Minggu, 12 Juni 2022

Melahirkan Normal VS Melahirkan Caesar - Part 2

 


Melahirkan Normal VS Melahirkan Caesar - Part 2


Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimusshalihaat. Segala puji bagi Allah Ta'ala, Tuhan alam semesta yang memberikan segala kemudahan. Maasyaa Allah akhirnya sesuai dengan janjiku di part 1 yaitu akan bercerita kembali tantang melahirkan caesar VS normal, akhirnya terealisasikan juga di part 2 ini.


Pada part 1 lalu secara garis besar tentang bahasan mom shamming, yaitu tentang kalimat-kalimat yang dapat menyinggung perasaan ataupun pertanyaan-pertanyaan yang dapat mempermalukan pihak yang ditanya dalam konteks ini menjadi seorang ibu. 


Kali ini di part 2, aku akan bercerita tentang Kuasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahawa segala sesuatu di alam semesta ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Ta'ala, dan kita sebagai makhluk-Nya hanya bisa menjalankan kehendak-Nya dan wajib untuk mencari jalan mencapai Ridhla Allah Azza Wa Jalla.


Sebagai seorang ibu, tentunya ingin mempersiapkan segala kebutuhan bayi yang akan dilahirkan dengan maksimal. Mulai dari pakaian, alat mandi, hingga semua yang dibutuhkan bayi dipersiapkan dengan detil dan sempurna. Apalagi jika persalinan yang merupakan pengalaman kedua kalinya, sudah tergambar jelas apa saja yang dibutuhkan bayi dan juga sang ibu. Namun ternyata di sinilah letak hikmahnya. Sebenarnya ini terlalu personal dan jarang sekali untuk bercerita tentang hal yang personal. Namun karena di dalamnya terkandung hikmah dan diniatkan sebagai suatu jalan untuk berdakwah, Bismillahirrahmaanirrahiim semoga bisa menjadi cerminan untuk berbenah diri menjadi lebih baik lagi dan menjadi reminder pula untuk diri sendiri.


Alhamdulillah Allah Ta'ala memberikan kesempatan kepadaku untuk merasakan dua metode persalinan, yaitu secara normal dan caesar. Maasyaa Allah keduanya memang berbeda jauh metodenya, namun perjuangan keduanya benar-benar dirasakan sama-sama dahsyatnya. Jadi, tidak dibenarkan bahwa jika ada statement yang menjatuhkan harga diri seorang ibu yang melahirkan menggunakan metode salah satunya, tidak dibenarkan melahirkan secara normal lebih baik daripada caesar ataupun sebaliknya. Yang benar yaitu metode apapun itu adalah metode yang terbaik untuk menyelamatkan dua nyawa manusia, yaitu nyawa ibu dan nyawa bayi yang ada di dalam kandungan ibu. 


Pengalaman pertama bersalin membuatku lebih percaya diri untuk menghadapi fase tersebut. Semua sudah dipersiapkan dengan matang. Perlengkapan bayi, perlengkapan ibu setelah persalinan, dan tentunya segala treatment latihan baik fisik hingga psikis telah dipraktikkan agar mampu memberdayakan diri ketika bersalin. Mungkin karena pengalaman pertama sudah dilalui sehingga pengalaman kedua menjadi lebih percaya diri inilah akhirnya mendapat sebuah teguran langsung dari Allah Ta'ala. Khilaf dan jumawa, mungkin diri ini terlalu percaya diri dan sombong, maka persalinan berjalan tidak sesuai dengan yang dipersiapkan. Allah Ta'ala menyadarkan aku, bahwa hanya Dialah Yang Maha Membuat Rencana, Allah Ta'ala Yang Maha Berkehendak, alam semesta ini seraya bergerak tunduk atas perintah Allah Ta'ala. Tersadar dengan hal tersebut, berserah diri kepada-Nyalah merupakan sebuah kenikmatan tersendiri.


Allah Ta'ala pilihkan metode persalinan yang terbaik untuk menyelamatkan bayiku, yang sebelumnya aku sendiri sama sekali tidak membayangkannya melalui proses tersebut. Inilah yang menjadi titik balikku, bahwa manusia boleh berencana namun tidak boleh terselip sedikitpun rasa sombong, karena semua alam semesta ini sudah ada yang mengaturnya dengan lebih detil dan lebih sempurna yaitu Allah Azza Wa Jalla. Manusia hendaknya berserah diri menjalankan segala ketetapan Allah Ta'ala. Ketika tersadar hal tersebut, aku memohon ampun kepada Allah Ta'ala dan sekaligus bersyukur atas keselamatan nyawa anakku saat bersalin. Tiada yang lebih penting dari sebuah keselamatan. Metode apapun itu ketika bersalin, semuanya bertujuan baik untuk menyelamatkan nyawa. Maasayaa Allah sungguh besar karunia yang diberika Allah Ta'ala. Semoga sedikit cerita ini dapat menjadi suatu jalan bertambahnya keimanan kepada Allah Ta'ala. Aamiin.




Melahirkan Normal VS Melahirkan Caesar - Part 1

Membuat sebuah konten yang bermutu ternyata sesuatu, memang butuh tenaga, usaha, biaya yang lebih. Yang paling penting ialah originalitas idenya atau kekreatifan dari idenya. Kemudian selanjutnya ialah yang paling penting diantara semuanya adalah EKSEKUSI.

Sampai ditulis caploks semua tentang eksekusi, karena sebagus apapun idenya, tanpa eksekusi maka semuanya jadi omong kosong belaka. Inilah sifat yang gemes di diri sendiri, suka gagal eksekusi. Hehe.

Sudah banyak ide, ingin membuat konten, tapi mandeg hanya di angan-angan belaka. Terkadang maju eksekusi, tapi baru setengah jalan. Kemudian maju lagi ada peningkatan sampai finish, tapi tidak istiqomah alias tidak berkelanjutan berkesinambungan, akhirnya banyak materi konten yang gagal di posting, banyak bahan materi yang hanya jadi bahan saja, tidak dimasak tidak dihidangkan tidak dipublikasikan.

Baiklah, daripada berkepanjangan, langsung saja "MULAI AJA DULU!" yes, seperti platform market place. Ngomong-omong silahkan bisa mampir ke sini dulu: http://tokopedia.com/elfada Sambil ngiklan boleh lah..haha..

Oke, mulai aja dulu dari mana ya? Baiklah, mulai dari keadaan yang sedang dihadapi sekarang ini. Berhubung aku juga pasca melahirkan, kita ngobrol tentang melahirkan normal VS caesar.

Aku suka bertanya-tanya kenapa ya obrolan orang pasca melahirkan itu pasti ditanya "lahirannya normal apa caesar?" Entah emang kepo doang, serius nanya, atau emang cuma buat basa-basi. Hayo siapa yang kalo ketemu temen habis lahiran itu ditanyain pertanyaan yang sama? Atau giliran yang nanyainnya? Akupun begitu sebenernya. Hehe.

Tiba-tiba kebayang aja sih, di zaman kolonial dulu sewaktu operasi caesar belum terlalu dikenal, orang-orang ngobrol basa-basinya ngebahas apa ya? Ga akan keluar pertanyaan "lahiran normal apa caesar" bukan? Karena operasi caesar masih sangat asing saat itu. Hehe.

Membahas obrolan basa-basi yang bisa bikin mom shaming atau menyinggung perasaan menjadi ibu, atau bisa dibilang statement atau pertanyaan basa-basi yang bikin baper, terkadang harus ada situasi diri untuk memaklumi keadaan demikian. Maksudnya? Yes, sudah menjadi rahasia umum bahwa umumnya dari kita bertanya sesuatu hal untuk basa-basi justru pada sebagian orang menganggap hal tersebut merupakan hal yang sensitif. Misalkan, yang pengangguran ditanyain "kerja dimana?" yang masih jomblo ditanya "kapan nikah?" Udah nikah ditanya "udah punya anak belum?" Terus udah punya anak baru lahiran ditanya "lahiran normal apa caesar? pake ASI apa susu formula?" pake popok kain apa diapers? pake baby sitter apa sendiri? lahiran di bidan apa rumah sakit?".

Serangkaian contoh pertanyaan-pertanyaan tersebut memang sudah lumrah ditanyakan, maka yang personality-nya sensitif dan menganggap hal tersebut merupakan privacy, terkadang harus memaklumi bahwa pertanyaan tersebut memang sudah biasa. Sudah maklumi saja, sudah umumnya begitu, maka akan ada kelegaan hati. Jika terus-terusan ngotot mengusahakan mengendalikan ingin membentuk lingkungan yang sehat selalu, maka akan menjadi lelah sendiri. Pola berpikir terus berkembang, ada kalanya yang tadinya suka baperan, lama-lama cukup dengan kata "MEMAKLUMI" semuanya sudah selesai. Perasaan tidak terima diperlakukan semena-mena seperti mom shaming pastinya ada saja, namun dengan memaklumi kebiasaan lingkungan adalah kunci dari berdamai dengan semuanya.

Oh ya, termasuk pengalaman saat membuat konten MPASI yang awalnya niatan untuk diri sendiri saja syukur-syukur bisa bermanfaat untuk orang lain justru alih-alih malah dihujat dan malah bikin ngedrop mandeg bikin konten, sekarang cukup "memaklumi" saja. Bahwa sudah umumnya kehidupan ada yang suka dan tidak suka, ada yang memuji dan ada yang menghujat, ya sudah maklumkan sajalah semuanya, selesai. Meskipun memang terkadang saat dihujat ada perasaan ga terimanya, saat dipuji kadang ada jumawanya,hehe.. Tapi over all, "MAKLUMIN AJA!" Eits, jadi ada bahan jargon baru bisa dong ya selain "mulai aja dulu" jadi tambah "maklumin aja" haha..

By the way, kita sudah bolak-balik ngobrol macem-macem, dan yang jadi judul melahirkan normal VS caesarnya mana? Ya memang ini dulu yang dibahas, tentang kaitan emosinya dulu, sisi psikologisnya dulu. Hehe.. Next kita akan ngobrol tentang sisi yang lainnya mengenai lahiran normal VS caesar, karena berhubung my baby udah mulai gerak-gerak mau bangun dari tidurnya dan si kaka udah waktunya makan siang, next Insyaa Allah kita lanjut ya.. Jadi aku buat beberapa part aja, dan ini adalah part 1. Bye-bye..

Rabu, 19 Agustus 2020

Potensi Diri

Bedanya saat singel dengan sudah berkeluarga salah satunya adalah ketika singel bisa bebas memikirkan ingin mengembangkan diri menjadi apa saja yang di suka, mengembangkan diri sejauh mana, pokoknya fokus pada pengembangan diri sendiri saja sudah cukup dan selesai. Tapi saat sudah berkeluarga, bukan hanya memikirkan tentang bagaimana diri sendiri bisa berkembang, namun tentang bagaimana diri sendiri, suami, dan anak-anak, semuanya bisa saling bersinergi memaksimalkan potensi sehingga bisa saling berkembang, semuanya saling mendukung, saling berikhtiar, saling berjuang sesuai dengan yang diridhai Allah. Pengulangan kata "saling" memberikan makna bahwa semuanya dilakukan bersamaan dan antara satu dengan yang lain berada dalam satu visi dan misi.
_
Mengutip dari Muzammil Hasballah, yang intinya adalah jika satuan jarak adalah meter, satuan massa adalah gram, maka satuan cinta adalah pengorbanan. Ya, konsepnya bahwa satuan cinta adalah pengorbanan. Terkadang ada sebuah keadaan saat saling berusaha mengembangkan potensi diri tidak bisa dilakukan secara serempak bersamaan, maka saat itulah salah satunya untuk mengorbankan masa emasnya karena cinta yang tentunya dilandasi cinta kepada Allah.
_

Kamis, 30 Januari 2020

Impian dan Ikhlas

Pernah suatu ketika, menginginkan untuk dikabulkannya suatu impian. Impian itu sungguh sangat kuat dan menggebu. Segala cara upaya dilakukan, mulai dari ikhtiar dan do'a.
Hingga pada akhirnya berada pada ujung kepanikan, kegalauan, dan segala kawan-kawannya karena tak kunjung juga dikabulkan sesegera mungkin. Namun begitu, tetap saja terus berusaha&memohon kepada Allah.

Qadarullah, Allah mengabulkan impian sesuai dengan keinginan yang sesegera mungkin itu. Namun, setelahnya dikabulkannya impian itu sesuai dengan sesegera mungkin, banyak hal lain yang terlewatkan, banyak pula berbagai persoalan yang berdatangan setelahnya secara tiba-tiba tanpa ada prediksi apapun sebelumnya, ternyata banyak sekali ragam kejutan-kejutan yang tidak diharapkan yang menjadi pengiring impian itu.

Bukan bermaksud untuk menyesali banyak hal yang terlewatkan, bukan pula menyesali terkabulkannya sebuah impian yang dimintakan kepada Allah sesegera mungkin itu.

Namun, dibalik Allah mengabulkan sebuah impian sesegera mungkin itu, Allah memberikan pelajaran yang sangat amat berharga untuk impian-impian lain yang masih belum dikabulkan.

Bahwa memintakan untuk terkabulkannya impian tidaklah boleh untuk memaksa meskipun seberapa inginnya dan kuatnya impian itu untuk dikabulkan. Maka mintakanlah kepada Allah untuk dikabulkan hal yang terbaiknya, bagaimanapun yang terbaik menurut Allah, serahkan saja semuanya kepada Allah, biar Allah yang mengatur hal terbaiknya, biar Allah yang menuntun impian yang terbaiknya. Karena yang diinginkan manusia belum tentu memang yang terbaik yang dibutuhkan, namun yang Allah berikan sudah pasti yang dibutuhkan manusia.

Maka, satu point penting ialah meminta kepada Allah tanpa memaksakan kehendak. Mintakanlah kehendak Allah yang terbaik untuk sebuah impian.

Selanjutnya ialah point keikhlasan. Tersadarkan pula bahwa selama ini usaha untuk mendekati Allah adalah semata-mata hanya memiliki suatu niatan agar untuk dikabulkannya sebuah impian, selepas dikabulkannya impian kembali lagi kedalam masa kejahiliyahan jauh dari Allah. Malu rasanya saat menyadari bahwa selama ini hati tidak ikhlas untuk bergantung kepada Allah.

Seharusnya hati ini benar-benar ikhlas bergantung kepada Allah. Bahwa suka-tidak suka dengan sebuah keadaan, terkabulkannya impian atau belum, apapun itu, tetaplah menggantungkan hidup kepada Allah. Terserah Allah mau dibawa kemana jalan hidup ini, tetaplah bergantung kepada Allah. Dengan bergantungnya hidup kepada Allah maka mencerminkan kepercayaan apapun kehendak Allah atas hidup ini adalah yang terbaik. Maka hati harus dibenahi kembali agar ikhlas karena untuk menggapai Ridhlo Allah.

Rabu, 21 Agustus 2019

Menyapih Anak - Butuh Kesiapan Anak dan Ibu serta Para Pendukungnya

Menyapih Anak - Butuh Kesiapan Anak dan Ibu serta Para Pendukungnya

_

Hi guys, kali ini aku mau sesi sharing aja tentang kehidupan seorang ibu. Kalau sudah punya baby, dengan alami Qadratullah ibu langsung seketika bisa meng-ASI-hinya (maksudnya ngasih ASI ya, alias menyusui. Hehe..) Tapi kalau waktunya sudah tiba, si baby menginjak atau akan menginjak 2 tahun, sangat membutuhkan kesiapan mental dan fisik dari anak dan ibu serta para pendukungnya alias orang-orang disekitarnya. Why? Simak yuk..

_

Ketika kita mendengar menyapih, atau baby berhenti menyusu langsung dari ibunya untuk selamanya, biasanya orang-orang hanya menanyakan "gimana sih caranya menyapih?" ada yang jawab ditempelin yang pait-pait, atau dimerah-merahin biar anak takut/ga suka lagi karena rasanya udah ga enak. Intinya pertanyaan itu lebih kepada sisi penanganan anaknya saja, siap atau belum. Padahal yang ga kalah penting adalah kesiapan ibunya. Ketika stop menyusu, ASI yang biasa keluar itu akan menjadi tertampung banyak di dalam payudara karena tidak dikeluarkan, akhirnya menjadi bengkak dan sangat sakit, beberapa ada yang sampai mengalami mastitis, seperti demam. Maka ketika ingin menyapih, sangat perlu memperhatikan penanganan sang ibu ketika mengalami kesakitan tersebut, karena ibu akan sekaligus menangani anak yang akan rewel ketika disapih. Kebayang dong, sang anak kalau rewel mintanya mau deket sama ibu, tapi ibunya sendiri kalau lagi sakit itu gimana? So, PR untuk para suami atau siapapun yang serumah dengan ibu, setidaknya jangan nambah bikin drop ibu, lebih bagusnya dukung ibu yang menyapih, misal kalau sakitnya ga tertahankan banget diajakin ke dokter, ya pokoknya apapun yang mendukung supaya proses menyapih yang dilalui bisa berhasil.
_

Selanjutnya mental sang ibu harus siap dan kuat ketika ingin menyapih. Karena selama proses menyapih akan timbul pertentangan hati "kasihan liat baby nangis, ga tega liat baby mohon-mohon minta nyusu" tapi emang harus dilakuin.. dan akhirnya ada episode anak sama ibu nangis bareng. Pasca menyapihnya, ibu harus kuat mental karena akan sangat merindukan kedekatan antara ibu dengan anak ketika proses menyusui dulu. Mulai dari tatapan cinta baby ke ibu, sentuhan lembut sayang baby ke ibu, ekspresi bahagia baby ke ibu saat dan setelah menyusui, pokoknya semua yang menyenangkan saat menyusui itu ga akan lagi terulang (kecuali kalo punyak anak lagi ya.. hehe..) Jadi siap-siaplah ibu berpisah selamanya dengan moment-moment indah saat menyusui.
_

Segitu dulu aja sih yang mau aku sharing, jadi ceritanya ngebahas yang untold tentang menyapih. Hal-hal yang umum biasa dibahas tentang menyapih ga dibahas di sini, jadi sisi untold nya aja ya, semoga pesannya tersampaikan.
_

Thanks for reading guys..

Minggu, 19 Mei 2019

Sebuah Takdir dari Allah

Sebuah Takdir dari Allah


_
Ini sebagian aja buku yang harus "dimakan" waktu zaman kuliah, yang lainnya masih banyak. Kalau liat lemari pas mudik itu hampir satu lemari besar segede perpustakaan isinya buku yang harus kumakan. Kebayang ga sih berapa besar biaya buat beli buku-buku itu? Kebayang ga sih perjuangan lika-liku orang tuaku buat ngebiayainku sekolah, les, bimbel dan temen-temennya? Kebayang ga sih usaha, tenaga&waktu yang aku lalui buat ngejalanin jenjang pendidikan sampe S1? Kalau ga bisa ngebayangin, it's oke, it's mean that you didn't learn in the school. Karena itu, aku paling-paling-paling ga suka kalau ada yang komen meremehkan dan berkomentar apapun tentang pendidikan, tentang jadi apa sekarang, pokoknya seputar yang bersinggungan dengan itu. Sampe sekarangpun masih kudu ngadepin hal-hal itu. Lelah dengernya? Banget.
_
Tapi, dibalik itu semua, banyak pelajaran yang didapet: ikhlas dalam penerimaan.

1)Ikhlas dalam penerimaan takdir dari Allah, manusia hanya bisa berusaha mau jadi apa, selepas itu ya takdir Allah yang menentukan, dan takdir dari Allah adalah yang terbaik meski masih ngerasa banyak cita-cita yang belum terlunaskan, tapi Allah yang pilihkan cita-cita yang terbaik buatku.

2)Ikhlas dalam penerimaan segala hal bentuk komentar, ghibah, atau bahkan fitnah karena terlalu sering di salah sangka oleh orang lain karena watak dan ucapan orang tak bisa kita atur atau dirubah. Berharap orang lain untuk berlemah lembut pada kita adalah harapan yang salah, berharap hanya kepada Allah saja. Karena ini ujiannya, bisa ga sih kita tetep jadi orang baik meski ketemu bermacam-macam watak&ucapan orang yang bikin dunia kita jadi kecil, sedih, nyinggung, sampe sakit hati. Kalau bisa tetep jadi orang baik, itu baru ikhlas.

3)Ikhlas menerima jalan hidup takdir dari Allah karena niat belajar&sekolah selama ini untuk menempuh Ridhlo Allah, bukan ridhlo nya manusia. Kalau dengerin terus komentar manusia, jadi apapun bakal salah, mau jadi wanita karir ya salah, jadi ibu rumah tangga ya salah juga, karena manusia tempatnya berkomentar, dan komentarnya suka lupa disertakan pernyataan bahwa semua takdir dari Allah itulah yang terbaik, jadi kejarlah Ridhlo Allah.

Minggu, 12 Mei 2019

Hanya Butuh Waktu

Ku kira, begitu aku dan kamu bertemu, kemudian happy ending.
Tapi nyatanya tidak semudah dan sesingkat itu sebuah cerita happy ending.
Ternyata ada dia, dirinya, dia lagi, dan dirinya lagi, belum lagi dengan dia-dia yang lain yang harus ku terima dengan segala pemakluman apapun tanpa merasa untuk dilukai.
Tapi, tetap saja luka itu tetap ada, karena ku tak tahu sebelumnya tentang bagaimana semua dia-dia-dan dia.

Awalnya kusambut semua dia dengan hati gembira pula karena bagian darimu.
Aku mencintai kamu hingga segala yang melekat pada dirimu, kucinta juga.
Namun seiring berjalannya waktu dan lambat laun ku semakin tahu tentang semua dia-dia-dia dan dirinya, justru membuat cintaku menjadi terasa perih.
Aku cinta tapi di dalamnya ada perih yang terselip karena dia.
Perlakuan semua dia tidak mengindahkan keberadaanku yang kini menjadi bagian dari kamu  padahal sejauh ini aku telah ikut mencintai semua dia karena melekat padamu, karena begitu cintanya aku padamu.
Entah sampai kapankah begini menahan rasa perih.
Ataukah ini hanya urusan tentang waktu yang dapat membiasakanku terbiasa beradaptasi denga perih?
Entahlah.

Mungkin ini memang hanyalah tentang waktu saja.
Karena dia yang membawa perih tidak akan bisa melunak melembut, akan tetap seperti itu dan selamanya.
Hanya saja aku yang belum terbiasa dengan rasa perih itu.
Maka, biarlah semua berjalan seperti air mengalir.
Biarlah perih ini datang semaunya hingga diri ini menjadi kebal dan baal.

Minggu, 05 Mei 2019

Bergaul dengan Sesama untuk Menjalankan Misi Dakwah

Masih tentang menjadi seorang ibu hampir dua tahun ini yang otomatis berubahlah pergaulan dengan lingkungan sekitar, tentunya karena faktor merantau juga, jadi perubahan dunia pergaulan benar-benar terasa 360°. Hampir dua tahun menjadi seorang ibu dan hampir tiga tahun menjadi seorang istri, tentu tidak terlepas begitu saja dari konflik tertentu. Konflik yang begitu terasa adalah tentang mom shaming, yaitu dibanding-bandingkan segala aspek kehidupan, mulai dari pola asuh hingga tumbuh kembang anak. Postingan sebelumnya juga membahas ini lebih detil, tapi kali ini aku hanya mengulas sedikit saja tentang kinflik batin tersebut yang berujung pada inti pembahasan yaitu mengenai misi dakwah.

Tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah selesai jika kita meladeni orang-orang yang suka berbuat mom shaming atau suka membanding-bandingkan kehidupan kita. Mengalah dan diam juga tidak akan menyelesaikan masalah, justru sakit hati akan semakin menumpuk dan menjadi dengki. Maka satu-satunya jalan agar selamat ialah dengan menjalankan misi. Kita harus menjadi pribadi yang bervisi dan misi jelas. Visiku ialah untuk membentuk keluarga dan lingkungan yang taat kepada Allah. Maka misi yang harus dijalankan adalah berdakwah. Daripada bersilat lidah menanggapi ucapan buruk atau malah pasrah berdiam diri, sudah saatnya menjawab dengan menyisipkan dakwah di dalamnya.

"Anakmu kok makin kurus aja ya?!"
"Iya, alhamdulillah meski kurus, Allah berikan kesehatan sehingga anakku bisa bisa aktif dan tumbuh kembangnya sesuai umurnya. Maasyaa Allah, begitu nikmatnya karunia Allah."

"Anaknya gerak terus ga bisa diem, apalagi anaknya si fulan lebih lincah lagi, ibunya pasti lebih kualahan lagi dibanding kamu!"
"Maasyaa Allah, semua sudah Allah atur kadar porsi kemampuan setiap hamba-Nya. Alhamdulillah, Allah mampukan aku untuk mengurus anak dengan segala kemampuan yang dimiliki, pastinya begitupun ibunya si fulan. Allah tahu kemampuan setiap hamba-Nya sepaket dengan segala kondisinya. Bahkan untuk hal yang kita tidak ketahui dari kehidupan orang lain, Allah lebih mengetahuinya tentang bagaimana keadaan sebenarnya. Maasyaa Allah, begitu Penyayang dan Maha Adilnya Allah."

Kemudian masih banyak lagi contoh-contoh untuk menyisipkan dakwah di dalamnya. Jika dakwah yang disisipkan, sudah dapat dibayangkan bukan bahwa lawan bicara Insyaa Allah tidak akan berkata macam-macam lagi. Ketika kita terus selipkan rasa kagum kita pada Allah, kita selipkan tentang kebesaran Allah pada ucapan kita, maka tak satupun yang dapat menyerang mengecilkan hati kita. Karen Allah Maha Besar, Allah yang mampu mendamaikan hati setiap manusia. Semoga Allah selalu menuntun kita semua. Aamiin.

Tidak Perlu Membanding-Bandingkan Antar Satu Individu dengan Individu Lain, Allah Sudah Menetapkan Masing-Masing Porsinya

Tidak Perlu Membanding-Bandingkan Antar Satu Individu dengan Individu Lain, Allah Sudah Menetapkan Masing-Masing Porsinya

Sudah hampir dua tahun menjalani status sebagai ibu, ternyata ada sisi lain yang begitu menguras perasaan. Bukan tentang hubungan yang kujalani antara aku dan anakku, bukan. Melainkan dari respon sekitar yang sering membanding-bandingkan perkembangan anak dan membandingkan cara pengasuhan orang tua, yang lebih dikenal dengan mom shaming. Bukan masalah terlalu baper, bukan. Ini hanyalah soal ketika seseorang baru mengerti bagaimana rasanya hanya ketika ia berada di posisi yang sama. Hal yang manusiawi ketika ada masanya perasaan ada pada di titik begitu jenuh menerima perkataan-perkataan yang membanding-bandingkan segala hal. Namun memang perkataan orang lain tidak bisa kita atur, maka mulai dari kesadaran diri sendirilah agar tidak melakukan hal yang serupa pada orang lain. Perlakukanlah orang lain seperti kita ingin diperlakukan orang lain, hanya itu ikhtiar yang bisa dilakukan agar menumbuhkan suasana pergaulan yang baik.
_
Namun memang ketika kehidupan kita dibanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain yang terlalu sering membuat kita begitu jenuh dan buntu harus berbuat apa lagi agar tidak selalu dibandingkan. Kemudian saat yang seperti inilah ketika kita berpasrah kepada Allah dan biarkan Allah yang menuntun atas segalanya, maka Allah hadir memberi kedamaian membesarkan hati yang terluka. Allah arahkan jari ini untuk menunjuk tombol menonton peserta Hafiz 2019 yang bernama Naja, ia terkena Carebral Palsy atau bisa dikatakan lumpuh otak namun dapat menghafal 30Juz, Maasyaa Allah. Seketika aku bermuhasabah dan membayangkan bagaimana perjuangan ibunya dalam menerima segala keadaan di lingkungan yang pastinya banyak yang membicarakan anaknya namun sang ibu tetap fokus terhadap masa depan anaknya dan menjadikannya seorang penghafal Al-Qur'an.
_
Banyak anak yang lincah, tapi beluma hafal Al-Qur'an. Tapi Naja, menggerakkan badannyapun sulit, namun ia bisa manghafal 30 juz Al-Qur'an, Maasyaa Allah. Maka kesimpulan dari sini ialah bahwa setiap individu sudah Allah tetapkan masing-masing porsinya, yaitu porsi rezekinya, yang bisa berupa kelengkapan tubuh, kepandaian dalam menghafal, dan rezeki-rezeki lainnya yang harus banyak kita syukuri. Maka tidaklah pantas kadar porsi rezeki yang telah Allah berikan itu untuk dibanding-bandingkan. Jika kita berniat membandingkan sebagai penyemangat agar lebih taat beribadah tentu boleh, seperti misalnya Naja bisa menghafal, kita jadi semangat agar bisa menghafal sepertinya. Namun jika membandingkan hanya untuk iseng, usil, basa-basi tanpa arah dan tujuan tentu dilarang dan khawatir menjerumuskan pada kufur nikmat. Maka biarlah hampir dua tahun ini dalam sebuah perasaan menahan sakit hati dari dibanding-bandingkan oleh orang lain biarkanlah berlalu, ini belum seberapa daripada tahun-tahun yang dilalui oleh ibunya Naja. Ada Allah yang menuntun, semoga Allah selalu menuntun&membimbing. Aamiin.

Rabu, 24 April 2019

Berharap Hanya Kepada Allah

Sayang banget rasanya kalau obrolan yang berbobot itu dibiarkan dan berlalu begitu saja. Kalau diperkuliahan, obrolannya itu sama dosen dikelas dan bobotnya (isinya) itu materi yang diampu, udah pasti dicatetnya. Kalau kehidupan nyata sehari-hari? Nah ini, sayang banget kalau ga sampe ada bekasnya (tulisannya). Karena itu, media blog bisa jadi alternatifku buat nulis-menulis materi kehidupan sehari-hari yang udah di dapet. Tapi maklumin aja ya, kali ini bahasanya ga mikirin EYD sama sekali, berhubung lama nulis dan mood nya lagi pake bahasa semi gaul gitu. Hehe..

Aku paling-paling-paling-paling ga suka banget-banget-banget (kebanyakan paling dan bangetnya.haha) sama orang yang banyak ngomentarin sisi kehidupanku apalagi ditambah ngebanding-bandingin kehidupanku dengan orang lain yang intinya mom shaming gitu deh, alias mempermalukan cara aku menjalani kehidupan. Seumur-umur baru ketemu spesies orang yang begini ke aku itu 2x ketemunya (2 itu masing-masing orang yang berbeda). Fatalnya, aku orangnya gampang banget buat kepikiran kalau ada masalah. Ya jadilah aku kepikiran terus. Lebih fatalnya lagi, yang satu hanya ketemu sekilas ya abis itu kelar pas udah ga ketemu spesies itu, lah tapi yang satunya lagi nemplok di orang terdekat yang sewaktu-waktu bisa kapan aja ketemunya, nah loh apa ga stress nih pikiran?

Singkat cerita, gegara terus-terusan dihujat, dijahilin omongan, diomongin puedes banget pokoknya semua yang aku jalanin dikehidupan ini salah terus dinilainya, intinya mom shaming gitu lah, akhirnya hati tuh lama-lama jadi keruh, dan berakhir dari penyadaran kalau malah jadi dengki. Nah fatalnya pake banget ya dengkinya ini, karena jadi merugikan diri sendiri. Terus karena udah geram banget dan lelah, berasa hati begitu sakit, sudah saatnya diobati, akhirnya berobatlah ke ayahanda tercinta, curhat dong yaaaah. (Berobat maksudnya curcol cas-cis-cus.hehe). Soalnya curhat ke ayahanda itu pastinya dikasih obat-obat yang mujarab. Bener aja, setelah itu hati berasa adem bener dah pokoknya.

Ayahanda bilang, kalau sesuatu yang muncul itu bisa jadi karena ada sesuatu yang lain yang ga muncul. Atau bisa dikatakan juga sesuatu yang muncul itu bisa jadi menutupi sesuatu yang lain. Langsung diterapkan aja ya, ketika berbuat buruk macem muncul dengki, nah si dengki ini bisa jadi muncul karena menutupi kebaikan yang lain, jadi dengkinya mendominasi. Atau bisa dikatakan si dengki muncul karena menutupi kebeningan hati. Berarti, kalau mau sembuh, sekarang coba dibalik, kebaikan dan kebeningan hati itu harus lebih muncul dan menutupi kedengkian yang ada hingga dengki itu sendiri hilang. Contoh lain, ketika berbuat buruk karena bujuk rayu setan, berarti kita melupakan Allah (mengingat Allah tertutupi bujuk rayu setan itu). Maka jika ingin sembuh hatinya ya dibalik,munculkanlah pikiran ingat selalu kepada Allah agar menutupi bujuk rayu setan hingga hilang terbujuknya.

Simpel banget khan obatnya tapi manjur?
Nah, ada tambahan lagi dan inti dari judul cerita di sini, jangan berharap pada selain Allah. Berharaplah hanya kepada Allah.

Kata ayahanda, ketika ada orang yang jahatin kita, biarlah ia begitu, kita tetap jadi orang yang baik aja. Kita tetep ngebaikin orang yang jahatin kita karena kitanya yang emang orang baik, yakni jati diri kitanya yang emang baik, jangan pernah ada rasa berharap setelah kita ngebaikin orang yang jahatin kita maka orang itu bakal ngebaikin kita juga, jangan. Karena kalau orang yang udah ngejahatin kita tetep jahat padahal udah kita baikin, itu akan berasa sakit dan berujung dengki lagi. Oleh karena itu,jangan berharap apapun pada selain Allah. Berharaplah pada Allah saja. Kita berbuat baik karena berharap pada pahala dari Allah, bukan berharap bakal dibaikin balik sama orang yang kita baikin. Karena kalau sekali Allah bertindak menjadikan seseorang seperti batu, maka jadilah ia beku hatinya seperti batu dan ga akan berubah cair sedikitpun. Kalau Allah berkehendak seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, maka jadilah ia baik meski ia sendiri tak ingin, karena Allah sedang membimbingnya jadi orang baik. Maka kuncinya yaitu berharap kepada Allah saja.

Kesimpulan dari panjang lebar cerita di atas, yaitu:
Obat dengki terdiri dari:
1. Munculkan pikiran selalu mengingat Allah
2. Munculkan kebaikan diri kita kepada siapapun karena jati diri kita yang memang orang baik, bukan karena ingin dibales baik lagi.
3. Berharap hanya kepada Allah.

Rabu, 13 Maret 2019

Ikatan Batin antara Ibu dan Anak


Ikatan Batin antara Ibu dan Anak

_

Ketika kita menjadi ibu, salah satu hal yang istimewa ialah ketika kita merasa sangat dibutuhkan oleh anak. Rasa sangat dibutuhkan itu begitu mengharukan, kemana-mana pokoknya harus dengan ibu, mau apa aja harus dengan ibu, pokoknya dimana ada ibu, disitu ada anaknya. Menjadi sosok yang sangat dibutuhkan seperti itu sangat membahagiakan.

_

Tapi, konflik mulai terjadi ketika sekitar mulai berkomentar yang tidak-tidak dengan kelekatan anak dan ibu. Seperti:

1. "Kok anaknya kalo tidur harus sambil nyusu ASI langsung? Ya ga bisa kerja dong ibunya? Terus ibunya ikut ketiduran, dasar ibu pemalas."

2. "Kok anaknya ga mau digendong sama orang lain sih? Nemplok sama ibunya terus? Ga kayak anaknya fulan sama siapa aja mau. Ga pernah diajak bersosialisasi ya jadi penakut gitu?"

3. "Kok anaknya ga mau sih dibawa sama orang lain? Kalo ga nyusu ASI sih dibawa aja, kasih aja susu botol biar enak dibawa jalan-jalan ga harus sama ibunya terus ribet amat."

4. "Kok nyusu nya ASI langsung? Ga di botol aja? Ribet dong kalo pergi-pergi? Ibunya ga bisa kerja dong?"

5. dan seterusnya...dan seterusnya komentar-komentar sadis yang menyakitkan lainnya.

_

Semua komentar-komentar dari sekeliling, sedikit atau banyak, sadar atau tidak, PASTI akan mempengaruhi pola pikir sang ibu. Mulai dari komentar iseng sampai serius seperti pada contoh dapat memberikan dampak yang buruk bagi kelekatan ibu dan anak. "Padahal kelekatan adalah kunci awal dari ikatan batin ibu dan anak". Mengatur mulut orang lain agar tidak berucap kalimat sadis tentunya tidak bisa kita lakukan, maka yang harus kita lakukan adalah memulainya dari diri sendiri untuk "STOP" berkomentar pada kehidupan orang lain dalam bentuk apapun.

_

Namun semua komentar apapun itu dari luar, jika ibu tau RUMUS ikatan batin antara ibu dan anak, maka tidak akan diperdulikan komentar meski sejahat apapun itu. Karena rumus ikatan batin ini akan berlanjut seterusnya hingga akhir hayat.

Rumus ikatan batin antara ibu dan anak ialah:

"Perlu adanya kelekatan antara ibu dan anak. Karena ikatan batin terbentuk semakin menguat ketika kelekatan yang dibentuk sejak fase menyusui 0-2 tahun begitu lekat antara ibu dan anak."

_

Fase menyusui itu terlalu singkat, cukup hanya dijalani dalam waktu 2 tahun saja, maka manfaatkanlah waktu tersebut untuk membentuk kelekatan antara ibu dan anak, membentuk bounding dengan anak, membentuk ikatan batin yang kuat dengan anak.

_

Di usia sejak lahir, hal pertama yang dapat anak rasakan ialah sentuhan dari ibunya. Maka seringlah membelai anak, buatlah anak begitu lekat. Saat memberi ASI pun biarlah secara langsung, agar anak dan ibu semakin lekat. Kelekatan inilah yang membentuk ikatan batin kuat antara anak dan ibu. Sang ibu menjadi sosok yang ternyaman bagi anaknya, sehingga ketika besar kelak segala apapun masalah yang dihadapi maka akan kembali kepada dekapan ibunya. Maka berbanggalah jika anak dibilang bau tangan, jika anak tidak mau digendong oleh orang lain, karena itulah yang menjadi pertanda bahwa kelekatan antara ibu dan anak terbentuk kuat sebagai awal pembentukan ikatan batin yang kuat.

Ada yang komentar anaknya ga mau sama orang lain? Banggalah karena kelekatan berhasil terbentuk dan jawab "Anakku bukan anak gampangan yang mau dibawa sama siapa aja. Anakku hanya mau digendong sama ibunya, maka kelak ketika besar TIDAK menjadi sosok yang GAMPANGAN dibawa dan diajak orang lain begitu saja".

Jika ada yang bilang repot dong anaknya apa-apa harus dengan ibunya? Maka banggalah karena kelekatan berhasil dibentuk dan jawab "Fase ini hanya terjadi saat pembentukan pondasi. Fase ini hanya ada pada saat anakku kecil, begitu anakku besar maka ia akan tumbuh seperti orang dewasa lainnya yang memiliki kehidupan sendiri, tentu saja aku yang menjadi ibunya tidak merasa kerepotan sama sekali dengan fase yang hanya sesingkat ini. Karena dengan kelekatan inilah awal pondasi penjagaanku pada anak terhadap pergaulan bebas. Ketika ada masalah, bukan orang lain yang bukan mahram yang didekap, tapi ibunya. Ketika ada kesulitan lalu diajak jalan pintas maksiat oleh orang lain, maka anakku tak semudah itu gampangan diajak orang lain, tapi anakku akan kembali lagi padaku."

_

Kemudian setelah sentuhan, kemampuan anak sebelum melihat ialah mendengar, maka ibu banyaklah mengajak bicara dengan anak agar suara ibu direkam oleh anak dan semua perkataan ibu nantinya ketika besar akan selalu didengarkan oleh anak, nasihat apapun dari ibu akan di dengar hingga besar nanti. Seringlah mengaji, seringlah mengucap Asma Allah agar anak selalu terbiasa mendengar yang baik-baik. 

_

Kemudian saat penglihatan anak mulai jelas, ibu memang harus selalu berada di sisi anak, harus selalu absen muka agar muka ibu direkam oleh anak sebagai sosok yang selalu ada untuknya, sosok yang selalu menyenangkan untuk anak.

_

Maka ketika anak dibilang bau tangan, ketika anak dibilang maunya apa-apa sama ibu, maka nikmatilah dan berbanggalah karena kelekatan ibu dan anak terbentuk dengan baik, sehingga ikatan batin antara anak dan ibu semakin menguat. Semakin kuat pondasi dasar yang dibentuk sejak kecil, maka akan kuat pula bangunan yang terbentuk meskipun sudah besar nanti. Pentingnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak ialah ibarat seperti layang-layang, ketika anak sudah besar maka terbanglah setinggi-tingginya, namun ketika ada bahaya seperti pergaulan bebas atau semacamnya mulai terlihat maka orang tua sudah siap siaga dapat dengan mudahnya menarik kembali layangan itu agar benangnya tidak putus agar tidak terjerumus kedalam bahaya tersebut. Namun jika kelekatan sejak kecil tidak terbentuk, ikatan batin tidak menguat, jangan harap anak akan mendengar nasihat orang tua ketika besar nanti, karena semuanya sudah terlambat. Maka sebelum semuanya terlambat, fase 0-2 tahun ketika anak masih salam fase menyusui inilah harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena waktu tidak dapat diputar ulang kembali. Berhentilah memikirkan kesakitan komentar sadis dari orang lain tentang kelekatan, mulailah menyelamatkan masa depan anak dengan membentuk kelekatan yang kuat agar ikatan batin dengan anak semakin menguat pula.

_

Materi tentang kelekatan ibu dan anak ini ditulis dengan versi penulis. Adapun inspirasi penulis ialah dari Ust. Bedri Jaisyurrahman dalam ceramah yang bisa ditonton pada link berikut:

https://youtu.be/AjFAYdcuPSo

Minggu, 09 Desember 2018

Kenangan

Dilupakan namun tetap tersimpan, disimpan memang selalu ada, namun tidak merubah apapun di hari kemarin, kini,dan esok, itulah kenangan.
__
Ketika karir baru dimulai dan masa itu sedang keemasannya, namun dilepaskan begitu saja karena suatu alasan dan pertimbangan panjang yang tak perlu diketahui orang banyak, justru dari sinilah ujian itu dimulai.
Banyak komentar orang, banyak hujatan orang, banyak yang merendahkan, banyak yang menerka, dan banyak yang lainnya dengan perkataannya yang mengecilkan duniaku.
__
Teringat dengan ceramah oleh Ustd. Abu Yahya Badrussalam tentang kisah seorang lelaki Anshar penghuni surga dan ia mengatakan: "Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya." Kemudian Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya.”
__
Hasad, iri, dengki, penyakit-penyakit inilah yang rupanya menyulitkan seseorang untuk masuk surga Allah.
Maka, bersama dengan ini, bukan bermaksud untuk mengingat luka-luka dari para pengecil dunia, namun untuk dijadikan pengingat hati agar kembali lagi kepada fitrahnya dengan hati yang bening. Memang sulit sekali terhindar dari penyakit hati, namun semangat dan usaha untuk mendapat surga Allah harus lebih besar dari pada hambatannya. Semoga aku, kamu, kami, dan kita semua terhindar dari segala penyakit hati dan kemudian bersama-sama meraih Surga Allah. Aamiin.


Kamis, 22 November 2018

Berusaha & Sabar

Tetap Berusaha & Sabar
__
Menjadi seorang ibu yang mengurus anak pertama tentunya adalah pengalaman pertama kalinya dalam hidup.
Karena pengalaman pertama, tentunya tidak lepas dari berbagai komentar dalam mendidik, mengurus, hingga sekecil apapun dari cara pola asuh anak. Komentar, komentar, dan komentar. Kalau anak fulan begini, kok anakmu begitu? Cara ngurusnya kok begini, anaknya fulan begitu? Dan seterusnya, dan seterusnya.
_
Entah komentar tersebut positif entah negatif. Entah komentar tersebut memotivasi, entah menjatuhkan.
_
Maka, disinilah letak perjuangannya. Berbagai komentar apapun itu, intinya tetap harus berusaha memberikan yang terbaik untuk anak. Karena anak adalah investasi pahala besar yang Allah berikan jika berhasil mendidiknya hingga memiliki akhlak yang baik dan menjadi anak sholih.
_
Maka disinilah letak ujiannya. Berbagai komentar apapun itu, harus tetap bersabar. Karena inilah pahala tambahan yang Allah berikan jika mampu melewatinya. Lisan disemesta ini berkomentar apapun, tetap bersabar.
_
Maka ingatlah tentang Rasulullah dalam menyebarkan dakwah Islam, bagaimana dengan tanggapan kaum kafir?
Dan komentar apapun dalam parenting anak, ini hanyalah secuil ujian sabar, ga ada apa-apanya dibandingkan sabarnya Rasulullah menghadapi kaum kafir.
_
Oleh karenanya, santai sajalah hati ini, tidak perlu ada penyakit hati yang berbekas. Tetap berjuang, ingatlah investasi pahala yang diraih. Tetap bersabar, ingatlah perjuangan sabarnya Rasulullah.
_
Bercita-cita ingin meneruskan perjuangan Rasulullah dalam dakwah Islam, maka mulailah dari hal yang kecil, dimulai dari hati yang tetap terjaga dari dengki dan tetap fokus dalam mendidik yang dimulai dari mendidik diri sendiri.
_


Selasa, 16 Oktober 2018

Dekat Dengan Al-Qur'an


Postingan ini hanya untuk self reminder supaya lebih diingat lagi oleh diri sendiri kalau besok-besok lupa.

Perihal tentang kehidupan itu terkadang ada fasenya seperti roda yang berputar, kadang berada di atas, kadang berada dibawah dilindas bersinggungan dengan jalan. Ketika fase kehidupan sedang di atas, bisa jadi kemenangan atau justru ujian. Ketika fase kehidupan sedang di bawah, bisa jadi penyelamat atau justru memang sedang diuji.

Ketika sedang diberi nikmat oleh Allah, fase kehidupan terasa berada di atas, sebenarnya sekaligus diuji juga, bahwa apakah dengan nikmat yang Allah berikan itu justru menjadi lupa dan lalai atau semakin mensyukuri dan mengagungkan Allah Maha Besar, manusia lemah tanpa Allah. Karena ketika fase hidup di atas, godaannya sangat banyak, mulai dari ria, pamer, sampai menyombongkan diri merasa paling hebat itu sudah sangat fatal, karena sekali lagi sebenarnya manusia lemah tanpa Allah, yang hebat sudah pasti Allah. Bisa saja dengan mudahnya Allah membalikkan suatu keadaan dengan seketika. Maka harus banyak mengingat Allah, semua atas izin Allah, Yang Maha Kuasa adalah Allah.

Ketika fase kehidupan terasa di bawah, ujian sangat jelas terasa pahitnya, tapi ketika bisa membaca maksud dan tujuan Allah memberikan ujian untuk meningkatkan kualitas hidup, maka lebih mudah banyak bersyukurnya, karena merasa diri tak terpedaya jika tanpa bantuan Allah untuk melewati ujian-demi ujian tersebut. Allah Maha Kuasa, segala hal telah diatur terperinci oleh Allah, maka perbanyak memohon bantuan langsung kepada Allah, selalu mengingat Allah Sang Maha Petunjuk Jalan.

Salah satu cara untuk selalu mengingat Allah ialah membuka diri untuk dekat dengan Al-Qur'an. Banyak sekali contoh kehidupan yang terselamatkan dan dijaga Allah karena dekat dengan Al-Qur'an. Aku sendiri kembali termotivasi dengan mereka (ga bisa disebutkan satu-persatu). Intinya, aku sendiri merasakan perbedaan antara saat-saat sedang dekat dan jauh dari Al-Qur'an. Sangat jelas terasanya menjadi orang yang sangat rugi ketika jauh dengan Al-Qur'an. Sangat jelas terasa banyak dibantu Allah ketika dekat dengan Al-Qur'an. Semoga bisa kembali istiqomah setelah menyadari hal ini. Aamiin.

Jumat, 12 Oktober 2018

Allah Sang Maha Pemilik Ilmu

Ilmu di dunia ini begitu banyak bertebaran. Manusia tinggal mencarinya, menuntut ilmu hingga sepanjang hayat. Di dalam mencari ilmu sudah pasti satu paket dengan usaha, jeri payah dan pengorbanan, maka menuntut ilmu itu mahal harganya. Tidak sekedar mahal dari segi materi, namun lebih dari itu, waktu yang dihabiskan, pikiran yang dikerahkan, tenaga yang dicurahkanpun ikut menyertai dalam pencarian ilmu. Oleh karena itu, tidaklah aneh bahwa Allah menjanjikan akan meninggikan derajat orang yang berilmu sebagaimana Firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah ayat 11.

Ilmu di dunia ini semuanya milik Allah, hanya atas izin dari Allah seseorang bisa memahami ilmu yang dipelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya seseorang dalam memahami ilmu, ada yang sekali belajar langsung paham, ada yang harus mengulangnya dua hingga tiga kali bahkan puluhan kali baru memahami ilmu yang dipelajarinya. Hal ini pula sekaligus menandakan bahwa manusia begitu lemahnya tanpa bantuan Allah, maka sudah seharusnya manusia memohon dan meminta kepada Allah agar Allah meridhloi untuk diberikan pemahaman ilmu yang bermanfaat. Mungkin hal ini pula bisa menjadi refleksi diri, tentang ilmu yang begitu saja mudah perginya setelah susah payah di dapat seiring tidak lagi diamalkannya ilmu.

"Yaa Allah Sang Maha Pemilik Ilmu, ridhoilah diri ini untuk tetap menyimpan ilmu yang selama ini susah payah dicari, ridhloilah diri ini untuk mencari ilmu sepanjang hayat, ridhloilah agar ilmu yang Engkau berikan dapat bermanfaat bagiku, keluargaku, dan seluruh umat."

Kamis, 11 Oktober 2018

Laa hawla walaa quwwata illaa billah



Allah Maha Kuasa, setiap hati dan pemikiran manusia dengan mudahnya dibolak-balikkan.
Oleh karena itu, haruslah selalu banyak-banyak berdo'a untuk ditetapkan hati dan pemikiran serta jalan yang terbaik. 
Biar Allah yang tentukan jalan terbaik, manusia hanya bisa berencana dan berusaha semampunya. 
Biar Allah yang membawa terbang menuju impian meski manusia tak memiliki sayap. 
Tak perlulah risau kemana arah jalan, biar Allah yang mengarahkan. 
Seperti seorang penumpang pesawat terbang yang tak risau mau dibawa terbang pilot tak dikenal latar belakang seluk-beluknya, maka dengan Allah yang sudah jelas lebih dekat haruslah tak merisaukan tentang hidup yang mau dibawa kemana, Allah sudah mengaturnya.
Laa hawla walaa quwwata illaa billah, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan dari Allah. 

Kamis, 27 September 2018

Ibu Rumah Tangga VS Ibu Pekerja, Manakah yang Lebih Baik?

Situasi 1: "Sarjanah kok nganggur di rumah aja? Bayinya kok ga langsung dipakein diapers aja? Kok bayinya dibedong? Anaknya kok kurus? Kok ga pake dot aja? Kok makannya ribet dikukus, disaring lagi, kok ga yang langsung seduh biar praktis? Kok anak banyak dilarangnya ga boleh main semaunya aja? Kok ngedidiknya ga kayak anaknya fulan? dan seterusnya, dan seterusnya."

__

Situasi 2: "Anak masih bayi kok tega ditinggal kerja? Bayinya sama siapa? Kok diapersnya sering diganti, ya boros dong, kalau anaknya si fulan nunggu sampe penuh dulu? Kok ga pumping aja? Kok udah langsung dikasih sufor aja, anak sapi dong? Kok makanannya sering yang instant? Kok anak mainan apa aja dibiarin aja sih? Kok anaknya ga kayak anak si fulan sih? Kok ngedidiknya gitu, kalau si fulan begini? dan seterusnya, dan seterusnya"

__

Inti dari situasi 1&2 di atas yaitu: apapun yang dilakukan seorang perempuan yang baru belajar menjadi seorang ibu tidak pernah lepas dari komentar yang mungkin seperti sederhana bagi yang mengucapkannya, tapi bisa menyakiti orang yang dibicarakannya. Bukan tentang terlalu baper, namun tentang peribahasa mulut lebih tajam daripada pedang itu memang benar ada, seseorang ternyata bisa terdzolimi hanya karena lisan yang tak terjaga. Maka, menjaga lisan adalah lebih baik daripada mengumbarnya. Diam menjadi lebih baik daripada berbicara kemudian menyakiti.

__

Hal yang lebih menyedihkan lagi ketika setelah didzolimi oleh lisan orang lain, kemudian mencari segala pembenaran bahwa pilihan yang telah diambil adalah yang paling baik dan kemudian menyudutkan pilihan yang diambil orang lain itu salah. Kemudian mulai mencari kawan yang senasib dan yang pro dengan pilihan yang sesuai, jika tidak sesuai dengan pilihan maka disudutkan salah. Akhirnya lama-lama saling menuding siapa yang paling benar dan paling salah. Lalu tanpa disadari hati yang dulunya sakit karena terdzolimi menjadi berbalik ikut mendzolimi. Astaghfirullah.

__

Iqra'! Bacalah! Perbanyak baca Al-Qur'an dan mentadaburinya adalah lebih baik daripada perbanyak merumpi yang berujung terdzolimi dan menzdolimi akibat lisan yang tak terjaga. Betapapun pedihnya didzolimi lisan yang merendahkan, biarlah hal tersebut hanya sebatas lisan di dunia bagi orang yang tak berpengetahuan. Jangan sampai balik menyerang dan kemudian apa bedanya orang berilmu dengan yang tidak. Karena Rasulullah tidak mengajarkan dendam. Justru seharusnya mari saling mendukung untuk membentuk generasi penerus yang sholih & sholihah meski dengan metode dan cara mendidik yang berbeda-beda. Mari merapatkan barisan untuk saling menguatkan membentuk generasi yang dapat meneruskan perjuangan Rasulullah.

Kamis, 12 Juli 2018

Pergeseran Nilai Perihal Privasi

Zaman dulu disaat sosmed belum booming, bagi yang mempunyai diary book (buku harian), jangankan untuk dibaca oleh orang lain, dibaca oleh sahabat, saudara, ataupun orang tuapun tidak boleh, bahkan mungkin ada yang sampai marah-marah ketika ada yang diam-diam membaca buku harian tersebut. Namun sekarang, segala aktivitas sengaja diumbar hingga tidak ada lagi batas antara publik dengan privasi. Entah apa yang ingin dikejar, entah apa yang ingin dipertontonkan, sepertinya hal demikian sudah menjadi hal yang lumrah di era kini bak seperti mengikuti trend bukan hanya artis yang bisa diliput infotaintment, diri sendiripun meski bukan artis bukan seleb bisa meliput info diri dengan harapan besok-besok bisa seperti bagian dari yang tenar.

Berpikir kalau sudah tenar, banyak follower, mengharapkan besok-besok ada yang meng-endorse, berpikir untuk mendapatkan uang itu mudah dengan hanya menjadi tenar. Ada juga yang hanya mengekor ikut-ikutan agar dibilang gaul kekinian, perasaan hati sudah berbangga seperti artis, sindrom diri seakan ada hal yang kurang dalam hidup tatkala belum meng-update status hari ini. Semua diliput, dari privasi semua ditabrak-tabrak menjadi publik. Antara privasi satu orang dengan orang lainpun ditabrak juga demi eksistensi.

"Kumpul dulu bersama keluarga."
" I love big family."
"Bahagia itu sederhana, cukup berkumpul dengan keluarga"
"Baiti Jannati, Rumahku adalah surgaku"
Caption boleh beragam, bagus, puitis, tapi bagaimana dengan foto atau video yang dibagikan di sosmed? Beraneka ragam, saling tabrak-menabrak antara privasi satu orang dengan orang lain. Maksudnya? Mari kita simak:

"Rumahku adalah surgaku"
Caption tersebut diunggah bersamaan dengan foto rumah dan keluarga. Bagus sekali memang kalimatnya, namun bagaimanakah dengan fotonya? Terlihat seorang suami berfoto dengan anak istrinya menghadap kamera, namun di sudut ruangan pada foto ternyata tertangkap kamera sang adik perempuan suami sedang makan tanpa mengenakan jilbab dengan pakaian pendek, sedangkan sehari-harinya ketika keluar rumah biasanya sang adik mengenakan jilbab menutupi seluruh auratnya. Saat sang adik melihat update status tersebut bagaimanakah perasaannya? Sedih,senang,ataukah marah? Atau hanya biasa-biasa saja? Tidak! Rasanya tentu campur-aduk.
Susah payah sang adik menjaga dirinya, menutupi seluruh aurat ketika keluar rumah, namun sang kakak dengan leluasa seenaknya saja mengumbar aurat sang adik di sosmed. Penikmat sosmed adalah pengguna seluruh dunia yang memiliki sosmed, artinya seluruh dunia tahu, melihat, dan menikmati tayangan yang dipublikasikan. Ketika sang adik protes pada sang kakak untuk dihapus, kemudian diindahkan oleh sang kakak dan dihapus,apakah masalah sudah selesai? Apakah kegundahan hati sang adik sudah lega? Tidak! Aurat yang terbuka saat foto tersebut terpampang di sosmed sudah terlanjur dinikmati para pengguna sosmed. Mungkin sebagian ada yang sudah men-save foto tersebut alias menyimpannya karena penasaran dengan sosok sang adik saat di dunia nyata benar-benar tertutup, mumpung nongol disosmed. Mungkin sebagian ada yang terus-terusan men-zoom alias memperbesar foto tersebut. Meski mungkin, 50% terjadi dan 50% tidak terjadi, tapi kembalikan pada diri sendiri, jikalau ada postingan yang menurut kita interest, maka siapa yang tidak sungkan untuk menyimpannya,bukan? Lalu bayangkan bagaimana perasaan sang adik, emang rela bagi-bagi bagian yang seharusnya tidak dipertontonkan umum? Maka disinilah saling tabrak-menabrak privasi. Demi eksistensi, semua diupdate tanpa difilter menabrak privasi orang lain. Ini adalah contoh kecil saja, belum banyak hal yang lain lagi. Sekalipun sudah dirumah yang dulunya tempat paling privat, ternyata di zaman kekinian rumah masih saja menjadi ruang umum yang bisa dilihat oleh publik. Maka dimanakah lagi batasan antara privasi dengan publik? Dimanakah lagi rasa malu di zaman kini? Masih tersisa dimana lagikah rasa malu di zaman kekinian ini?

Catatan ini hanya sebagai refleksi diri, self reminder, untuk berkaca kembali pada diri sendiri dan sekaligus berbagi keresahan hati tentang batasan privasi dengan publik, rasanya kini memang nilai-nilai sudah bergeser. Semoga kita adalah bagian dari orang-orang yang Allah selamatkan di dunia dan di akhirat. Semoga diselamatkan pula dari dibukakannya aib-aib diri. Tatkala privasi yang kita jaga dan tutup rapat-rapat di dunia nyata ternyata dishare juga oleh orang lain di dunia maya, mungkin bisajadi aib kita sedang dibukakan, maka selain berusaha menjaga diri, banyak-banyak berdo'a pula wajib hukumnya, meminta kepada Allah agar diselamatkan di dunia dan diakhirat serta diselamatkan pula dari terbukanya aib-aib kita. Karena perbedaan antara orang baik dengan orang buruk terkadang dari aibnya, orang baik masih dikatakan ia baik saat aibnya masih tertutup, namun orang lain akan menilai berbeda seketika saat tebukanya aib orang tersebut.

Senin, 27 November 2017

Mengatasi Perut Kembung

Buat saya,mengurus Ubay itu seperti mengulang kembali nikmatnya masa-masa belajar sewaktu kuliah.
Saat kuliah bergelut dengan praktikum, penelitian dan segudang tugas lainnya membentuk saya memiliki pola pikir "sebab-akibat-solusi" untuk menghadapi beragam situasi, termasuk dalam mengurusi Ubay.

Pernah suatu ketika Ubay seperti gelisah. Diberi ASI sudah, digantikan popoknya sudah, digendong sudah, lalu apa lagi? Si uminya makin kebingungan. Diteliti lagi lebih cermat, ternyata perut Ubay kembung. Maka dicarilah solusinya, berdiskusi dengan abi, lalu dilakukanlah treatment massage I love you (ILU) dengan kombinasi menggerakan kaki seperti mengayuh sepeda. Gerakan tersebut bisa dilihat di youtube. Alhamdulillah gas yang berlebih diperut membuat kembung akhirnya bisa keluar. Ubay langsung nyengir lega deh, dan yang lebih lega lagi itu umi&abinya karena satu soal telah teratasi. Hehe.

Jadi, tidak ada ilmu yang sia-sia. Terbiasa meneliti dalam praktikum sewaktu kuliah, ilmu dan pola pikir bentukan dari kebiasaan tersebut bisa diterapkan pula saat ini. So, rindunya belajar saat berkuliah terobati juga dengan hadirnya Ubay. Semenjak ada Ubay, uminya jadi rajin lagi belajar dan membaca berbagai bacaan untuk bekal mengurus Ubay. Untungnya si umi punya basic pendidikan biologi juga jadi terbantukan memahami mencari ilmu yang terbaik untuk Ubay. Ditambah lagi ada abinya yang seperti team work dalam mencari solusi ketika ada sebuah soal yang harus segera ditangani. Hehe. *Just share cause we care

#BecomeMomy

Uwais Amsyar Ubaidillah

Throw back to 19 September 2017

"Cara melahirkan anak yang baik dan benar itu gimana sih?" Itu yang menjadi pertanyaan besar buat saya ketika akan menghadapi persalinan, karena ini adalah kali pertamanya saya memiliki seorang anak. Dari pertanyaan itulah saya banyak berburu bacaan berbagai artikel seputar persalinan, mulai dari artikel sederhana hingga anatomi dan fisiologis tubuh ketika bersalin pada materi kebidanan. Setidaknya latar belakang saya yang biologi dapat membantu saya memahami bacaan-bacaan tersebut, dan semuanya membantu saya untuk mengobati rasa keingin tahuan saya serta nilai plusnya dapat membantu saya melawan keresahan yang ada. Hehe.

Tapi membaca saja tidak cukup, akhirnya saya mencari berbagai video persiapan persalinan mulai dari video semacam seminar/kelas bersalin hingga vlog tertentu yang saya pilih yang kelihatannya ramah jiwa, jadi intinya pilih-pilih media belajar yang cocok untuk diri sendiri.

Singkat cerita, semua bekal sudah di rasa cukup. Saya sudah PD aja tuh ingin menghadapi persalinan. Tapi nyatanya, setelah bukaan lengkap, semua ilmu teori yang saya pelajari bubar total. Hehe. Lah terus gimana dong? Untungnya, bu dokter dan para bu bidannya komunikatif banget, dan saya juga ga segan-segan mengungkapkan dengan apa yang di rasa.
"Ini gimana cara ngedennya?" Pertanyaan yang agak konyol sih, sampai cara mengejanpun lupa. Hihi. Tapi semua itu dimaklumkan oleh tim medis dan justru lebih baik dikomunikasikan sehingga diberi tahu caranya untuk membantu persalinan.

Pusatkan tenaga saat persalinan ke area bawah tempat jalan lahir, seperti mengejan saat BAB. Pandangan mata melihat ke perut dan bayangkan si kecil yang dinanti ingin segera bertemu uminya. Tapi jangan pusatkan tenaga ke perut seperti sit-up, koneksikan pikiran dan tubuh agar bisa bekerja sama memusatkan tenaganya mengejan ke jalan lahir.
Jangan teriak "a.." jangan juga mingkem terus seperti menggigit sesuatu karena tenaga akan terkuras semua di sana. Tetap terus kendalikan pikiran dan respon tubuh untuk memusatkan tenaga ke jalan lahir. Dan yang terpenting jangan lupa dalam hati selalu minta pertolongan dari Allah agar di mudahkan semuanya.

#BecomeMomy

Diaper Sekali Pakai VS Clodi (Cloth Diaper)

"Clodi, cloth diaper is a solution for my baby"

Dulu Ubay suka di bedong, kata beberapa artikel yang saya baca, bedong salah satu cara untuk menghangatkan bayi dan menenangkan bayi karena seperti senyaman waktu di perut uminya. Kalau buat uminya sih, bedong salah satu cara supaya air pipisnya ga langsung tumpah ke mana-mana. Hehe.

Tapi sekarang Ubay udah aktif banget, dan bedong bukan lagi solusi supaya pipisnya ga langsung tumpah kemana-mana.
Kebayang khan gimana yang mau gendong Ubay kalau mau sholat terus kena air pipis? Hehe.
Awalnya saya pikir diaper jadi solusi paling ampuh. Saya beli yg katanya merk no.1 dan ada indikator kalau udah penuh terus berwarna, udah beli krim anti iritasinya juga. Oke, semua itu bekerja dengan baik.
Tapi umi perhatikan makin hari, oow.. Ubay is a boy, kalau diapernya penuh, bagian depannya kedesak karena gel diaper terisi air pipis. You know what I mean ya? Cause Ubay is BOY. Padahal itu baru 3 jam. Dan memang menurut beberapa artikel, mengganti diaper idealnya 3 jam sekali. Uminya jadi kasian liat Ubay, Uminya kalau masa haidnya lagi lama, kelamaan pakai pembalut berhari-hari ga nyaman, gimana Ubay yang baby BOY pake diaper kedesek gitu.

Akhirnya browshing cari solusi lagi. Namanya orang tua, semua juga mau ngasih yang terbaik buat anaknya. Dapet deh solusinya yaitu clodi, cloth diaper. Clodi is diaper bahan kain yang lembut banget di kulit, ga bikin baby BOY kedesek kalau clodinya udah penuh, udah gitu bisa dicuci dan dipakai berulang jadi ada tambahan nilai ekonomis dan go green juga. Hehe.

Jadilah Ubay pakai clodi seperti. *Bukan endorse ya. Hihi. Tapi kalau dalam keadaan tertentu masih pakai diaper yabg sekali pakai sih. Tinggal uminya yang rajin-rajin ngontrol Ubay. Tapi apaun itu, dengan keadaan baby yang berbeda-beda, setiap momy punya solusinya masing-masing. I just share, cause I have a solution from shared by other momy's experience.

#BecomeMomy

Selasa, 03 Januari 2017

Obat yang Bisa Membuat Happy

Obat yang Bisa Membuat Happy

Seringkali dalam hidup ini, kita terlena dalam gemerlapnya dunia. Padahal, kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, yang abadi ialah di akhirat kelak. Kehidupan di dunia ini ibarat hanyalah sebuah persinggahan, maka seharusnya kita mengumpulkan bekal yang banyak untuk tempat menetap yaitu di akhirat kelak. Namun terkadang bekal tersebut terlupakan untuk dicari, terkadang kita lebih suka berhura-hura ke tempat-tempat ramai tanpa adanya suatu manfaat apapun di dalamnya, yang penting happy.

Padahal, happy yang sesungguhnya ialah terletak di dalam qalbu. Ketika timbul rasa tidak happy, maka sebenarnya "obatnya" mudah sekali, tidak perlu mencari kemana-mana, yaitu cukuplah mendekatkan diri kepada للّÙ‡ . Perlu diketahui bahwa perasahan tidak happy ialah timbul sebagai alarm atau pengingat diri karena kadar ibadah kepada اللّÙ‡ sedang tidak maksimal, ataupun sedang menurun.
Hal inilah yang membuat hati mudah gelisah, murung, jenuh, sedih, hingga galau tanpa sebab.

Maka, satu-satunya obatnya ialah dengan meningkatkan ibadah kepada اللّÙ‡ . Misalkan yang tadinya sholat tidak tepat waktu, menjadi tepat waktu. Mulailah dari hal-hal yang mudah dan sederhana saja. Contoh lainnya yaitu misalkan yang dulunya jarang mengaji, yang dulunya sehari mengaji - sehari tidak, atau bahkan yang dulunya dalam seminggu bisa di hitung hanya sekali atau dua kali mengaji, maka perlu ditingkatkan lagi yaitu mengaji setiap hari. 

Mengaji setiap hari juga bisa menjadi penawar atau obat agar bisa membuat diri manjadi lebih happy. Setelah kita membaca Al-Qur'an, hati akan terasa lebih tenang dan lega, pikiranpun menjadi lebih jernih dan tercerahkan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Isra (17) ayat 83 yaitu sebagai berikut:



Ketika اللّÙ‡ menunjukkan bahwa Al-Qur'an menjadi penawar dan rahmat, maka untuk apa mencari-cari segala macam cara lain agar menjadikan diri lebih happy yang belum jelas akan mencapai rasa happy?
Mari membaca Al-Qur'an setiap hari, obat yang bisa membuat happy, maka happy setiap hari. Insya Allah.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Become a Wife

Menjadi guru IPA sebuah sekolah Negeri sekaligus merangkap menjadi Laboran, dan menyabang menjadi guru sebuah yayasan sekaligus menjadi Kepala Laboratorium IPA, semua posisi tersebut telah dilepas. Cukup banyak pihak luar yang menyayangkan mengapa harus resign dari semua posisi tersebut dan meninggalkan semua kesempatan. Pihak luar boleh berkomentar apa saja, namun yang menjalani lebih tahu.
Domisili saya dengan suami sangatlah berjauhan, sedangkan saya ingin ikut dengan suami. Maka keputusan itulah yang harus di tempuh.

Ikut dengan suami bukanlah hanya sekedar ikut-ikutan. Tentunya ada visi dan misi di dalamnya. Saya bercita-cita ingin menjadi seorang istri yang taat kepada suami sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Jika banyak hal yang harus dipelajari, maka saya akan belajar dan berusaha untuk menjadi pembelajar cepat sebagai seorang istri yang taat pada suami. Keutamaan istri taat kepada suami tercantum pada beberapa hadits berikut:

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ“

Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits inihasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits inihasan).

Hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihiwa sallambersabda

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ“

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَوَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَه

ُPernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Selain keutamaan ketaatan istri kepada suaminya seperti kutipan hadits di atas, beberapa pihak luar yang menyayangkan keputusan yang saya buat karena masalah finansial, sedikitpun saya tidak mengkhawatirkan hal tersebut. Allah Maha Kuasa dan rizqi dari Allah itu sangatlah luas. Jika tidak di tempat yang satu, maka akan ada rizqi yang lebih berkah dan luas lagi ditempat lainnya. Sebagaimana Allah menjanjikan kemampuan kepada orang yang menikah yang artinya:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(Qs. an-Nur [24]: 32)

Karena setiap langkah memiliki dasar, dan dasar langkah tersebut dikembalikan lagi untuk tujuan manggapai Ridha Allah, maka tidak ada satupun keraguan dalam memutuskan untuk melangkah sekalipun keputusan tersebut adalah keputusan yang besar.

Source:
https://muslim.or.id/23592-istri-yang-taat-suami-dijamin-surga.html?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5904855964

Selasa, 04 Oktober 2016

KISI - KISI UTS IPA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2016/2017



KISI – KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS)
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Mata Pelajaran    : IPA
Kelas/Semester     : VIII / I

Kompetensi Inti    :
3. Memahami dan menerapkan  pengetahuan (factual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahu  tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena  dan  kejadian tampak mata

KOMPETENSI DASAR
MATERI
INDIKATOR
PENCAPAIAN
SOAL
3.1. Memahami gerak lurus dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan  hukum Newton, serta penerapannya pada gerak mahluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari
Kemotaksis






Fototropisme
Mengidentifikasi sumber rangsang pada gerak tumbuhan




Menunjukkan jenis gerak pada tumbuhan
Disajikan pernyataan  fenomena gerak  tumbuhan, siswa dapat mengidentifikasi sumber rangsang pada gerak tersebut

Disajikan gambar feneomena gerak pada tumbuhan, siswa dapat menunjukkan jenis gerak pad a tumbuhan berdasarkkan datangnya arah rangsang

Gerak Hewan di darat, udara dan air
Menganalisis kesesuaian sturuktur tubuh hewan dengan kecepatan  geraknya
Disajikan data tentang struktur tubuh hewan  air, siswa dapat menganalisis kesesuaian struktur tubuh dengan kecepatan geraknya

Gerak lurus
Menentukan jenis gerak
Disajikan gambar grafik hubungan antara jarak dan waktu v – t, siswa dapat menentukan jenis geraknya

GLBB
Menentukan jenis gerak
Disajikan gambar gerak benda , siswa dapat  menentukan jenis gerak  (GLBB)

Hukum Newton  I






Hukum II Newton







Hukum III Newton
Menerapkan  hukum Newton I dalam kehidupan sehari-hari




Menentukan hubungan antara besaran satu  dengan  yang lain




Menganalisis fakta gerak pada hewan  berdasarkan hukum III Newton
Disajikan gambar percobaan kelembaman , siswa dapat memprediksi peristiwa yang berkaitan  dengan percobaan tersebut


Disajikan data hasil percobaan hukum Newton II, siswa dapat menentukan hubungan antara besaran  satu dengan lainnya

Disajikan fakta gerakan hewan di suatu lingkunganan , siswa dapat menganalisis peristiwa tersebut berdasarkan Hukum Newton 
3.4.  Mendiskripsikan struktur Rangka dan Otot manusia serta fungsinya pada berbagai kondisi
Fungsi Rangka
Menjelaskan fungsi Rangka manusia
Disajikan beberapa pernyataan ,  siswa dapat menjelaskan fungsi rangka bagi tubuh manusia

Struktur Tulang
Menjelaskan fungsi satu bagian pada struktur tulang
Disajikan gambar struktur tulang manusia, siswa dapat menjelaskan fungsi satu bagian yang ditunjuk

Jenis-jenis Tulang
Mengidentifikasi jenis Tulang
Disajikan ciri-ciri tulang, siswa dapat mengidentifikasi jenis tulang penyusun sistem gerak manusia

Macam Tulang yang berperan saat tubuh melakukan gerakan untuk suatu aktifitas


Mengklasifikasikan Tulang penyusun sistem gerak manusia
Siswa dapat mengklasifikasikan Tulang Penyusun sistem gerak manusia

Tipe Persendian pada manusia
Mengidentifikasi jenis sendi
Disajikan suatu peristiwa , siswa dapat mengidentifikasi jenis sendi yang berperan dalam gerakan tersebut

Macam Otot Rangka yang berperan saat tubuh melakukan gerakan untuk suatu aktifitas
Memprediksi kerja otot
Disajikan gambar otot, siswa dapat  memprediksi peristiwa yang terjadi ketika otot berkontraksi atau  relaksasi

Jenis-jenis otot manusia
Membedakan ciri-ciri otot Polos, Otot Rangka dan Otot Jantung
Disajikan Tabel, siswa dapat membedakan ciri-ciri otot polos, otot Rangka dan otot jantung
3.5. Mediskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia
Prinsip dan Jenis Pesawat Sederhana (tuas, bidang miring,katrol
Menentukan keuntungan mekanik sebuah pesawat sederhana
Disajikan gambar pesawat sederhana , siswa dapat menentukan keuntungan mekanik pesawat sederhana tersebut

Prinsip dan Jenis Pesawat Sederhana (tuas, bidang miring,katrol
Menentukan jenis pesawat sederhana
Disajikan gambar pesawat sederhana, siswa dapat menentukan jenis pesawat sederhana tersebut

Prinsip dan Jenis Pesawat Sederhana (tuas, bidang miring,katrol
Mengklasifikasikan pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya
Disajikan gambar beberapa pesawat sederhana, siswa dapat mengklasifikasikan pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya

Penyelidikan untuk mengetahui keuntungan mekanik pesawat sederhana
Menentukan keuntungan  mekanik  pada pesawat sederhana
Disajikan gambar pengungkit/tuas , siswa dapat memberikan ide bagaimanana cara mendapatkan keuntungan mekanis yang paling besar

Penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Menerapkan  penggunaan  pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Disajikan gambar penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menghitung besarnya gaya yang diperlukan  pada peristiwa tersebut