknya ga mau digendong sama orang lain sih? Nemplok sama ibunya terus? Ga kayak anaknya fulan sama siapa aja mau. Ga pernah diajak bersosialisasi ya jadi penakut gitu?"
3. "Kok anaknya ga mau sih dibawa sama orang lain? Kalo ga nyusu ASI sih dibawa aja, kasih aja susu botol biar enak dibawa jalan-jalan ga harus sama ibunya terus ribet amat."
4. "Kok nyusu nya ASI langsung? Ga di botol aja? Ribet dong kalo pergi-pergi? Ibunya ga bisa kerja dong?"
5. dan seterusnya...dan seterusnya komentar-komentar sadis yang menyakitkan lainnya.
_
Semua komentar-komentar dari sekeliling, sedikit atau banyak, sadar atau tidak, PASTI akan mempengaruhi pola pikir sang ibu. Mulai dari komentar iseng sampai serius seperti pada contoh dapat memberikan dampak yang buruk bagi kelekatan ibu dan anak. "Padahal kelekatan adalah kunci awal dari ikatan batin ibu dan anak". Mengatur mulut orang lain agar tidak berucap kalimat sadis tentunya tidak bisa kita lakukan, maka yang harus kita lakukan adalah memulainya dari diri sendiri untuk "STOP" berkomentar pada kehidupan orang lain dalam bentuk apapun.
_
Namun semua komentar apapun itu dari luar, jika ibu tau RUMUS ikatan batin antara ibu dan anak, maka tidak akan diperdulikan komentar meski sejahat apapun itu. Karena rumus ikatan batin ini akan berlanjut seterusnya hingga akhir hayat.
Rumus ikatan batin antara ibu dan anak ialah:
"Perlu adanya kelekatan antara ibu dan anak. Karena ikatan batin terbentuk semakin menguat ketika kelekatan yang dibentuk sejak fase menyusui 0-2 tahun begitu lekat antara ibu dan anak."
_
Fase menyusui itu terlalu singkat, cukup hanya dijalani dalam waktu 2 tahun saja, maka manfaatkanlah waktu tersebut untuk membentuk kelekatan antara ibu dan anak, membentuk bounding dengan anak, membentuk ikatan batin yang kuat dengan anak.
_
Di usia sejak lahir, hal pertama yang dapat anak rasakan ialah sentuhan dari ibunya. Maka seringlah membelai anak, buatlah anak begitu lekat. Saat memberi ASI pun biarlah secara langsung, agar anak dan ibu semakin lekat. Kelekatan inilah yang membentuk ikatan batin kuat antara anak dan ibu. Sang ibu menjadi sosok yang ternyaman bagi anaknya, sehingga ketika besar kelak segala apapun masalah yang dihadapi maka akan kembali kepada dekapan ibunya. Maka berbanggalah jika anak dibilang bau tangan, jika anak tidak mau digendong oleh orang lain, karena itulah yang menjadi pertanda bahwa kelekatan antara ibu dan anak terbentuk kuat sebagai awal pembentukan ikatan batin yang kuat.
Ada yang komentar anaknya ga mau sama orang lain? Banggalah karena kelekatan berhasil terbentuk dan jawab "Anakku bukan anak gampangan yang mau dibawa sama siapa aja. Anakku hanya mau digendong sama ibunya, maka kelak ketika besar TIDAK menjadi sosok yang GAMPANGAN dibawa dan diajak orang lain begitu saja".
Jika ada yang bilang repot dong anaknya apa-apa harus dengan ibunya? Maka banggalah karena kelekatan berhasil dibentuk dan jawab "Fase ini hanya terjadi saat pembentukan pondasi. Fase ini hanya ada pada saat anakku kecil, begitu anakku besar maka ia akan tumbuh seperti orang dewasa lainnya yang memiliki kehidupan sendiri, tentu saja aku yang menjadi ibunya tidak merasa kerepotan sama sekali dengan fase yang hanya sesingkat ini. Karena dengan kelekatan inilah awal pondasi penjagaanku pada anak terhadap pergaulan bebas. Ketika ada masalah, bukan orang lain yang bukan mahram yang didekap, tapi ibunya. Ketika ada kesulitan lalu diajak jalan pintas maksiat oleh orang lain, maka anakku tak semudah itu gampangan diajak orang lain, tapi anakku akan kembali lagi padaku."
_
Kemudian setelah sentuhan, kemampuan anak sebelum melihat ialah mendengar, maka ibu banyaklah mengajak bicara dengan anak agar suara ibu direkam oleh anak dan semua perkataan ibu nantinya ketika besar akan selalu didengarkan oleh anak, nasihat apapun dari ibu akan di dengar hingga besar nanti. Seringlah mengaji, seringlah mengucap Asma Allah agar anak selalu terbiasa mendengar yang baik-baik.
_
Kemudian saat penglihatan anak mulai jelas, ibu memang harus selalu berada di sisi anak, harus selalu absen muka agar muka ibu direkam oleh anak sebagai sosok yang selalu ada untuknya, sosok yang selalu menyenangkan untuk anak.
_
Maka ketika anak dibilang bau tangan, ketika anak dibilang maunya apa-apa sama ibu, maka nikmatilah dan berbanggalah karena kelekatan ibu dan anak terbentuk dengan baik, sehingga ikatan batin antara anak dan ibu semakin menguat. Semakin kuat pondasi dasar yang dibentuk sejak kecil, maka akan kuat pula bangunan yang terbentuk meskipun sudah besar nanti. Pentingnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak ialah ibarat seperti layang-layang, ketika anak sudah besar maka terbanglah setinggi-tingginya, namun ketika ada bahaya seperti pergaulan bebas atau semacamnya mulai terlihat maka orang tua sudah siap siaga dapat dengan mudahnya menarik kembali layangan itu agar benangnya tidak putus agar tidak terjerumus kedalam bahaya tersebut. Namun jika kelekatan sejak kecil tidak terbentuk, ikatan batin tidak menguat, jangan harap anak akan mendengar nasihat orang tua ketika besar nanti, karena semuanya sudah terlambat. Maka sebelum semuanya terlambat, fase 0-2 tahun ketika anak masih salam fase menyusui inilah harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena waktu tidak dapat diputar ulang kembali. Berhentilah memikirkan kesakitan komentar sadis dari orang lain tentang kelekatan, mulailah menyelamatkan masa depan anak dengan membentuk kelekatan yang kuat agar ikatan batin dengan anak semakin menguat pula.
_
Materi tentang kelekatan ibu dan anak ini ditulis dengan versi penulis. Adapun inspirasi penulis ialah dari Ust. Bedri Jaisyurrahman dalam ceramah yang bisa ditonton pada link berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar